Alfa Computer : Jl Raya Watudandang Prambon Nganjuk (1/3an SMPN 1 Prambon)

Jumat, 15 Juni 2012

MAKALAH TANAMAN KECIPIR


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kita harus menjaga tanaman dan juga melestarikannya. Jika kita dapat melestarikan tanaman dengan baik, maka kita dapat manfaatnya. Dan dapat menggunakannya dengan berbagai penyakit.
Tanaman kecipir sebenarnya tanaman yang cukup bermanfaat bagi tubuh manusia. Tapi masih banyak orang-orang yang tak begitu mengenal jenis tanaman ini dikalangan masyarakat khususnya daerah perkotaan.
Tanaman kecipir banyak terdapat di pekarangan, dipinggir jalan, di pematang sawah dan tegalan yang masih terbatas sekali luas penanamannya. Pengetahuan tentang kecipir memang masih sedikit dimiliki oleh penanam maupun khalayak ramai. Oleh karena itu penulis mengambil judul cara menanam kecipir di desa kedungrejo. Semoga para pembaca dapat mengambil manfaatnya.

B.     Rumusan masalah
Dari judul di atas penulis mempunyai pertanyaan – pertanyaan :
a.       Apa tujuannya tanaman kecipir?
b.      Apa saja manfaat tanaman kecipir?
c.       Bagaimana cara menamam kecipir?

C.     Tujuan masalah  
a.       Supaya pembaca dapat memanfaatkan tanaman kecipir
b.      Agar dapat mengetahui cara menanamnya.
c.       Dapat mengetahui ciri – ciri tanaman kecipir



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tanaman Kecipir
1.      Asal – usul dan ciri – ciri tanaman Kecipir
Tanaman Kecipir telah lama di kenal di indonesia. Hal ini dapat di nyatakan bahwa tanaman Kecipir telah mempunyai nama yang khusus di masing masing daerah, misalnya di
1.      Jawa barat di beri nama jaat
2.      Jawa timur  dan di jawa tengah cipir / kecipir
3.      Bali mendapat nama kalongkang
4.      Palembang diberi nama Kacang Embing.
5.      Sumatra Barat namanya lebih cocok untuk bentuk bentuk buahnya ialah kacang Belimbing yang berarti buahnya bersiku dan sebagainya.
Walaupun Kecipir sudah dikenal diseluruh Indonesia namun dinyatakan, bahwa asal usul Kecipir bukan dari Indonesia. Ada yang menyatakan, bahwa asalnya kecipir masih teka-teki. Mungkin dari Madagaskar, tetapi mungkin pula dari Afrika Tropis.
Kecipir menyebar luas di Asia Tenggara kira-kira dalam abad ke 17 dann yang bertanggung jawab atas penyebaran itu adalah pedagang bangsa Arab. Dengan demikian baru dalam abad ke 17 lah kecipir dikenal di Indonesia. Untuk selanjutnya menyebar ke Papua Nugini hingga sekarang.
Di Papua Nugini kecipir ditanam di tempat-tempat hingga 2000 m lebih dari permukaan laut. Kecipir di daerah tersebut merupakan makanan rakyat namun masih merupakan tanaman ala kadarnya di pekarangan atau tegalan. Demikian pula perkembangannya di Indonesia.
Ciri-ciri tanaman Kecipir
Bagi yang baru mendengar nama kecipir, mungkiningin tahu ciri-cirinya dan mungkin juga ingin tahu apa artinya perkataan kecipir atau jaat.
Marilah kita mengadakan penelitian sepintas kilas terhadap tanaman kecipir dari dekat.
1.      Bentuknya
Nampak di muka kita tanaman yang dapat naik ke atas membentuk lingkaran ke kiri menjulai ke atas bersandar pada turus atau pohon hingga dua sampai tiga meter atau lebih tingginya. Bila tidak ada turus atau pohon-pohonan yang dapat dirambati, kecipir akan melata di atas tanah, membentuk batang dan cabang berikut daunnya yang merupakan lapisan yang tebal.
2.      Daunnya
Berbentuk trifoliat seperti kacang panjang.
3.      Bunganya
Putih, biru atau merah ungu warnanya dan membentuk jurai yang panjang dengan 2-10 tangkai bunga. Untuk membentuk buah, kecipir tidak memerlukan persarian bersilang. Penyerbukan sendiri sudah dapat menjamin pembuahan yang baik.
4.      Buahnya
Kecipir bentuknya persegi empat; dan tiap sisi bersayap sedikit yang agak bergelombang. Buah kecipir panjangnya dari 6 cm hingga 40 cm dan bijinya antara 20 butir tiap – tiap buah. Warna bijinya ada yang putih , kuning, hitam dan ada yang sawo matang atau coklat muda. Berat bijinya rata – rata 30-40 gr tiap 100 butir
5.      Akarnya
Kecipir tampak membentuk akar mendatar yang cukup tebal, beberapa akar utamanya membentuk umbi yang diameternya rata – rata 2-4 cm dan panjangnya 8-12 cm. Kecipir dapat dengan baik sekali bekerjasama dengan bakteri rhizobium untuk menampung zat lemas dari udara.
Di tempat – tempat yang airnya menggenang, kecipir tumbuhnya merana, suatu sifat yang khas yang perlu di perhatikan oleh penanam baru.

