Remaja
& Ciri Khasnya
Berbicara masalah
ciri-ciri remaja. Mungkin secara langsung bisa dilihat dari perilaku si remaja yang
ada di sekitar kehidupan kita. Sungguh beruntung jika Anda mempunyai anak usia
remaja.
Anda bisa mengamatinya.
Apa yang seringkali dilakukannya, apa yang seringkali menjadi keluhannya dan
apa sebenarnya yang diinginkannya. Menilik hal yang dimaksud tersebut, mungkin
uraian selanjutnya akan sangat membantu kita di dalam mengetahui kehidupan
remaja dengan ciri-cirinya.
Hal yang paling umum diketahui
sebagai ciri khas remaja adalah pubertas. Yaitu sebuah masa di mana seorang
anak dipersiapkan atau mempersiapkan diri menjadi manusiayangnantinya
bisa melaksanakan fungsi biologisnya.
Mengapa dikatakan' 'melaksanakan fungsi biologis ?" Tak lain dan tak
bukan, pada masa pubertas inilah terjadi perubahan yang berkaitan dengan
biologis (mulai beraktivitasnya organ reproduktif). Perubahan ini disertai juga
dengan perubahan psikologis.
Pubertas bisa dijabarkan sebagai :
-
Masa yang muncul
pada remaja. Kemunculannya berbeda antara satu remaja dengan remaja yang
lainnya (ada yang cepat dan ada yang lambat).
-
Masa yang
begitusingkat yang dialami oleh remaja (hanya mencapai waktu 2-4 tahun).
-
Masa transisi
(perpindahan dari masa kanak-kanak menuju masa remaja). Masa yang sungguh
tanggung, dikatakan anak – anak bukan,
dikatakan remaja juga masih belum.
-
Masa di mana
mulai munculnya sifat-sifat negatif yang tidak diketahui di masa kanak-kanak
dulu.
Jika pubertas
dihubungkan dengan perkembangan biologis dan psikologis jelas
berkaitan dengan seks. Dalam hal ini
akan dikenal istilah seks sekunder dan seks primer.
Ciri yang ada pada remaja jika dihubungkan dengan seks sekunder adalah :
-
Pada perempuan :
buah dada sudah nampak menonjol. mulai tumbuhnya rambut pada daerah-daerah
tertentu (kemaluan, ketiak, lengan dan
kaki), bentuk pinggul mulai terjadi (makin membulat & membesar), jerawat
mulai sering tumbuh. perubahan itu
terjadi juga pada kulit (menjadi lebih
kasar jika dibandingkan dengan kulit pada masa anak-anak), mulai aktifnya
kelenjar keringat dan perubahan pada suara.
-
Pada laki-laki:
makin menguatnya otot-otot (pada bagian
tangan, kaki, paha dan dada), mulai
tumbuhnya rambut di daerah kelamin, betis dan dada (kadang-kadang). Suara pun mengalami
perubahan, keringat makin bertambah banyak (dampak dari mulai aktipnya
kelenjar-kelenjar keringat).
-
Biasanya.
pertumbuhan perempuan lebih cepat dibandingkan laki-laki (usia 11 atau 12
tahun). Lebih lanjut, baik perempuan maupun laki-laki, sama-sama mulai mengalami
perubahan. Bentuk badan yang makin bagus (si perempuan berpinggul indah, si
laki-laki bertambah bagus badannya), terjadilah daya tarik seksuil yang mereka
padukan dalam satu jalinan.
Untuk seks primer, ciri yang dapat diketahui
adalah:
-
Pada perempuan,
ditandai dengan keluarnya darah haid (peitama kali). Untuk laki-laki, dia mulai
bermimpi basah. Ciri lain yang bisa dijadikan sebagai pegangan bahwa si anak
tengah mengalami masa pubertas adalah :
-
Selalu mempunyai
keinginan yang teramat besar untuk mencoba beragam hal yang bam, yang belum
pernah dilakukan atau dirasakannya.
-
Kerap terjadi
kegelisahan, di mana perasaan tidak tenang dialami si remaja. Kondisi itu
terjadi karena keinginan yang banyak tapi tidak bisa dilaksanakan karena
beragam faktor.
-
Seringkali apa
yang diutarakan orang tua tidak sepaham dengannya. Mereka gampang marah,
gampang tersinggung, selalu merasa diri
benar. Dia sangat marah jika kesenangannya diganggu. Jangan pula merasa aneh
jika anak Anda yang berada dalam masa transisi ini menjadi anak yang suka
menyendiri, senang berkhayal dan pada suatu ketika dia akan menjadi orang yang
sangat cengeng hanya karena permasalahan sepele (masalah cowok).
Begitulah remaja dengan
segala cirinya. Granville Stanley mengemukakan "bahwa pada masa pubertas
ini si remaja akan mengalami beragam hal dalam kehidupan emosi dan perasaannya.
