BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Kita harus menjaga tanaman dan juga melestarikannya.
Jika kita dapat melestarikan tanaman dengan baik, maka kita dapat manfaatnya.
Dan dapat menggunakannya dengan berbagai penyakit.
Tanaman kecipir sebenarnya tanaman yang cukup
bermanfaat bagi tubuh manusia. Tapi masih banyak orang-orang yang tak begitu
mengenal jenis tanaman ini dikalangan masyarakat khususnya daerah perkotaan.
Tanaman kecipir banyak terdapat di pekarangan,
dipinggir jalan, di pematang sawah dan tegalan yang masih terbatas sekali luas
penanamannya. Pengetahuan tentang kecipir memang masih sedikit dimiliki oleh
penanam maupun khalayak ramai. Oleh karena itu penulis mengambil judul cara
menanam kecipir di desa kedungrejo. Semoga para pembaca dapat mengambil
manfaatnya.
B. Rumusan
masalah
Dari
judul di atas penulis mempunyai pertanyaan – pertanyaan :
a. Apa
tujuannya tanaman kecipir?
b. Apa
saja manfaat tanaman kecipir?
c. Bagaimana
cara menamam kecipir?
C. Tujuan
masalah
a. Supaya
pembaca dapat memanfaatkan tanaman kecipir
b. Agar
dapat mengetahui cara menanamnya.
c. Dapat
mengetahui ciri – ciri tanaman kecipir
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tanaman
Kecipir
1. Asal
– usul dan ciri – ciri tanaman Kecipir
Tanaman
Kecipir telah lama di kenal di indonesia. Hal ini dapat di nyatakan bahwa
tanaman Kecipir telah mempunyai nama yang khusus di masing masing daerah,
misalnya di
1. Jawa
barat di beri nama jaat
2. Jawa
timur dan di jawa tengah cipir / kecipir
3. Bali
mendapat nama kalongkang
4. Palembang
diberi nama Kacang Embing.
5. Sumatra
Barat namanya lebih cocok untuk bentuk bentuk buahnya ialah kacang Belimbing
yang berarti buahnya bersiku dan sebagainya.
Walaupun Kecipir sudah dikenal diseluruh
Indonesia namun dinyatakan, bahwa asal usul Kecipir bukan dari Indonesia. Ada
yang menyatakan, bahwa asalnya kecipir masih teka-teki. Mungkin dari
Madagaskar, tetapi mungkin pula dari Afrika Tropis.
Kecipir menyebar luas di Asia Tenggara
kira-kira dalam abad ke 17 dann yang bertanggung jawab atas penyebaran itu
adalah pedagang bangsa Arab. Dengan demikian baru dalam abad ke 17 lah kecipir
dikenal di Indonesia. Untuk selanjutnya menyebar ke Papua Nugini hingga
sekarang.
Di Papua Nugini kecipir ditanam di
tempat-tempat hingga 2000 m lebih dari permukaan laut. Kecipir di daerah
tersebut merupakan makanan rakyat namun masih merupakan tanaman ala kadarnya di
pekarangan atau tegalan. Demikian pula perkembangannya di Indonesia.
Ciri-ciri tanaman
Kecipir
Bagi
yang baru mendengar nama kecipir, mungkiningin tahu ciri-cirinya dan mungkin
juga ingin tahu apa artinya perkataan kecipir atau jaat.
Marilah
kita mengadakan penelitian sepintas kilas terhadap tanaman kecipir dari dekat.
1. Bentuknya
Nampak di muka kita
tanaman yang dapat naik ke atas membentuk lingkaran ke kiri menjulai ke atas
bersandar pada turus atau pohon hingga dua sampai tiga meter atau lebih
tingginya. Bila tidak ada turus atau pohon-pohonan yang dapat dirambati,
kecipir akan melata di atas tanah, membentuk batang dan cabang berikut daunnya
yang merupakan lapisan yang tebal.
2. Daunnya
Berbentuk trifoliat
seperti kacang panjang.