2.      Cara Menanam Kecipir
Hinga kini kecipir ditanam sebagian besar di pekarangan dan tegalan luasnya tidak berarti, namun hasilnya dianggap lumayan untuk menambah kebutuhan penanam.
Kebanyakan tanaman kecipir dirambatkan pada pohon-pohonan pagar atau ada pula yang diberi turus.
Di tegalan yang tidak ada pohon-pohonan, penggunaan turus merupakan suatu keharusan. Demikian pula bila kecipir di tanam di sawah di atas pematang.
Sebagian besar kecipir ditanam untuk mendapat menghasilkan buah muda dan sisanya untuk dijadikan biji. Penanaman khusus untuk menghasilkan umbi belum banyak dikenal lain halnya dengan di Birma dan Papua Nugini. Disana kecipir sudah mempunyai tri fungsi sebagai produsen : buah muda, biji, dan umbi.
Disamping ketiga fungsi tersebut, kecipir dapat menghasilkan daun muda untuk sayuran. Hingga kini tanaman kecipir ditanam sebagai selingan belaka. Namun bila ditanam secara luas disawah, maupun di tegalan akan mempunyai dwi fungsi yang sangat tinggi nilainya, ialah :
1.      Sebagai rabuk hijau, dengan kata lain sebagai penyubur tanah secara alamiah.
2.      Sebagai penghasil umbi dan biji yang nilai protein nabati sangat tinggi.
Kedua sifat tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik sekali oleh para petani yang tanahnya tidak luas maupun petani besar dalam peningkatan hasil produksi pangan.
3.      Waktu Menanam Kecipir
Di tegalan dan Pekarangan saat yang paling baik adalah bila hujan sudah mulai turun. Di tegalan yang ditanami pada huma kecipir merupakan tanaman sela saat setelah menyiang adalah yang paling baik, karena hujan turunnya sudah mulai teratur.
Di sawah sebagai tanaman di pematang, saatnya adalah setelah pematang dibersihkan. Di sawah dalam rangka bergantian tanaman (rotasi tanaman) saat yang baik adalah sesuai dengan keadaan setempat, pada waktu kacang tanah, kedelai dan lain-lain palawija mulai di tanam.

