Alfa Computer : Jl Raya Watudandang Prambon Nganjuk (1/3an SMPN 1 Prambon)

Minggu, 10 Juni 2012

Makalah Kriminalitas dalam Angkot


Yang sering menjadi menjadi ganjalan dalam naik angkutan umum, ya masalah kejahatan ini. Meskipun frekuensinya jarang, namun sekali terkena akibatnya fatal. Paling tidak secara mental trauma, bahkan nyawa bisa jadi taruhannya. Baru-baru ini ada seorang pedagang sayur yang diperkosa di angkot M26 jurusan Melayu-Bekas (tapi operasi kriminalnya di depok). Kejadian ini tidak berselang jauh dengan kasus pemerkosaan di Angkot D-02 jurusan Ciputat-Pondok labu. Citra angkot sebagai pemerkosa semakin melekat.

A.   Modus yang sering Terjadi di dalam Angkutan Umum

1. Pencopetan
Ini kejahatan paling sering (dan paling klasik), terutama ketika kendaraan dalam kondisi sesak. Moda angkutan umum yang paling rawan terhadap pencopetan ini adalah KRL (terutama KRL ekonomi) dan bis kota (terutama bis kecil seperti kopaja/metromini dan bis kota non AC). Bis kota AC kayaknya jarang, karena penumpangnya rata-rata penumpang batu, jadi jarang ada yang naik-turun jarak dekat.
a. Pencopetan ketika naik/turun
Yang saya amati pada kejadian yang menimpa teman saya di KRL ekonomi, pencopetan terjadi ketika naik/turun penumpang di stasiun. Kondisi saling berdesakan, namun ada gerakan (meskipun ruang geraknya sempit). Saat naik/turun itu perhatian terpecah dengan adanya penumpang yang bertabrakan maupun yang mendorong-dorong. Waspadalah, sebab pencopet tidak hanya seorang, melainkan banyak orang, jadi ada yang bertugas menghambat laju penumpang, ada yang mengambil barang, dan juga ada yang menunggu serta menerima operan barang copetan. Pola KRL loopline yang pakai acara transit dan semakin berdesakannya penumpang memperbesar risiko pencopetan model begini.
b. Pencopetan ketika sedang berdiri
Ini sering terjadi di Bis. Berbeda dengan KRL yang hanya berhenti di stasiun, di bis pencopetnya bisa langsung turun dan kabur. Sama dengan pencopetan saat naik/turun, pencopet disini juga biasanya lebih dari satu. Ada yang bertugas mengalihkan perhatian, ada juga yang menjalankan aktivitas utama, mencopet. Yang disasar adalah isi saku celana atau tas.
c. Pencopetan ketika duduk
Jangan dikira ketika duduk tidak bisa dicopet. Selalu ada saja jalan untuk dicopet. Di angkot, dimana umumnya penumpangnya semua duduk, pencopetnya juga nggak selalu satu orang. Mereka biasanya juga berkomplot, meskipun naiknya tidak bersamaan. Biasanya modusnya ada yang mengalihkan perhatian (misalnya muntah, atau bertingkah tidak wajar), sedangkan yang lain mencopet. Jika di bis, hati-hati kalo ketiduran, sebab penumpang disebelah bisa jadi copet. Kata Bang Napi, kejahatan ada karena kesempatan. Teman saya dua kali hilang hapenya gara-gara tidur di bis, tak menaruh curiga karena penumpang di sebelahnya adalah wanita.

2. Penipuan, pembiusan dan penggendaman
Penipuan ini justru terjadi ketika penumpang tidak terlalu ramai. Bisa berkomplot atau dilakukan seorang diri. Saya pernah menyaksikan ada orang yang membawa burung (dalam wadah kertas) yang suaranya bagus & nyaring, kemudian penumpang yang lain memuji-mujinya. Lalu ada penumpang lain yang tanya harga dan menawar… jadi prosesnya agak lama, namun intinya adalah ada penumpang (asli) yang tertarik seakan-akan itu kesempatan langka, kemudian membeli burung itu, yang ternyata tak seindah bayangan. Saya baru sadar bahwa itu penipuan ketika saya bertemu lagi orang-orang yang sama, yang menawarkan burung itu di saat yang lain kepada penumpang lain. Kalau masalah pembiusan dan gendam itu biasanya juga ketika penumpang sebelah kita menjadi ramah dan  mengajak ngobrol serta menawarkan makanan atau minuman. Jika menjumpai ‘keramahan’ itu tidak biasa, waspadalah. Mungkin ada baiknya juga jadi penumpang bisu.