3. Bunganya
Putih, biru atau merah
ungu warnanya dan membentuk jurai yang panjang dengan 2-10 tangkai bunga. Untuk
membentuk buah, kecipir tidak memerlukan persarian bersilang. Penyerbukan
sendiri sudah dapat menjamin pembuahan yang baik.
4. Buahnya
Kecipir bentuknya
persegi empat; dan tiap sisi bersayap sedikit yang agak bergelombang. Buah
kecipir panjangnya dari 6 cm hingga 40 cm dan bijinya antara 20 butir tiap –
tiap buah. Warna bijinya ada yang putih , kuning, hitam dan ada yang sawo
matang atau coklat muda. Berat bijinya rata – rata 30-40 gr tiap 100 butir
5. Akarnya
Kecipir tampak
membentuk akar mendatar yang cukup tebal, beberapa akar utamanya membentuk umbi
yang diameternya rata – rata 2-4 cm dan panjangnya 8-12 cm. Kecipir dapat
dengan baik sekali bekerjasama dengan bakteri rhizobium untuk menampung zat
lemas dari udara.
Di tempat – tempat yang
airnya menggenang, kecipir tumbuhnya merana, suatu sifat yang khas yang perlu
di perhatikan oleh penanam baru.
2. Cara
Menanam Kecipir
Hinga kini kecipir
ditanam sebagian besar di pekarangan dan tegalan luasnya tidak berarti, namun
hasilnya dianggap lumayan untuk menambah kebutuhan penanam.
Kebanyakan tanaman
kecipir dirambatkan pada pohon-pohonan pagar atau ada pula yang diberi turus.
Di tegalan yang tidak
ada pohon-pohonan, penggunaan turus merupakan suatu keharusan. Demikian pula
bila kecipir di tanam di sawah di atas pematang.
Sebagian besar kecipir
ditanam untuk mendapat menghasilkan buah muda dan sisanya untuk dijadikan biji.
Penanaman khusus untuk menghasilkan umbi belum banyak dikenal lain halnya
dengan di Birma dan Papua Nugini. Disana kecipir sudah mempunyai tri fungsi sebagai
produsen : buah muda, biji, dan umbi.
Disamping ketiga fungsi
tersebut, kecipir dapat menghasilkan daun muda untuk sayuran. Hingga kini
tanaman kecipir ditanam sebagai selingan belaka. Namun bila ditanam secara luas
disawah, maupun di tegalan akan mempunyai dwi fungsi yang sangat tinggi
nilainya, ialah :
1. Sebagai
rabuk hijau, dengan kata lain sebagai penyubur tanah secara alamiah.
2. Sebagai
penghasil umbi dan biji yang nilai protein nabati sangat tinggi.
Kedua
sifat tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik sekali oleh para petani yang
tanahnya tidak luas maupun petani besar dalam peningkatan hasil produksi
pangan.
3. Waktu
Menanam Kecipir
Di tegalan dan
Pekarangan saat yang paling baik adalah bila hujan sudah mulai turun. Di
tegalan yang ditanami pada huma kecipir merupakan tanaman sela saat setelah
menyiang adalah yang paling baik, karena hujan turunnya sudah mulai teratur.
Di sawah sebagai
tanaman di pematang, saatnya adalah setelah pematang dibersihkan. Di sawah
dalam rangka bergantian tanaman (rotasi tanaman) saat yang baik adalah sesuai
dengan keadaan setempat, pada waktu kacang tanah, kedelai dan lain-lain
palawija mulai di tanam.
B. Pembibitan
Kecipir
Dari
sebidang tanaman kecipir, dapat di hasilkan biji yang warnanya banyak
berlainan. Ada yang putih, coklat muda, ungu, kuning dan sebagainya. Dari
kenyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa tanaman kecipir kebanyakan
hasil persilangan. Dari tanaman sebidang tanah bisa dihasilkan buah yang
ukurannya sangat berlainan. Ada yang rata-rata 5-7 cm hingga 20 cm bahkan lebih.