Inilahyang disebut sebagai storm and stress (tidak aneh jika melihat usia
pubertas ini menjadikan si remaja menjadi gampang marah, mudah tersinggung, dan
sebagainya, seperti yang diuraikan sebelumnya). "
Remaja
& Jatuh Cinta
Cinta, tak pemah hilang sampai kapan
pun. Selama si manusia masih merasakan kehidupan di dunia, selama itu pula dia
akan dikaruniai perasaan yang satu ini. Tidak hanya orang dewasa yang merasakan
indahnya, anak kecil sekali pun bisa merasakannya. Cinta dan jatuh cinta tak
bisa dilepaskan dari kehidupan remaja.
Membahas cinta dan
jatuh cinta pada usia remaja ini selalu dikaitkan dengan istilah cinta monyet.
Benarkah demikian? Pada uraian
sebelumnya telah dibahas bahvva seiring perjalanan waktu, si remaja akan mengalami
sebuah masa yang disebut masa pubertas dengan beragam cirinya. Satu di
antaranya adalah ketertarikan satu dengan lainnya. Rasa itu akan lahir manakala
si remaja merasakan ada kenyamanan atau kesenangan saat berhadapan dengan lawan
jenisnya.
Mulanya teman, kemudian karena ada
kecocokan menjadi teman curhat, selanjutnya menjadi teman dekat lalu
terungkaplah kalimat " Aku cinta kamu, mau kan kamu jadi pacarku?"
" Kamu tuh masih
ban kencur, nggak boleh pacaran dulu! Sekolah yang baik. Nanti kalau sudah besar, sudah dewasa baru boleh pacaran!"
Nah lho! Apa yang terjadi. Kalimat itu biasanya keluar dari mulut si ibu yang
kaget mengetahui anaknya yang masih remaja ternyata menjalin cinta dengan teman
sekolahnya. Timbul pertanyaan baru, apakah salah jika seusia remaja menjalin
cinta ? Tapi kenapa perasaan jatuh cinta seringkali timbul pertama kalinya di
usia seperti itu ? Siapa yang salah?
Berbicara masalali
cinta dan kedatangannya sama saja membicarakan sesuatu yang sulit diambil benang
merahnya. Siapa pun tak pernah tahu kapan dan mengapa jatuh cinta bisa datang
pada setiap orang. Sebenarnya apa yang disalahkan dengan adanya jatuh cinta
pada masa remaja? Tidakkah setiap orang berhak jatuh cinta dan menjalin cinta dengan
orang yang dicintainya?
Remaja, sekali lagi
saya katakan, masa remaja adalah masa yang paling indah. Masa di mana kita
masih bisa merasakan ringannya hidup, karena orang tua bertanggungjawab penuh
pada segala kebutuhan kita.
Mengingat hal tersebut
mau tidak mau saya pun jadi ingin kembali kepada masa yang sudah saya lalui
beberapa tahun yang lalu. Apalagi sekarang saat udara Jakarta tengah mendung
dengan angin sepoi-sepoinya, semua menambah khayal saya menerawang. Saya
dibesarkan di lingkunagan keluarga sederhana namun mewah akan cinta dan kasih
sayang. Sampai kelas 6 saya masih senang kalau bapak saya (almarhum) memandikan
saya. Di antara semburan airyang diguyurkan. bapak saya bersenandung. Hingga
tanpa disadari saya menginjak masa SMP. Masa puber saya alami bersamaan datangnya
haid pertama saya (kelas 2 SMP). Tapi tidak seperti kebanyakan teman saya waktu
itu, saya termasuk gadis remaja yang tidak banyak bicara.
Saya lebih senang membaca. Majalah
kumpulan cerpen, novel-novel remaja dan petualangan (Lima sekawan. Trio
Detektif, Si Noni, Lupus) menjadi teman keseharian saya dalam menghabiskan
waktu.
Saya senang menjadi
pendengar setia saat teman saya curhat mengenai rasa sukanya pada seseorang. Mungkin
karena saya senang membaca, saya menjadi orang yang begitu gampang memberi nasehat.
Hingga pada suatu ketika, saat teman saya meminta tolong bagaimana
mengungkapkan perasaannya. dengan senang hati saya membuatkan surat. Wow..
.sungguh sebuah pengalaman lucu, saya harus membuat surat cinta milik orang
lain. Dan itulah pertama kalinya saya menulis kalimat-kalimat romantis. Teman
saya cukup tercengang mengingat saya termasuk gadis yang kurang hobi membicarakan
masalah cowok atau yang berkaitan dengan perasaan. Banyak teman yang sering meledek
saya kalau saya pintar merayu tapi untuk
pacaran tidak punya keberanian. Entah
mengapa, saya tidak terlalu memikirkan hal itu. Yang ada di benak saya adalah
saya ingin menjadi gadis remaja pintar. Saya harus belajar.
