Permasalahan
Permasalahan
Yang Timbul Akibat Ledakan Penduduk antara lain:
1.
Persaingan
lapangan pekerjaan
Di negara yang memiliki pertumbuhan penduduk tinggi akan
semakin banyak orang yang memperebutan lapangan pekerjaan. Diperkirakan harus
diciptakan 30 juta lapangan pekerjaan baru setiap tahunnya jika setiap orang
yang menginjak usia kerja harus memiliki pekerjaan
2. Persaingan untuk mendapat pemukiman
Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak. Persaingan
ini terutama terjadi di daerah perkotaan yang padat, tapi tidak ada perumahan
yang memadai. Dikota seperti ini, ering kita jumpai permukiman kumuh.
3. Kesempatan pendidikan
Dengan
makin banyaknya bayi yang lahir setip tahunnya, tentu makin banyaknya
diperlukan fasilitas sekolah dan guru yang memadai. Negara miskin, mungkin
tidak bisa memenuhi fasilitas pendidikan. Sebagai hasilnya, tidak setiap anak
memiliki kesempatan untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang memadai.
PENYAKIT YANG
DIAKIBATKAN KEPADATAN PENDUDUK
1.
Diare
Diare (atau dalam bahasa
kasar disebut menceret) (BM =
diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit
di mana penderita mengalami rangsangan buang
air besar yang terus-menerus dan tinja
atau feses yang masih memiliki kandungan air
berlebihan. Di Dunia ke-3,
diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh
lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
2.
Demam berdarah
Demam berdarah (DB) adalah penyakit
demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.[1]
Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat
menyebabkan demam berdarah.[2]
Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.[3]
Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai
belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap.[2]
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100
juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.[4]
3.
Disentri
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang
berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur
darah [1]. Gejala-gejala disentri antara lain adalah:
Buang air besar dengan tinja
berdarah
Diare encer dengan volume sedikit
Buang air besar dengan tinja
bercampur lender(mucus)
Nyeri saat buang air besar
(tenesmus)
4.
Hepatitis A
Penyakit
Hepatitis A disebabkan oleh
virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan
(fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A
paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B
dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya
dibanding Hepatitis A.
5.
Kolera
Penyakit taun atau kolera (juga disebut Asiatic cholera) adalah penyakit
menular di saluran pencernaan
yang disebabkan oleh bakterium Vibrio
cholerae. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam
tubuh melalui air
minum yang terkontaminasi oleh sanitasi
yang tidak benar atau dengan memakan ikan yang tidak dimasak benar, terutama kerang.
Gejalanya termasuk diare,
perut keram, mual,
muntah,
dan dehidrasi.
Kematian biasanya disebabkan oleh dehidrasi. Kalau dibiarkan tak terawat, maka
penderita berisiko kematian tinggi. Perawatan dapat dilakukan dengan rehidrasi
agresif "regimen", biasanya diantar secara intravenous
secara berkelanjutan sampai diare berhenti.
6.
Tiphus
Penyakit
tipes adalah satu penyakit yang sudah tak asing lagi
di masyarakat. Penderita penyakit tipes biasanya mengalami demam tetapi tidak
disertai batuk dan pilek. Penyakit tipes (Thypus Abdominalis)
merupakan penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran
darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A,
B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan)
dan septikemia (tidak menyerang usus).
7.
Cacingan
Kecacingan, atau cacingan dalam istilah sehari-hari,
adalah kumpulan gejala gangguan kesehatan akibat adanya cacing
parasit di dalam tubuh.
Penyebab
kecacingan yang populer adalah cacing
pita,
cacing
kremi, dan cacing
tambang. Biasanya cacing bisa dengan mudah menular.
Pantat
gatal, merupakan salah satu gejala untuk jenis cacing Enterobius
vermicularis. Pada spesies cacing ini, indung cacing keluar dari lubang
anus, biasanya di malam hari ketika kita tidur, dan meletakkan telurnya di
daerah peri-anal (sekeliling anus). Dengan menggunakan selotip, contoh
telur-telur dapat diambil dan dapat dilihat dengan bantuan mikroskop
untuk diagnosa.
8.