Ada pula buahnya panjang, ukuran lebar buah kurang dari yang biasa, warna
buahnya hijau, kekuning-kuningan dan biasanya diberi nama kecipir belut.
Untuk
pembibitan biasanya di usahakan memungut buah yang agak panjang ukurannya dan
dipungut bila sudah kering dipohon untuk menyimpan bibit, lazimnya disimpan
dalam kulitnya. Bibit yang disimpan demikian dapat bertahan lama hingga musim
hujan mendatang.
1. Hama
dan Penyakit Kecipir
Hingga saat ini hama
dan penyakit kecipir dipekarangan maupun tegalan dan sawah sebagai tanaman
sela, masih terbatas pada hama ulat yang merusak daun dan bunga/buah.
Hama tersebit masih
belum berarti, namun kemungkinan adanya hama pada tanaman yang luas yang
berarti bisa saja terjadi.
Penyakit tersebut
hingga kini ada pada buah kecipir muda yang berupa jamur. Buah muda yang
diserang jamur akan terlihat merengkel, mudah di patahkan dan bagian yang
membengkak banyak mengandung air. Nama penyakit ini di namakan Woronunella
Psophocarpi Rac.
Penyakit ini merupakan
jenis jamur yang menyerang pucuk, batang, daun muda, tunas muda dan buah muda.
Batang yang sudah agak tua dan daun tua dapat diserang.
Jamur Woronunella
terlihat diatas bagian tanaman yang diserang sebagai titik-titik oranye yang
akan menghasilkan spora yang warnanya oranye. Penyakit ini disebar luaskan pleh
angin. Cara membasminya, hingga kini belum pernah dilaksanakan.
2. Kecipir
dan Obat-obatan
Biji kecipir dengan
nama populernya ialah botor, sering dijual oleh tukang jualan jamu-jamuan,
maupun bahan-bahan untuk jamur godokan.
Daun kecipir dapat
dipergunakan untuk mengobati sakit mata dan telinga. Untuk keperlian tersebut
daun kecipir direbus. Air rebusannya dipakai sebagai obat tetes.
Daun kecipir dihaluskan
bersama adas pulo sari dapat dipakai sebagai obat tapal bisul.
Demikianlah sedikit
uraian sebagai pelengkap tentang obat kampung yang dapat diramu dari tanaman
kecipir, hingga saat ini (mungkin) secara ilmiah kemanjurannya belum
dipastikan.
3. Fakta-fakta
dan Kemampuan Daya Guna Tanaman Kecipir
1. Kecipir
dapat ditanam dimana saja selain di tempat yang becek.
2. Kecipir
dapat bekerja sama(bersimbiose) dengan bakteri Rhizobium dengan sangat baik,
sehingga dapat meningkatkan kadar zat lemas(nitrogen) dalam tanah.
3. Kecipir
dapat meningkatkan kesuburan tanah sawah maupun tegalan dalam rangka rotasi
tanaman.
4. Kecipir
dapat menghasilkan daun, buah muda, biji dan umbi yang tinggi kadar proteinnya.
5. Kadar
minyak biji kecipir cukup sejajar dengan biji kedelai.
6. Biji
dan umbi kecipir karena banyak mengandung protein dapat dimanfaatkan untuk
membasmi penyakit Kwashiorkor pada anak-anak maupun orang dewasa.
7. Kecipir
dapat dihasilkan secara luas dan akan menghasilkan biji dan umbi untuk
meningkatkan konsumsi protein nabati di suatu daerah, terutama daerah yang
sering di landa kekeringan dan daerah-daerah yang rakyatnya banyak memakan
ketela pohon.
C. Mengenal
Nilai Kecipir yang Lebih Dalam
Tiap-tiap
tanaman yang ditanam dan di usahakan oleh seseorang, pasti ada manfaatnya bagi
penanamnya. Misalnya bunga, ditanam karena indahnya dan memberi kepuasan bagi
penanamnya. Padi ditanam untuk dapat menghasilkan beras, yang sangat dibutuhkan
untuk hidup kita sehari-hari. Kumis kucing ditanam karena dapat menyembuhkan
penyakit pinggang dan sebagainya.