Dari apa yang saya
alami itu, lambat-laun saya menjadi tahu kenapa orang tua selalu marah jika
tahu aiiak remajanya sudah atautengah menjalin cinta. Faktor utama adalah orang
tua tidak mau anaknya gagal dalam belajar. Mereka menganggap bahwa usia remaja
masihlah terlalu kecil untuk mengenal cinta. Benarkah demikian? Kalau saya boleh
berpendapat : "Setiap orang. siapa pun dia, sekalipun dalam umur yang
masih dini berhak mengenal dan merasakan cinta. Cinta yang bagaimana yang
membuat orang tua cenderung merasa ketakutan? Cinta yang bisa menciptakan
malapetaka. bukankah demikian? Lalu bagaimana cara menghindari akibat yang
sungguh menakutkan itu? Tentu saja peran orang tua, guru atau kakak sangat
diperlukan. Kedekatan perasaan antara satu dan lainnya (terutama di dalam
keluarga) menjadi lial yang sangat sakral. Si anak remaja tidak akan sungkan
menceritakan apa yang dirasakan. Dia tidak perlu mencari orang lain sebagai
tempat berkeluh kesah. Dia akan terhindar dari nasehat-nasehat yang salah yang
akan menyesatkannya. Memberi arahan dengan penuh kasih sayang. Saling berbagi
pengalaman antara sesama keluarga bisa membuat si remaja berpikir lebih
realistis lagi.
Cinta. dan pembelajarannya pada dasarnya tidak dipelajari di sekolah.
Cinta bisa lahir kapan saja, jadi alangkah bijaksananya jika saat si anak berterus
terang bahwa dia tengah jatuh cinta, Anda sebagai orang tua atau Anda sebagai kakaknya, jangan
langsung ambil kalimat '"kamu masih kecil, belum pantas untuk
pacaran" Yang terjadi, si anak remaja akan lebih penasaran. Dia akan
marah, langsung tersinggung. Akibatnya
dia tidak akan lagi menjadi anak manis yang setiap saat terbuka pada Anda.
Sebaliknya, dia akan mencari pelampiasan lain. Mungkin dia akan lebih suka curhat pada temannya.
kakak temannya. orang tua temannya, pada buku hariannya. Tidakkah Anda akan
sangat sakit hati jika mengetahui anak remaja Anda lebih mempercayai mereka
dari pada diri Anda sebagai orang tuanya?
Kekuatan terbesar yang
ada di dalam diri orang tua adalah cinta dan kasih sayang. Ajaklah anak remaja
Anda untuk berdiskusi mengenai cinta (jangan pernah menyalahkan kehadiran
cinta). Ceritakan dengan gamblang apa akibatnya jika pacaran terlalu mendalam
di saat usia seperti itu. Alangkah lebih baikjika Anda memberi saran kalau pacaran
itu hal yang wajar. Tidak ada yang salah jika dibarengi konsekuensi dan
tanggung jawab. Irigatkan si anak bahwa setiap yang dilakukannya adalah sebuah
resiko yang akan datang kapan saja, tanpa diketahui. Tidak berlebihan jika si
anak diberi pengertian bahwa hidup adalah sebuah pilihan dengan beragam
konsekuensinya, salah melangkah fatal pula akibatnya. Masa depanlah yang akan menjadi
taruhannya.
Bagaimana
sich untuk mengetahui kalau si remaja tengahjatuh cinta ? Tanda-tandanya adalah
: Menjadi sering menyendiri dan berkhayal. Di saat teman-temannya tengah asyik bercanda, atau saat seluruh anggota keluarganya
berkumpul, dia lebih asyik menjauh. Khayalannya tertiiju pada pujaan hatinya
"dia sedang apaya ? Dia inget nggak yasamasaya ?"'
ü Menjadi orang yang hobi menciptakan kalimat-kalimat
indah yang romantis. Puisi cinta
sebagai ungkapan perasaan menjadi cara yang paling ampuh untuk menunjukkan rasa yang ada di dalam hati remaja yang
jatuh cinta. Biasanya ditulis di dalam diary, tak jarang pula di buku-buku sekolahnya malahan
sobekan-sobekan kertas yang dia letakkandi mana saja. Puisi berisi kerinduan atau
penantian atas terucapnya kalimat cintadari pasangannya menjadi tema utama.
ü Menjadi lebih senang bersolek. Baik remaja pria
maupun wanita, semuanya sama.
Berlama-lamadi depan cermin, memadukan warna baju, memakai minyak Wangi
(terlihat rapi dan keren), dilakukan demi pasangannya.
ü Menjadi lebih giat berangkat sekolah. Ini salah satu
dampak positif darijatuh cinta. Tidak
ada lagi kata terlambat masuk kelas, yang ada adalah keinginan untuk bertemu dengan
pujaannya. Dampak positif lainnya (jika
berada dalam satu sekolahan atau satu kelas), akan terjadi persaingan dalam belajar.