Malaria
Malaria adalah penyakit yang
disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium.[1]
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit
tersebut.[2]
Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati
kemudian menginfeksi sel darah merah.[1]
Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai
penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang
berujung pada kematian. [2]
Penyakit
ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium
dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles.[3]
Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan
tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi
Tujuan
- meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup;
- memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian;
- meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial;
- meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan;
- meningkatkan kualitas masyarakat
Data Hasil Penyelidikan
Pertumbuhan Penduduk
Selama 25 tahun terakhir jumlah
penduduk Indonesia telah meningkat menjadi hampir dua kali yaitu dari 119,2
juta pada tahun 1971 menjadi 195,29 juta pada tahun 1995 dan menjadi 198,20
juta pada tahun 1996. Namun demikian, tingkat pertumbuhan penduduk telah turun
secara cepat yaitu 2,32 persen pada periode tahun 1971-1980 menjadi 1,98 persen
pada periode tahun 1980-1990 dan pada periode tahun 1990-1996 menjadi 1,69
persen.
Terdapat perbedaan yang sangat mencolok
tentang laju pertumbuhan penduduk bila dilihat menurut propinsi pada periode
tahun 1990-1996. Angka terendah sebesar 0,01 persen pada propinsi DI Yogyakarta
dan tertinggi sebesar 4,39 persen pada propinsi Kalimantan Timur.
Persebaran Penduduk
Salah satu masalah kependudukan di
Indonesia adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini berkaitan
dengan daya dukung lingkungan (luas wilayah) yang tidak seimbang antara
Jawa-Bali dengan luar Jawa-Bali. Pulau Jawa yang luas wilayahnya kurang dari 7
persen dihuni oleh 58,7 persen penduduk, sehingga kepadatan penduduk di Pulau
Jawa mencapai 880 jiwa per Km2 pada tahun 1996.
Kepadatan penduduk di luar Pulau Jawa,
jauh lebih rendah, yaitu baru didiami oleh kurang dari 100 Jiwa setiap Km2 di
Pulau Sumatera dan Sulawesi , dan kurang dari 20 Jiwa setiap Km2 di Kalimantan
serta khususnya di Irian Jaya yang baru dihuni oleh 5 Jiwa setiap Km2. Gambaran
ini selain memberikan petunjuk tentang tidak meratanya persebaran penduduk,
juga menunjukkan kurang seimbangnya proporsi luas wilayah.
Persentase Penduduk Kota
Sejak tahun 1971 penduduk perkotaan
terus meningkat dengan pesat, yaitu dari 17,3 persen pada tahun 1971 menjadi
22,4 persen pada tahun 1980 dan meningkat menjadi 37,1 persen pada tahun 1996.
Hal ini disebabkan proses urbanisasi yang terus menerus terjadi karena
kehidupan diperkotaan dianggap lebih baik dan menjanjikan mudah memperoleh
kesempatan kerja dan berusaha dari pada di pedesaan sehingga dapat disebutkan
pula bahwa meningkatnya penduduk kota tersebut antara lain disebabkan oleh
pengaruh keadaan sosial dan pertumbuhan pembangunan secara nasional.
Rasio jenis Kelamin
Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat
dari perkembangan rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki
dengan penduduk perempuan.
Rasio jenis
kelamin penduduk selama tiga periode sensus berada dibawah angka 100 yaitu 97,2
pada tahun 1971, 98,8 pada tahun 1980 dan 99,4 pada tahun 1995 dan tahun 1996.
menjadi 99,07.
Penduduk menurut golongan umur dan jenis
kelamin .
Rincian penduduk Indonesia menurut
golongan umur (dalam persen) dan jenis kelamin tergambar dalam piramida
penduduk hasil sensus tahun 1971, 1980 dan tahun 1990, menunjukkan ciri yang
menarik antara lain :
Pertama, struktur umur penduduk Indonesia
masih tergolong “muda”. Artinya proporsi penduduk dibawah 15 tahun masih tinggi
walaupun secara berangsur mulai menurun, yaitu dari 43,97% pada tahun 1971
menjadi 40,90% pada tahun 1980 dan 36,6% pada tahun 1990 kemudian turun menjadi
33,54% pada tahun 1995.
Angka Kelahiran Kasar (CBR)
Berdasarkan perkiraan yang dihitung
Biro Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa Angka Kelahiran Kasar di
Indonesia telah menurun dari 33,7 per 1000 penduduk pada periode 1980-1985
menjadi 28,7 per 1000 penduduk dan 25,3 per 1000 penduduk pada periode
1985-1990 dan 1990-1995
.
Pembahasan
a. Sensus penduduk
Sensus
berasal dari bahasa latin census yang berarti penaksiran harta benda seorang
warga negara pencatatan nama warga negara, misal untu pemungutan pjak.