Jelaslah
kiranya, bahwa tanaman diusahakan untuk dapat menghasilakan sesuatu, di
antaranya ialah :
-
Memuaskan selera terhadap keindahan
alam,
-
Untuk menghasilkan pangan,
-
Untuk menghasilkan obat-obatan dan
sebagainya.
Demikian
pula kecipir i tanam untuk dapat menghasilkan pangan. Namun mengapa justru
kecipir dianjurkan untuk ditanam guna menghasilkan pangan? Apakah padi, jagung,
kedelai, kacang tanah dan sebagainya tidak cukup penting untuk menghasilkan
bahan pangan yang sehat?
Pertanyaan
tersebut hanya dapat dijawab bila kita dapat membandingkan nilai-nilai tertentu
dari kecipir dengan jenis-jenis bahan pangan tersebut.
Suatu
bahan pangan dinilai tinggi atau rendah sesuai dengan nilai kadar protein,
lemak maupun zat karbohydratnya.
Untuk
dapat menilai kecipir sebagai sumber bahan pangan yang tinggi, marilah kita
mengungkap data ilmiah yang di peroleh dari para cendekiawan luar negeri dalam
penelitiannya terhadap tanaman kecipir.
Apa
kata mereka terhadap tiap-tiap bagian tanaman kecipir? Mula-mula dengan
daunnya.
Daun
kecipir yang masih basah mengandung 5-15% zat protein dan bila dikeringkan
25,6%. Maka bila daun kecipir di buat sayuran, sudah jelas bahwa daun kecipir
dapat meningkatkan banyaknya zat protein yang dimakan. Sebagai makanan ternak
sudah jelas daun kecipir yang dikeringkan merupakan makanan ternak sapi perah
maupun ayam petelur yang tinggi gizinya. Daun kecipir dapat disamakan dengan
daun kacang panjang yang tinggi pula nilai proteinnya.
Biji
kecipir banyak dimakan dalam bentuk sangray(di goreng kering) atau direbus.
Anak-anak sangat menyukainya dan orang tua yang masih kuat giginya tidak mau
ketinggalan. Namun biji kecipir dimakan tidak sebagai bahan makanan pokok,
hanya sebagai makanan samben atau makanan selingan belaka. Bagi mereka pernah
makan biji kecipir, pernyataan yang mereka berikan adalah memuaskan, dapat
menyehatkan badan.
Bila
diteliti angka-angka susunan kimiawinya maka ternyata bahwa kadar protein biji
kecipir sangat tinggi, rata-rata 33,6%. Kadar lemaknya rata-rata 17,5% dan zat
karbohidratnya rata-rata 30%.
Kadar
protein, lemak dan karbohidratnya yang tinggi itu, mendorong ahli-ahli gizi
menilai biji kecipir sebagai sumber protein nabati yang tidak boleh
disia-siakan.
Dibanding
dengan lain-lain bahan makanan maka kadar protein, lemak dan karbohidratnya
tetap unggul. Juga kadar mineral dalam bentuk zat kapur, pospor dan zat besinya
dibanding dengan lain-lain bahan makanan, biji kecipir menduduki tingkat atas.
Akhirnya
mari kita menilai tinggi rendahnya nilai gizi umbi kecipir. Umbi kecipir di
Indonesia tidak banyak dikenal. Kebanyakan menyatakan bahwa kecipir tidak
berumbi.
Umbi
kecipir walaupun di rebus agak lebih lama masaknya dari pada umbi-umbian lain.
Namun kadar zat protein, lemak dan karbohidratnya melampaui umbi lainnya yang
lazim di makan rakyat. Yang penting adalah zat proteinnya yang tinggi ialah
13,6 %, sedangkan umbi lainnya rata-rata hanya 1-2 % saja.