Tentunya dia ingin menjadi yang terbaik bagi orang yang disayangnya. Salah satunya
adalah menjadi siswa yang mempunyai nama di sekolah. Apakah karena jago basket,
jago main musik, atau karena menjadi bintang pelajar.
Nah, kenyataan yang ada
sekarang adalah sebuah keadaan di mana orang tua diliadapkan pada beragam
kemajuan. Teknologi yang makin canggih seringkali menciptakan kondisi yang
tidak diharapkan. Salah pergaulan menjadi komoditas yangdisebabkan oleh lahimya
teknologi canggih ini. Internet yang kapan saja bisa dinikmati, dengan kebebasan
membuka beragam situs menjadi kesempatan bagi remaja untuk mengetahui ribuan hal.
Termasuk seks ! Dunia baru, sementara di masa remaja selalu timbul keinginan
untuk mencoba. Ketakutan yang paling utama adalah atas nama cinta mereka
melakukan aktivitas seks, sebagaimana yang dilihatnya di internet. Belum lagi
CD film dengan ' 'bluefilmnya " yang dijual begitu saja. Dengan uang
10.000 bisa di dapat 3 kaset. Apa pun yang terjadi peran orang tua memang
sungguh diperlukan.
Perhatiannya merupakan senjata yang
ampuh untuk menahan segala kenegatifan yang datang pada kehidupan si remaja dan
sebagai pengarah hingga si remaja menjadi orangyang mempunyai masa depan.
Jatuh cinta pada dua remaja adalah awal
di mana mereka menjalin hubungan yang disebut pacaran". Mereka memang
remaja. Tapi coba lihat pertumbuhan fisiknya. Mereka menyamai orang dewasa.
hingga terkadang orang yang tidak mengenalnya salah menilai. Bahkan tak bisa
dipungkiri lagi banyak di antara remaja
yang berperilaku sebagaimana halnya orang dewasa. Dari cara berpakaian.
berdandan, sampai dari cara dia memperlakukan lawan jenisnya.
Tadi telah disinggung
mengenai kemajuan teknologi dan kemudahan remaja mendapatkan informasi. Dalam
hal pacaran pun begitu adanya. Tengok saja sinetron-sinetron sekarang. Tayangannya
tidak jauh dari tema-tema percintaan yang tidak layak dilakukan oleh anak
remaja (sinetron remaja tapi perilakunya menandakan dia orang dewasa). Dari
situ, remaja yang jelas masih gamang dalam menentukan arah dan mencari identitasnya
akan dengan mudah meniru.
Mengenai pacaran ini.
apakah ada yang harus diperhatikan ? Jelas ada. dan itu bagian yang tidak bisa
dipandang sebelah mata. Menyangkut masa depan si anak dan nama baik keluarga besarnya.
Di antaranya adalah pacaran dipandang dari segi usia para pelakunya. pacaran
dilihat dari sifat dan kedalamannya si pelaku dalam menjalani hari-harinya
selagi membina hubungan yang dimaksud.
Dari segi umur, jelas usia
remaja adalah masa di mana dia masih dalam keadaan yang tidak stabil. Dia belum
bisa menjadi orang yang berpikiran luas dengan resiko-resiko yang harus
diterimanya atas apa yang dilakukan. Yang ada di dalam benaknya adalah
kesenangan belaka. Dia pun nantinya akan bermasalah dengan konsep pembatasan
diri (kurang bisa membatasi diri dalam kesenangan. Membatasi diri dalam
hura-hura /pesta). Mereka belum mengerti arti prioritas. Mana yang harus
didahulukan, mana yang harus ditangguhkan dan mana yang jams
ditinggalkan, hampir jarang bahkan tidak
ada di dalam benaknya. Pembagian waktu bukan hal yang dipikirkan ! Akibatnya
pelajaran terganggu, nilai ulangan mengalami penurunan sampai akhimya nilai rapor
jelek. Anak Anda tidak naik kelas !
Mengenai jatuh cinta.
kebanyakan remaja laki-laki lebih suka pada wanita yang cantik, lembut. tidak
manja. dan mempunyai minat yang sama dengannya. Sementara kalau remaja
perempuan lebih menyukai pada laki-laki yang bisa melindunginya. sportif
ganteng. keren dangan bentuk tubuh yang bagus (tinggi dan berotot). pengertian.
dan '"jantan".