3. Penodongan/perampokan
Sama dengan penipuan, umumnya dilakukan ketika kondisi angkutan sepi, atau kebanyakan wanita. Umumnya dilakukan dalam Angkot. Bisa dilakukan secara kolektif, dimana penumpangnya tidak naik secara bersamaan. Yang mengherankan, sopir angkotnya kayaknya cuek saja dengan kejadian begini, meskipun sebenarnya mungkin mengenal pelaku. Mungkin takut diancam. Namun kejadian di taksi, yang sering menjadi korban adalah sopir taksinya yang dirampok penumpang gadungan.

4. Pemerkosaan
Jadi nggak banyak yang dibahas, cuma menambahkan bahwa korbannya selalu wanita (belum pernah laki-laki jadi korban), dan kelihatannya pemerkosaan ini sebagai ‘aksi tambahan’ setelah perampokan, merujuk dari pemberitaan yang ada. Moda angkutannya juga saat ini masih terlokalisir di angkot, belum terdengar ada kejadian di angkutan umum yang tersistem seperti busway atau KRL.

5. Pembunuhan
Merujuk pemberitaan, aksi ini bukan tujuan utama, melainkan aksi ‘tutup mulut’ bagi korban, terutama jika melakukan perlawanan. Aksi utamanya ya perampokan/penodongan, mungkin ditambah aksi ‘tambahan’ yaitu pemerkosaan. Jarang terdengar ada pembunuhan politik, misalnya, di dalam angkot (mungkin karena pejabat nggak ada yang naik angkot). Kasus pembunuhan yang terkenal dalam angkutan umum yang pernah saya dengar yaitu Munir Kontras dibunuh dalam pesawat udara.

6. Pelecehan seksual
Kasus ini saya banyak mendengar di busway. Mungkin karena itu sekarang di busway dipisah antara laki-laki dan perempuan, jadi perempuan di bagian depan, laki-laki di belakang. Kalau di KRL malah ada gerbong khusus wanita di ujung-ujung rangkaian. Sama seperti pemerkosaan, korbannya selalu wanita, namun ini bukan berarti laki-laki nggak bisa dilecehkan lho. Peristiwa pelecehan ini biasanya terjadi ketika kondisi penuh sesak, jadi pelaku berdesak-desakan sekaligus mencari-cari ‘tempat pegangan’ yang pas

Dalam kasus perampokan, pemerkosaan dan pembunuhan yang terjadi belakangan ini, sopir angkot justru merupakan anggota pelakunya. Sopir tembak dituding sebagai biang keladi kriminalitas di angkutan umum ini. Jadi kemudian muncul tindakan mewajibkan seragam kepada sopir. Yah, sekali lagi langkah yang bersifat tambal sulam. Selama angkutan umum tidak tersistem, harapan cuma pada akhlak dan moral personalnya….

B.     Persyaratan Sopir angkutan umum

Sopir angkutan umum membutuhkan persyaratan yang lebih kompleks karena menyangkut jumlah penumpang yang lebih banyak dan waktu mengemudi yang lebih panjang. Untuk itu persyaratan sopir adalah:
  • Surat Izin Mengemudi Umum sesuai dengan golongan kendaraan yang digunakan.
  • Waktu kerja dan istirahat
  • Tata krama dalam memberikan pelayanan kepada penumpang
  • Kesehatan yang prima.

C.    Tips Menghindari Kejahatan Dalam Angkot


Kejahatan yang saat ini marak dilakukan di dalam angkutan kota menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat. kejahatan dalam angkot kini kian meningkat. Korbannya pun rata-rata adalah seorang wanita. Selain dirampok para korban wanita juga sering kali juga diperkosa. Namun jangan khawatir, tidak semua angkot memiliki supir yang jahat. Ada beberapa tips untuk mencegah tindak kejahatan dalam Angkot, berikut ini tips yang diberikan polisi, seperti yang dilansir dari TMC Polda Metro Jaya.


1. Hindari memakai dan memperlihatkan barang berharga di depan umum, seperti perhiasan dan handphone.

2. Pakailah baju yang sopan dan tertutup.

3. Selektif dalam memilih angkutan kota (angkot), pilihlah angkot dengan kaca bening, sopir berseragam, ada ID Card, dan ada lampu penerangan di dalamnya.

4. Pastikan Anda mengetahui nomor trayek dan tujuannya.

5. Hindari tidur di dalam angkot, hindari menerima makanan atau minuman dari orang lain yang baru Anda kenal, dan tetap waspada terhadap penumpang lain apabila ada tanda-tanda mencurigakan, lebih baik Anda segera turun di tempat yang aman.

6. Selalu ingat, bila perlu disimpan dalam kotak handphone atau dicatat nomor-nomor penting yang bisa dihubungi pada saat darurat.

7. Lebih baik ada seorang teman yang mendampingi Anda saat naik angkot, khususnya pada malam hari.

8. Jika penumpang mendapati kejadian/tindakan kejahatan (melanggar hukum/melakukan tindak pidana), segera melaporkan kepada kepolisian terdekat.

0 komentar:

Silahkan Beri Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com