Jelaslah
kiranya bahwa umbi kecipir dapat menggantikan kedudukan ketela rambat, ketela
pohon maupun kentang. Di daerah kebumen dan sekitarnya atau Jawa Tengah sudah
lama dikenal orang umbi kecipir yang diberi nama Busil. Busil ini dipungut bila
batang kecipir sudah mulai rontok Ialah dala musim kemarau. Bila direbus
rasanya agak kenyal tidak pulen seperti umbi ketela rambat namun agak manis.
Bila dimakan terlalu banyak akibatnya akan memusingkan.
Tua
muda menyukainya mungkin di luar pulau Jawa telah dikenal orang Busil dengan
nama lain. Namun sepanjang pengetahuan penulis di Jawa Barat praktis belum
diketahui umbi kecipir dapat dimakan.
1.
Memungut Hasil Kecipir
Buah
Muda
Kecipir berbunga tidak
sekaligus namun terus menerus. Dengan demikian hasil buah muda dapat
berlangsung dalam jangka waktu yang agak panjang. Di pandang dari sudut pengadaan
buah sebagai sayuran kelangsungan yang agak lama ini sangat menguntungkan untuk
keperluan rumah tangga, penanam maupun konsumen biasa.
Pada umur 2 sampai 2,5
bulan buah muda pertama sudah mulai dapat dipungut. Buah yang umurnya 3 bulan
lebih sudah tidak enak lagi dimakan karena sudah agak mengayu kulitnya.
Tanaman kecipir yang
sudah berumur lebih dari 5 bulan kebanyakan sudah mulai mengurangi panjangnya
dan sering diserang penyakit jamur.
Biji
kering
Pada umur 3-4 bulan
buah kecipir sudah mulai mengering dan bijinya dapat mulai dikumpulkan.
Pemungutan biji kecipir dilaksanakan berturut-turut.
Umbi
kecipir
Saat memungut umbi
kecipir yang pasti dalam arti kata umbinya mempunyai kualitas yang tinggi
(tinggi kadar proteinnya tidak berserat dan tinggi kadar gulanya) hanya kini
belum ada yang dapat memastikan.
Di daerah Kebumen dan
sekitarnya, umbi kecipir yang sudah berumur 1 tahun atau lebih dinyatakan masih
enak dimakan.
Di Birma umbi kecipir
sudah merupakan makanan nasional. Umbi yang masih enak dimakan dihasilkan pada
umur 4-8 bulan. Ukuran umbinya mencapai diameter 2-4 cm dan panjang 8-12 cm.
2. Hasil
buah muda
Berapa tingginya hasil buah muda kecipir baik di Indonesia
maupun di luar negeri belum ada datanya. Akan tetapi dapat diadakan penaksiran secara
kasar dan agak mendekati kebenaran ialah sebagai berikut :
-
Jarak tanam 3 x 100 cm
-
Banyaknya tanaman 1 ha rata-rata 30.000
batang
-
Bila dari tiap-tiap batang dihasilkan 10
buah muda dengan rata-rata timbangan 5 gr maka hasil per ha adalah 30.000 x 10 x
5 gr = 15.000 kg
Tia-tiap
batang kecipir dapat menghasilkan lebih dari 10 buah. Sisa setelah dipungut
untuk sayur, buah kecipir dimanfaatkan untuk menghasilkan biji.
3. Hasil biji kecipir
Data tentang hasil biji
kecipir di Indonesia belum pernah ada. Di kebun-kebun percobaan di Papua Nugini
dinyatakan hasil kecipir dapat mencapai 1,9 ton per biji kering. Di Nigeria di
kebun percobaan Internasional Institute Of Tropical Agriculture Ibadan, kecipir
dapat menghasilkan 2,4 ton biji kering per ha.
Bagaimana perkiraan
hasil biji kecipir untuk Indonesia? Marilah kita berhayal sebentar.