Pengertian cinta menurut kalangan remaja hanyalah sebatas kesukaan
seperti haliiya pada suatu saat seorang remaja laki-laki melihat wanita.
tiba-tibatanpa disadari badannya seolah kena magnet atau seperti terkena setrum
listrik. Atau bisa pula karena setiap saat. setiap detik wajah seseorang ada dalam
bayangannya. Saat menjelang tidur. Saat belajar. bahkan saat di toilet pun
wajahnya menari- nari di depannya. Begilu pula jika pada suatu saat si remaja
sangat sebel, mau marah jika bertatapan muka, tapi apa daya saat bertemu bukan
sumpah serapah yang keluar. Yang ada hanyalah kediaman. Mulutnya terkatup.
tidak bisa berkata-kata. Perasaan yang tadinya penuh emosi kemarahan tiba- tiba
reda digantikan dengan kesenangan. Hati merasakan sesuatu yang sulit digambarkan
'"deg...deg...degair" begitu kata kebanyakan orang. Jika seorang
merasakan betapa mudahnya kehidupan yang dijalaninya saat bersama dirinya. seolah-olah
dialah sang pahlawan yang bisa mengliilangkan segala kesedihan. Dialali yang
paling berarti untuk kehidupannya.
Remaja
& Pergaulan
Manusia dilahirkan
dengan beragam keperluan dan kebutuhannya. Satu yang tak mungkin lepas adalah
"bergaul" sebagai konsep nyata dari sebutan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Sekalipun dia konglomerat ataupun penguasa, dia tidak
akan bisa hidup jika tanpa bantuan orang lain. Nan menghadapi kenyataan seperti
itu timbullah fenomena yang seringkali membuat otak berputar lebih dari 7
keliling dan urat-urat syaraf makin menegang, akibat pergaulan, anak yang
disayangi yang baru mengecap masa remaja harus mendapatkan musibah (terlibat
narkoba, hamil di luar nikali, dsb).
Istilah pernikahan dini
atau maried by accident sudah tidak asing lagi, bahkan terkesan biasa saja.
Apakah ini sebagai dampak kemajuan teknologi yang berhasil menggeserkekuatan
ajaran agama dan moral? Ataukah memang keberadaan manusianya sendiri yang
memang sudah cenderung mengutamakan segi-segi duniawi hingga apa pun yang
menjadi hambatannya dia tabrak saja tanpa berpikir akibat-akibat yang teijadi.
Tidakkah dengan berlaku seperti itu mereka tengah menggadaikan masa depannya
pada sebuah kehancuran? Tidakkah dalam hidup ini seharusnya mereka berpikir
betapa banyak liku yang harus dihadapi, betapa panjang jalan yang harus
ditempuh? Ingat, hidup bukan untuk saat ini! Masih banyak hal yang tidak
diketahui akan
terjadi selanjutnya. Bukankah secara
pikiran positif setiap manusia menginginkan kehidupannya berjalan lancar dan
penuh kebahagiaan? Semua memang tergantung pada para pelakunya, hanya saja
jangan pernah melupakan bahwa ada Dia yang tak pernah tidur, ada Dia yang
selalu memperhatikan setiap sepak terjang kita. Dan hidup adalah sebuah penatalaksanaan
dari sebuah penjabaran yang sulit untuk diterjemahkan secara bebas, karena
hidup adalah milik tiap individu yang berbeda dalam segala pandangan dan
ideologinya. Tapi tetap moral dan kekuatan agama yang harus dipegang.
Keluarga! Itulah
jawaban awal. Keluargalah yang menjadi peranan utama. Jika di dalam keluarga sudah
dibiasakan dan ditanamkan nilai-nilai kebaikan, si anak akan senantiasa menjaga
sikap di dalam bertindak. Modal utama sebuah keluarga adalah cinta dan kasjh
sayang dengan
memperkenalkan segi-segi keagamaan
secara dini, hingga saat usia remaja dia sudah tidak timpang lagi di dalam
mengenal agama dan keyakinannya. Konsep ini akan hadir jika si orang tua
sendiri - yang dijadikan sebagai benteng untuk berteduh, sebagai sosok yang
menjadi tauladan, melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya sebagai hamba Allah.
Jika dia seorang muslim, ajaklah anak-anak untuk sholat berjamaah di rumah.
Ajaklah si anak untuk berpuasa, membiasakan diri untuk berdoa sebelum melakukan
sesuatu, atau berikanlah dongeng-dongeng yang bersifat keagamaan seperti cerita-cerita
nabi (yang mengajarkan tentang kebaikan dijalan Allah) dan sebagainya. Begitu
pula jika seorang kristiani. Orang tua hendaknya memperkenalkan tentang Tuhan
Yesus sejak si anak masih kecil, ajaklah ke gereja atau sekedar berdoa di
rumah. Nah, kekuatan orang tua di dalam mengajarkan itu semua akan memudahkan
si anak berpikir mengenai konsep benar-salah dalam pergaulan.
Lingkungan sekolah,
instansi inilahyangturut mendukung menciptakan remaja berhasil dalam pergaulannya.