B.     Pembibitan Kecipir
Dari sebidang tanaman kecipir, dapat di hasilkan biji yang warnanya banyak berlainan. Ada yang putih, coklat muda, ungu, kuning dan sebagainya. Dari kenyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa tanaman kecipir kebanyakan hasil persilangan. Dari tanaman sebidang tanah bisa dihasilkan buah yang ukurannya sangat berlainan. Ada yang rata-rata 5-7 cm hingga 20 cm bahkan lebih. Ada pula buahnya panjang, ukuran lebar buah kurang dari yang biasa, warna buahnya hijau, kekuning-kuningan dan biasanya diberi nama kecipir belut.
Untuk pembibitan biasanya di usahakan memungut buah yang agak panjang ukurannya dan dipungut bila sudah kering dipohon untuk menyimpan bibit, lazimnya disimpan dalam kulitnya. Bibit yang disimpan demikian dapat bertahan lama hingga musim hujan mendatang.
1.      Hama dan Penyakit Kecipir
Hingga saat ini hama dan penyakit kecipir dipekarangan maupun tegalan dan sawah sebagai tanaman sela, masih terbatas pada hama ulat yang merusak daun dan bunga/buah.
Hama tersebit masih belum berarti, namun kemungkinan adanya hama pada tanaman yang luas yang berarti bisa saja terjadi.
Penyakit tersebut hingga kini ada pada buah kecipir muda yang berupa jamur. Buah muda yang diserang jamur akan terlihat merengkel, mudah di patahkan dan bagian yang membengkak banyak mengandung air. Nama penyakit ini di namakan Woronunella Psophocarpi Rac.
Penyakit ini merupakan jenis jamur yang menyerang pucuk, batang, daun muda, tunas muda dan buah muda. Batang yang sudah agak tua dan daun tua dapat diserang.
Jamur Woronunella terlihat diatas bagian tanaman yang diserang sebagai titik-titik oranye yang akan menghasilkan spora yang warnanya oranye. Penyakit ini disebar luaskan pleh angin. Cara membasminya, hingga kini belum pernah dilaksanakan.
2.      Kecipir dan Obat-obatan
Biji kecipir dengan nama populernya ialah botor, sering dijual oleh tukang jualan jamu-jamuan, maupun bahan-bahan untuk jamur godokan.
Daun kecipir dapat dipergunakan untuk mengobati sakit mata dan telinga. Untuk keperlian tersebut daun kecipir direbus. Air rebusannya dipakai sebagai obat tetes.
Daun kecipir dihaluskan bersama adas pulo sari dapat dipakai sebagai obat tapal bisul.
Demikianlah sedikit uraian sebagai pelengkap tentang obat kampung yang dapat diramu dari tanaman kecipir, hingga saat ini (mungkin) secara ilmiah kemanjurannya belum dipastikan.
3.      Fakta-fakta dan Kemampuan Daya Guna Tanaman Kecipir
1.      Kecipir dapat ditanam dimana saja selain di tempat yang becek.
2.      Kecipir dapat bekerja sama(bersimbiose) dengan bakteri Rhizobium dengan sangat baik, sehingga dapat meningkatkan kadar zat lemas(nitrogen) dalam tanah.
3.      Kecipir dapat meningkatkan kesuburan tanah sawah maupun tegalan dalam rangka rotasi tanaman.
4.      Kecipir dapat menghasilkan daun, buah muda, biji dan umbi yang tinggi kadar proteinnya.
5.      Kadar minyak biji kecipir cukup sejajar dengan biji kedelai.
6.      Biji dan umbi kecipir karena banyak mengandung protein dapat dimanfaatkan untuk membasmi penyakit Kwashiorkor pada anak-anak maupun orang dewasa.
7.      Kecipir dapat dihasilkan secara luas dan akan menghasilkan biji dan umbi untuk meningkatkan konsumsi protein nabati di suatu daerah, terutama daerah yang sering di landa kekeringan dan daerah-daerah yang rakyatnya banyak memakan ketela pohon.