-
Tiap ha ada 30.000 batang
-
Tiap-tiap batang dapat menghasilkan
15-20 buah yang tua
-
Rata-rata tiap buah menghasilkan 13
butir biji dengan tibangan tiap 100 butir biji 35 gr
Dengan
angka-angka tersebut pembaca dapat mengadakan kalkulasi yang hasil angka
terakhir adalah berkisar antara 720 – 1946 kg. Rata-rata 1325 kg. Hasil angka
hayalan ini masih lumayan dibandingkan dengan rata-rata hasil kedelai dan
kacang tanah di Indonesia. Masing-masing berkisar antara 900 dan 1000 kg.
4. Hasil
umbi kecipir
Marilah kita menyoroti
hasil umbi kecipir. Di ibadan menurut percobaab, kecipir dapat menghasilkan
600-1300 kg umbi basah. Dari Birma(disana umbi kecipir merupakan hasil utama)
dilaporkan dapat menghasilkan 4000 kg umbi basah.
Di Indonesia. Ubi kayu
merupakan tanaman yang sedang dapat menghasilkan 5-7 ton umbi basah dan di
tanah yang subur 15-18 ton. Umbi jalar hasilnya berkisar antara 6,5-13 ton.
Hasil kedua umbi
terakhir benar-benar di atas hasil unbi kecipir. Akan tetapi apakah yang
penting dalam membandingkan hasil ketiga macam umbi-umbian tersebut? Yang penting adalah hasil zat proteinnya.
Bila diambil angka dari
Birma yang dapat menghasilkan 4000 kg/ha umbi basah, maka hasil proteinnya adalah
: 1,36 x 40 kg= 544 kg.
Tanaman kentang yang
baik rata-rata dapat menghasilkan 20.000 kg hingga 30.000 kg umbi/ha/ rata-rata
25.000 kg. Kadar protein kentang hanya 2% dengan kata lain hasil protein dari
tanaman kentang yang sangat di manjakan hanya : 2 x 250 kg = 500 kg saja.
Dengan data tersebut di
atas walaupun tidak cukup mempunyai landasan ilmiah yang lengkap. Namun penulis
ingin memberikan gambaran kepada khalayak ramai, bahwa : “Tanaman Kecipir
Mempunyai Hari Depan Yang Paling Bagus Prospeknya”.
Marilah kita
berramai-ramai membuktikan kebenaran ini dengan mengadakan gerakan menanam
kecipir. Gerakan ini tidak cukup disimpulkan dengan senyum simpul belaka, namun
harus dilaksanakan dengan tujuan yang suci, ialah meningkatkan hasil protein
nabati demi kesehatan rakyat Indonesia melalui tanaman kecipir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas secara berurutan mulai dari
BAB pertama sampai Bab Ketiga dalam paper ini yang berjudul “Cara Menanam
Kecipir di Desa Kedungrejo” agar warga Desa Kedungrejo tidak terkecoh cara-cara
untuk menanam Kecipir ini.
B. Saran
Kepada para pembaca sebaiknya menggunakan buku
panduan juga sebab agar dapat mengetahui lebih lanjut mengenai masalah cara
penanaman kecipir ini. Tetapi yang terpenting adalah dari orang yang
melakukannya. Selamat melakukan.
DAFTAR PUSTAKA
*
Rismunandar, 1986. Kecipir. Bandung.
Sinar Baru
*
Dra. Emilia Setyoningtyas. 2005. Kamus
Trendi, Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo
DAFTAR BUKTI
KONSULTASI
Nama : Binti Khasanah
Kelas : IX – B
NIS : 1264
Judul : Cara Menanam Kecipir DI Desa
Kedungrejo
No.
|
Tanggal
|
Hal
yang dikonsultasikan
|
Tanda
Tangan
|
1.
|
24
– 08 – 2010
|
Acc
Cover
|
|
2
|
12
– 10 – 2010
|
Halaman
Pengesahan
|
|
3
|
11
– 12 – 2010
|
Kata
Pengantar
|
|
4
|
17
– 12 – 2010
|
Bab
I Pendahuluan
Bab
II Pembahasan
|
|
5
|
25
– 12 – 2010
|
Bab
III Penutup
|
|
|
Prambon,
Maret 2011
Pembimbing
Mualifah, S.Pd
0 komentar:
Posting Komentar