Tidak selamanya orang tua mengawasi si anak yang mempunyai kehidupannya
sendiri. Sekolah tentunya menjadi jembatan untuk menitipkan si anak mempunyai
perilaku yang baik dan menjadi anak yang cerdas. Bagi saya sendiri konsep
seorang murid harus menjadi pintar adalah tidak sesuai. sebab dia pintar tapi
tidak berperilaku selayaknya manusia bermora). percuma saja bukan. Intinya
sekolah haruslah menciptakan manusia-manusia berkualitas yang cerdas dan
berakhlak.
Bagaimana caranya
adalah sebuah pekerjaan rumah dari pihak sekolah. Tapi bukan berarti pihak
tersebut yang berkompetensi menciptakannya, ada kerjasama dari pihak yang
terkait lainnya.
Keluarga. lingkungan
sekolah, selanjutnya adalah lingkungan tempat pergaulannya. Seperti sudah
disinggung pada bagian awal tadi bahwa adaptasi terhadap teman pergaulan cukup
penting unik membuat si anak lebih percaya diri dan diakui keberadaannya.
Sebenarnya jikaditilik lebih jauh. pergaulan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
si anak. Tak jarang orang menilai karakter si anak dari tempat pergaulannya. Dengan
siapa dia bergaul dan bagaimana dia berperilaku dengan teman sepergaulannya
(meskipun tidak selamanya harus dipandang dari segi ini). Orang tua tentunya
harus tahu sejelas-jelasnya pergaulan macam apa yang di jalani oleh si anak.
Keterbukaan antara sesama anggota keluarga sungguh diperlukan sebagai senjata
ampuh untuk tahu lebih jauh mengenai si anak dalam kegiatannya di luarrumah.
Kenalilah dengan baik teman-teman anak
Anda. Apakah mereka bisa dicap sebagai anak yang bisa membawa kebaikan bagi
perkembangan anak Anda dalam bergaul. Jika Anda rasa, si anak tengah melenceng
dari kebaikan yang dimaksud. Segeralah bertindak. Ingat! Remaja selalu
menampakkan emosi yang bergelora jika ada sedikit saja yang disinggung oleh
orang lain, termasuk Anda sebagai orang tuanya.
Komunikasi dua arah
yang saling menguntungkan jelas bisa membuat segalanya berjalan lancar. Jangan
menyudutkannya, tapi berupaya mencari solusi, katakan bahwa Anda berdua sedang
mempunyai masalah. Anda sebagai orang tuajangan sungkan untuk meminta maafjika
memang bersalah (mungkin selama beberapa
bulan terakhir terlalu sibuk, hingga kurang memberi perhatian pada si anak),
aralikan si anak hingga bisa terbuka. Andalah yang mempunyai peranan untuk menggiring
si anak pada konteks pendekatan. Si anak tidak malu-malu mengungkapkan
permasalahannya, dan Anda pun dengan penuh kasih sayang mendengarnya. Anda
berdua jika dalam kondisi seperti itu mempunyai posisi yang sama. Jangan merasa
diri sebagai orang tua sehingga semuanya tergantung Anda. Ingat, bukan hanya
anak Anda yang bermasalah tapi Anda bersama!
Pergaulan bisa
diartikan sebagai hubungan antar individu yang di dalamnya menyangkut tingkah laku,
perasaan, dan jati diri. Dalam membina sebuah hubungan agar bisa berjalan
lancar tentunya harus dibarengi dengan saling percaya, saling memiliki, saling
menghargai, menyayangi dan menghormati. Dan yang terpenting hubungan yang
dijalani itu tidak menciptakan kegoncangan dalam hidup, sebaliknya malah
menciptakan kualitas hidup yang lebih sempurna, hingga terhindar dari kesulitan
hidup (terganggunya kelancaran hidup). Perkembangan jiwa dan kekuatan mental
pun bisamakin meningkat.
Dalam kehidupan remaja,
pergaulan menjadi peranan yang sangat efektif di dalam memenuhi keinginan
nalurinya untuk berbagi rasa. Zaman sekarang sudah bukan hal yang aneh jika
remaja puteri bersahabat erat dengan remaja putera. Kadang dari persahabatan
antar jenis itulah bisa timbul benih-benih cinta. Apakah layak jika pergaulan semacam
itu dikatakan sebagai pergaulan yang bisa meningkatkan kualitas hidup? Bisa,
jika masing- masing memegang teguh arti penting sebuah hubungan tanpa hams
dinodai oleh sesuatu. Jika tidak, apa yang diharapkan bakalan terjadi.
Pergaulan bebas! Membawa
siapa saja masuk kedalam jurang kenistaan. Pergaulan bebas, apakah selamanya menciptakan
hal yang tidak diinginkan? Siapa pun Anda, akan berasumsi Iain-lain bukan.
Namun kenyataan yang ada memang demikian.