C.     Mengenal Nilai Kecipir yang Lebih Dalam
Tiap-tiap tanaman yang ditanam dan di usahakan oleh seseorang, pasti ada manfaatnya bagi penanamnya. Misalnya bunga, ditanam karena indahnya dan memberi kepuasan bagi penanamnya. Padi ditanam untuk dapat menghasilkan beras, yang sangat dibutuhkan untuk hidup kita sehari-hari. Kumis kucing ditanam karena dapat menyembuhkan penyakit pinggang dan sebagainya.
Jelaslah kiranya, bahwa tanaman diusahakan untuk dapat menghasilakan sesuatu, di antaranya ialah :
-          Memuaskan selera terhadap keindahan alam,
-          Untuk menghasilkan pangan,
-          Untuk menghasilkan obat-obatan dan sebagainya.
Demikian pula kecipir i tanam untuk dapat menghasilkan pangan. Namun mengapa justru kecipir dianjurkan untuk ditanam guna menghasilkan pangan? Apakah padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan sebagainya tidak cukup penting untuk menghasilkan bahan pangan yang sehat?
Pertanyaan tersebut hanya dapat dijawab bila kita dapat membandingkan nilai-nilai tertentu dari kecipir dengan jenis-jenis bahan pangan tersebut.
Suatu bahan pangan dinilai tinggi atau rendah sesuai dengan nilai kadar protein, lemak maupun zat karbohydratnya.
Untuk dapat menilai kecipir sebagai sumber bahan pangan yang tinggi, marilah kita mengungkap data ilmiah yang di peroleh dari para cendekiawan luar negeri dalam penelitiannya terhadap tanaman kecipir.
Apa kata mereka terhadap tiap-tiap bagian tanaman kecipir? Mula-mula dengan daunnya.
Daun kecipir yang masih basah mengandung 5-15% zat protein dan bila dikeringkan 25,6%. Maka bila daun kecipir di buat sayuran, sudah jelas bahwa daun kecipir dapat meningkatkan banyaknya zat protein yang dimakan. Sebagai makanan ternak sudah jelas daun kecipir yang dikeringkan merupakan makanan ternak sapi perah maupun ayam petelur yang tinggi gizinya. Daun kecipir dapat disamakan dengan daun kacang panjang yang tinggi pula nilai proteinnya.
Biji kecipir banyak dimakan dalam bentuk sangray(di goreng kering) atau direbus. Anak-anak sangat menyukainya dan orang tua yang masih kuat giginya tidak mau ketinggalan. Namun biji kecipir dimakan tidak sebagai bahan makanan pokok, hanya sebagai makanan samben atau makanan selingan belaka. Bagi mereka pernah makan biji kecipir, pernyataan yang mereka berikan adalah memuaskan, dapat menyehatkan badan.
Bila diteliti angka-angka susunan kimiawinya maka ternyata bahwa kadar protein biji kecipir sangat tinggi, rata-rata 33,6%. Kadar lemaknya rata-rata 17,5% dan zat karbohidratnya rata-rata 30%.
Kadar protein, lemak dan karbohidratnya yang tinggi itu, mendorong ahli-ahli gizi menilai biji kecipir sebagai sumber protein nabati yang tidak boleh disia-siakan.
Dibanding dengan lain-lain bahan makanan maka kadar protein, lemak dan karbohidratnya tetap unggul. Juga kadar mineral dalam bentuk zat kapur, pospor dan zat besinya dibanding dengan lain-lain bahan makanan, biji kecipir menduduki tingkat atas.
Akhirnya mari kita menilai tinggi rendahnya nilai gizi umbi kecipir. Umbi kecipir di Indonesia tidak banyak dikenal. Kebanyakan menyatakan bahwa kecipir tidak berumbi.
Umbi kecipir walaupun di rebus agak lebih lama masaknya dari pada umbi-umbian lain. Namun kadar zat protein, lemak dan karbohidratnya melampaui umbi lainnya yang lazim di makan rakyat. Yang penting adalah zat proteinnya yang tinggi ialah 13,6 %, sedangkan umbi lainnya rata-rata hanya 1-2 % saja.
Jelaslah kiranya bahwa umbi kecipir dapat menggantikan kedudukan ketela rambat, ketela pohon maupun kentang. Di daerah kebumen dan sekitarnya atau Jawa Tengah sudah lama dikenal orang umbi kecipir yang diberi nama Busil. Busil ini dipungut bila batang kecipir sudah mulai rontok Ialah dala musim kemarau. Bila direbus rasanya agak kenyal tidak pulen seperti umbi ketela rambat namun agak manis. Bila dimakan terlalu banyak akibatnya akan memusingkan.
Tua muda menyukainya mungkin di luar pulau Jawa telah dikenal orang Busil dengan nama lain. Namun sepanjang pengetahuan penulis di Jawa Barat praktis belum diketahui umbi kecipir dapat dimakan.
1.       Memungut Hasil Kecipir
Buah Muda
Kecipir berbunga tidak sekaligus namun terus menerus. Dengan demikian hasil buah muda dapat berlangsung dalam jangka waktu yang agak panjang. Di pandang dari sudut pengadaan buah sebagai sayuran kelangsungan yang agak lama ini sangat menguntungkan untuk keperluan rumah tangga, penanam maupun konsumen biasa.
Pada umur 2 sampai 2,5 bulan buah muda pertama sudah mulai dapat dipungut. Buah yang umurnya 3 bulan lebih sudah tidak enak lagi dimakan karena sudah agak mengayu kulitnya.
Tanaman kecipir yang sudah berumur lebih dari 5 bulan kebanyakan sudah mulai mengurangi panjangnya dan sering diserang penyakit jamur.