Adapunpentingnya pergaulan adalah sarAna pentingnya dengan keinginan si
remaja
mengembangkan segi-segi kehidupannya.
Dalam hal itu, ada dua hal yang patut diketahui sebagai pegangan di dalam
membina hubungan dengan orang lain (pergaulan), yaitu:
-
Ada keinginan
yang kuat untuk mengenal individu/orang Iain. Artinya dia menyadari bahwa antara dia dengan yang lain mempunyai
perbedaan dalam sifat. sikap. karakter. perilaku cara pandang, dan latar belakang kehidupannya. Dari semua itu akan
timbul usaha untuk saling menyesuaikan diri dengan keikhlasan hati tanpa ada
paksaan dari siapa pun. Nah, itulah
bukti bahwa dalam beiteman. Dalam bergaul tidak hanya mengedepankan keinginan
untuk menjalin pertemanan, lebih dari itu. Saling pengeitian dengan menyadari beragam
perbedaan yang ada akan memberi pengaruh yang baik pada keberlangsungan
pertemanan tersebut.
-
Saling terbuka
adalah wujud lain dari arti persahabatan. Bagi saya sendiri, sahabat sungguh mempunyai makna yang sangat dalam.
Dia bagaikan mentari di siang hari dan dia bagaikan rembulan di malam hari. Suka,
senang. tavva dan tangis selalu dirasakan bersama. Sekedar cerita : 'Saat saya
kuliah dulu (di Malang-Jawa)
Remaja
& Seks
Remaja dan seks tidak
pernah lepas dari apa yang dinamakan dengan cinta. Cinta dan seks, begitu tepatnya.
Cinta tanpa seks adalah hampa? Cinta tanpa seks, bohong? Benarkah demikian? Sedemikian
jauhkah remaja kita memaridang cinta. Bahwa cinta tanpa dibumbui seks adalah
sia-sia. Seks adalah cara seseorang membuktikan rasa cintanya. Wow! Benarkah
demikian. Apakah seks sudah menjadi barang muralian yang bisa dinikmati siapa
saja. Seks dalam arti yang bagaimana?
Apakah sekedar
berpegangan tangan? Sekedar saling berciuman dan meraba, ataukah lebih dari
itu?
Pernahkah Anda melihat
hasil chattingan anak remaja sekarang? Mungkin cerita saya ini akan Memperkenalkan
seks pada anak remaja sungguh patut dilakukan sebagai penjagaan bagi si
anak hingga dia bisa berkata
"tidak" untuk sesuatu yang tidak baik mengenai seks itu sendiri. Ceritakanlah
kepada anak remaja Anda apa dan bagaimana seks itu. Berilah
penjelasan-penjelasan mengenai fase apa yang akan terjadi setelah anak gadis
mengeluarkan haid pertamanya (berkaitan dengan seks), atau beri pengertian yang
masuk akal jika anak laki-laki Anda yang baru mimpi basah.
Bagus pula jika Anda
menambah koleksi buku-buku pengenalan seks untuk remaja. Lakukan pendekatan lebih
sering lagi pada si anak agar dia berminat membacanya. Begitu pula dengan Anda
sebagai orang tuanya, harus lebih banyak memiliki pengetahuan. sehingga ketika
si anak bertanya, Anda akan bisa menjawabnya dengan Iancar. Sekolah, tentu saja berperan penting dalam hal
pengetahuan seks untuk siswanya. Tokoh, pengetahuan seks tidak hanya berkaitan
dengan "birahi". Organ-organ
seksualitas pun termasuk di dalamnya, dan itulah yang biasanya dipelajari dalam
ilmubiologi.
Bagaimana
Mengenai Remaja yang Bermasalah
Remaja bermasalah sama
saja dengan orang tua bennasalah. Artinya masalah yang ada adalah milik
bersama. Mengapa anak remaja saya seperti itu? Apakah ada yang salah dengan
saya sehingga dia menjadi demikian? Apa sebenarnya yang diinginkan. padahal
saya sudah berusaha memberikan yang terbaik untuknya?
Nah lho? Apakah ha!
yang sama juga dipikirkan oleh si remaja? Mengapa saya menjadi seperti ini?
Apakah saya telah melakukan kesalahan sehingga saya tidak bisa seperti remaja
lainnya yang hidupnya penuh kebaliagiaan ? Jika kedua belah pihak (orang tua
dan remaja) mempunyai konsep pemikiran seperti itu berarti mereka sama-sama sating
menyadari akan apa yang tengah terjadi. Dari situ ditemukan sebuah pengenalan
akan jati diri masing-masing.
Sebagai orang tua sudah
seharusnya memberi yang terbaik, hanya saja dalam hal ini seringkali timbul
kesalahpahaman dalam penerimaan. Belum tentu apa yang diberikan orang tua
diterima dengan baik sebagai sesuatu- yang berharga. Remaja mempunyai
keunikan-keunikan tersendiri dengan segudang misterinya. Sementara orang tua
pun begitu adanya. Terkadang mereka menganggap remaja yang ada di depannya
adalah anak kecil yang bam lahir kemarin sore.
Mengenai remaja
bermasalah ini orang tua harus jeli mengetahuinya. Apakah itu dalam hal pembagian
secara garis besamya. atau berdasarkan hal lainnya. Kenyataan itu bisadilihat
dari sudut pandang yang berhubungan dengan tingkah laku si remaja yang masih
dalam batas kewajaran, atau dari sisi remaja yang memang membahayakan. Yang terakliir
bisa dilihat dari sisi bermasalah yang memang benar-benar bermasalah.
Remaja dalam taraf kenakalan yang masih wajar bisa dikaitkan dengan diri
pribadinya, antara lain dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan akan jasmaninya
(bentuk badan yang kurang menarik bisa menjadikannya minder, lalu timbul lali
kecemasan di dalam pikirannya. Untuk menghilangkan perasaan minder itu, si
remaja lalu berusaha memperbaiki diri dengan beragam cara. Diet ketat hingga
jatuh sakit atau mengikuti kursus-kursus yang berkaitan dengan
Masalah lain timbul
dari orang tua sendiri. Sudah bukan rahasia umum lagi jika anak menjadi korban
karena kesibukan'orang tua, karena perceraian mereka. atau karena egoisme orang
tua yang selalu ingin menang sendiri (si anak harus melakukan apa pun sesuai
keinginan orang tua - kebebasan si anak dalam berpendapat dan bertindak
mendapat penghalang). Ibu memang yang melahirkan, ayah memang yang memberi nafkah.
Mereka yang merawat si
anak. Makin besar si anak makin mengerti tentang kehidupan. Dia mulai bisa berpikir
dan menentukan tentang yang baik dan yang jelek, yang benar dan yang salah.
Itulah yang harus disadari orang tua. Tidak selamanya si anak harus terus ada
dalam genggamannya. Dia makhluk berkembang yang memerlukan ruangnya. Biarkan dia
berkembang sesuai perkembangannya dengan kekuatan nilai yang sudah ditanamkan
oleh orang tua sejak masih dini. Beri kepercayaan padanya bahwa dia bisa
menjalani kehidupan ini tanpa harus mendapat pengaruh jelek dari yang lain.
Beri kekuatan padanya di saat si anak terpuruk karena suatu kondisi hingga dia
menyadari betapa besar rasa cinta dan sayang Anda sebagai orang tua kepada dirinya.
Permasalahan yang
timbul karena kondisi si remaja yang membahayakan bisa disebutkan sebagai
akibat dari adanya perubahan-perubahan fisik dalam rentang perkembangannya.
Termasuk pula peaibahan psikis dan psikologis. Berhubungan erat dengan konteks
perkembangan jiwa/psikologis yang terjadi karena pennasalahan yang wajar yang dialami
si remaja. Misalnya saja karena kekurangan dia dalam menyesuaikan diri di
lingkungan pergaulannya. Atau memang karena sifatnya yang mudah'patah semangat
hingga dia tidak bisa menerima saat dia mengalami kegagalan. Jadi, inti dari
semua ini adalali pennasalahan yang lahir dari dalam diri si remaja itu
sendiri.
Cobalah sekarang
perhatikan anak Anda. si remaja yang begitu Anda sayangi ! Apakah menunjukkan
tanda-tanda seperti dibawah ini ? Seringkali kelihatan sedang melamun karena
sesuatu yang tidak diinginkannya terjadi (gagal menghadapi ujian).
-
Terlihat
mempurwaf sifatrendah diri yang berlebihan (tidak merasakan aman dalam
menjalani kehidupann dengan rela dia menyerahkan dirinya menjadi budak siapa saja
di dalam lingkungannya – lingkungan rumah/lingkungan
sekolah).
-
Karena butuh
perhatian dari lingkungan sekitarnya, seringkali si remaja bertindak seperti anak kecil sebagai usahanya untuk menarik
perhatian.
-
Seringkali si
remaja tidak bertanggungjawab pada segala tugasnya. Misalnya membereskan tempat tidur, mengerjakan pekerjaan
rumah. Dia hanya mengutamakan
kesenangan, nongkrong atau jalan bersama teman-temannya, menghabiskan
uang jajan.
-
Si remaja tidak
bisa pisah dengan orang tuanya. Misalnya kegiatan sekolah yang diadakan di luar
lingkungan sekolahnya (kamping) selama
tiga hari akan menjadi ketakutan tersendiri baginya karena dia memikirkan
perasaan takutnya jika harus berpisah dengan orang tuanya, Kurang mandiri dan
tidak bisa melakukan aktivitas kesehariannya tanpa bantuan orang tua.
0 komentar:
Posting Komentar