Biji kering
Pada umur 3-4 bulan buah kecipir sudah mulai mengering dan bijinya dapat mulai dikumpulkan. Pemungutan biji kecipir dilaksanakan berturut-turut.
Umbi kecipir
Saat memungut umbi kecipir yang pasti dalam arti kata umbinya mempunyai kualitas yang tinggi (tinggi kadar proteinnya tidak berserat dan tinggi kadar gulanya) hanya kini belum ada yang dapat memastikan.
Di daerah Kebumen dan sekitarnya, umbi kecipir yang sudah berumur 1 tahun atau lebih dinyatakan masih enak dimakan.
Di Birma umbi kecipir sudah merupakan makanan nasional. Umbi yang masih enak dimakan dihasilkan pada umur 4-8 bulan. Ukuran umbinya mencapai diameter 2-4 cm dan panjang 8-12 cm.
2.      Hasil buah muda
Berapa tingginya  hasil buah muda kecipir baik di Indonesia maupun di luar negeri belum ada datanya. Akan tetapi dapat diadakan penaksiran secara kasar dan agak mendekati kebenaran ialah sebagai berikut :
-          Jarak tanam 3 x 100 cm
-          Banyaknya tanaman 1 ha rata-rata 30.000 batang
-          Bila dari tiap-tiap batang dihasilkan 10 buah muda dengan rata-rata timbangan 5 gr maka hasil per ha adalah 30.000 x 10 x 5 gr = 15.000 kg
Tia-tiap batang kecipir dapat menghasilkan lebih dari 10 buah. Sisa setelah dipungut untuk sayur, buah kecipir dimanfaatkan untuk menghasilkan biji.
3.       Hasil biji kecipir
Data tentang hasil biji kecipir di Indonesia belum pernah ada. Di kebun-kebun percobaan di Papua Nugini dinyatakan hasil kecipir dapat mencapai 1,9 ton per biji kering. Di Nigeria di kebun percobaan Internasional Institute Of Tropical Agriculture Ibadan, kecipir dapat menghasilkan 2,4 ton biji kering per ha.
Bagaimana perkiraan hasil biji kecipir untuk Indonesia? Marilah kita berhayal sebentar.
-          Tiap ha ada 30.000 batang
-          Tiap-tiap batang dapat menghasilkan 15-20 buah yang tua
-          Rata-rata tiap buah menghasilkan 13 butir biji dengan tibangan tiap 100 butir biji 35 gr
Dengan angka-angka tersebut pembaca dapat mengadakan kalkulasi yang hasil angka terakhir adalah berkisar antara 720 – 1946 kg. Rata-rata 1325 kg. Hasil angka hayalan ini masih lumayan dibandingkan dengan rata-rata hasil kedelai dan kacang tanah di Indonesia. Masing-masing berkisar antara 900 dan 1000 kg.
4.      Hasil umbi kecipir
Marilah kita menyoroti hasil umbi kecipir. Di ibadan menurut percobaab, kecipir dapat menghasilkan 600-1300 kg umbi basah. Dari Birma(disana umbi kecipir merupakan hasil utama) dilaporkan dapat menghasilkan 4000 kg umbi basah.
Di Indonesia. Ubi kayu merupakan tanaman yang sedang dapat menghasilkan 5-7 ton umbi basah dan di tanah yang subur 15-18 ton. Umbi jalar hasilnya berkisar antara 6,5-13 ton.
Hasil kedua umbi terakhir benar-benar di atas hasil unbi kecipir. Akan tetapi apakah yang penting dalam membandingkan hasil ketiga macam umbi-umbian tersebut? Yang  penting adalah hasil zat proteinnya.
Bila diambil angka dari Birma yang dapat menghasilkan 4000 kg/ha umbi basah, maka hasil proteinnya adalah : 1,36 x 40 kg= 544 kg.
Tanaman kentang yang baik rata-rata dapat menghasilkan 20.000 kg hingga 30.000 kg umbi/ha/ rata-rata 25.000 kg. Kadar protein kentang hanya 2% dengan kata lain hasil protein dari tanaman kentang yang sangat di manjakan hanya : 2 x 250 kg = 500 kg saja.
Dengan data tersebut di atas walaupun tidak cukup mempunyai landasan ilmiah yang lengkap. Namun penulis ingin memberikan gambaran kepada khalayak ramai, bahwa : “Tanaman Kecipir Mempunyai Hari Depan Yang Paling Bagus Prospeknya”.
Marilah kita berramai-ramai membuktikan kebenaran ini dengan mengadakan gerakan menanam kecipir. Gerakan ini tidak cukup disimpulkan dengan senyum simpul belaka, namun harus dilaksanakan dengan tujuan yang suci, ialah meningkatkan hasil protein nabati demi kesehatan rakyat Indonesia melalui tanaman kecipir.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah penulis membahas secara berurutan mulai dari BAB pertama sampai Bab Ketiga dalam paper ini yang berjudul “Cara Menanam Kecipir di Desa Kedungrejo” agar warga Desa Kedungrejo tidak terkecoh cara-cara untuk menanam Kecipir ini.
B.     Saran
Kepada para pembaca sebaiknya menggunakan buku panduan juga sebab agar dapat mengetahui lebih lanjut mengenai masalah cara penanaman kecipir ini. Tetapi yang terpenting adalah dari orang yang melakukannya. Selamat melakukan.


DAFTAR PUSTAKA

*        Rismunandar, 1986. Kecipir. Bandung. Sinar Baru
*        Dra. Emilia Setyoningtyas. 2005. Kamus Trendi, Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo


DAFTAR BUKTI KONSULTASI

Nama               : Binti Khasanah
Kelas               : IX – B
NIS                 :  1264
Judul               : Cara Menanam Kecipir DI Desa Kedungrejo
No.
Tanggal
Hal yang dikonsultasikan
Tanda Tangan
1.
24 – 08 – 2010
Acc Cover

2
12 – 10 – 2010
Halaman Pengesahan

3
11 – 12 – 2010
Kata Pengantar

4

17 – 12 – 2010

Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan

5
25 – 12 – 2010
Bab III Penutup


155
 
Demikian Bukti Konsultasi Penulis atas Perhatian dan Bimbingannya kami sampaikan banyak terima kasih.

Prambon,         Maret 2011
Pembimbing



Mualifah, S.Pd

0 komentar:

Silahkan Beri Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com