Sensuss dapat dibedakan atas dua macam, yakni sensus de factor dan de jure. Sensus de facto adalah perhitungan penduduk atau pencacahan penduduk yang dilakukan setiap orang yang pada waktu sensus diadkan berada pada wilayah sensus. Sementra sensus de jure adalah pencacahan yang hanya dikenal pada penduduk yang benar-benar bertempat tinggal dalam wilayah sensus tersebut
b. Register
Sensuss dapat dibedakan atas dua macam, yakni sensus de factor dan de jure. Sensus de facto adalah perhitungan penduduk atau pencacahan penduduk yang dilakukan setiap orang yang pada waktu sensus diadkan berada pada wilayah sensus. Sementra sensus de jure adalah pencacahan yang hanya dikenal pada penduduk yang benar-benar bertempat tinggal dalam wilayah sensus tersebut
b. Register
Registrasi
adalah catatan secara continue/terus menerus yang dilakukan oleh dinas terkait
terhadap penduduk suatu wilayah administrasi.
c. Survei
Survei
merupakan pencacahan penduduk metode dengan cara mengambil contoh daerah. Jadi,
pencacahan penduduk metode survei tidak dilakukan diseluru wilayh negara,
melainkan hanya pada daerah-daerah tertentu yang dianggap mewakili seluru wilayh
negara tersebut.
Menghitung Pertumbuhan Penduduk Suatu Wilayah.
Menghitung Pertumbuhan Penduduk Suatu Wilayah.
Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam
jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit"
untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi
selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk
sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada
pertumbuhan penduduk dunia.
Nilai Pertumbuhan Penduduk
nilai pertumbuhan penduduk nilai
pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam
sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada
periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam
populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus: P = Poekt
Rumus: nulai petumbuhan=(popolasi di akhir priode - popolasi diawal priode): populasi diawal
Rumus: nulai petumbuhan=(popolasi di akhir priode - popolasi diawal priode): populasi diawal
Kesimpulan
Pengendalian peledakan penduduk
peledakan penduduk bisa menimbulkan
dampak, maka tiap negara memikirkan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk.
setiap negar memiliki kebijakan sendiri mengenai hal itu, dua diantarannya
adalah :
insentif dan sanksi
Insentif akan diberikan pada
pasangan dengan sedikit anak. Sementara, pasangan yang memiliki banyak anak
akan diberi sanksi. Misalnya harus membayar pajak lebih besar.
Cina merupakan salah satu contoh negara yang menerapkan metode insentif dan sanksi. Seperti kita ketahui bahwa cina memiliki penduduk yang beser. Tercatat dari hasil sensusu tahun 2000, jumlah penduduknya 1,3 M. Penduduk cina kurang lebih 22 %dari total penduduk dunia. sejak tahun 1979, pemerintah cina mengkampanyekan kebijakan "satu anak tiap pasangan". Setiap pasangan dicina hanya diperbolehkan memiliki satu anak. Jika pasangan memiliki lebih dari satu anak, tanpa, ijin dari pemerintah, dianggap ilegal.
Pendidikan Tentang Keluarga Berencana
Di beberapa negara pasangan suami-istri diajari beberapa cara untuk mengendalikan jumlah anak. Sebagian contoh, dibangladesh lebih dari 24.000 wanita setiap tahunnya dikirim ke daerah perkotaan untuk diajak dan diberikan penyuluhan tentang keluarga berencana. dengan penyuluhan ini diharapkan mereka bisa mengatur jumlah anak.
Bagaiman di Indonesia ? Di Indonesia, pengendalian laju pertumbuhan penduduk juga dilakukan dengan kampanye program keluarga berencana. program ini mengajarkan kepada pasangan suami istri untuk memiliki hanya dua anak saja. laki-laki atau perempuan sama saja.
Bagai pegawai negeri, pemerintah menerapkan program insetif, yakni tunjangan anak. Sejalan dengan kampanye keluarga berencana, tunjanagan anak bagi pegawai negeri hanya diberikan sampai anak kedua saja. Hal itu diberlakukan dengan tujuan agar pasangan suami istri membatasi jumlah anak.
Cina merupakan salah satu contoh negara yang menerapkan metode insentif dan sanksi. Seperti kita ketahui bahwa cina memiliki penduduk yang beser. Tercatat dari hasil sensusu tahun 2000, jumlah penduduknya 1,3 M. Penduduk cina kurang lebih 22 %dari total penduduk dunia. sejak tahun 1979, pemerintah cina mengkampanyekan kebijakan "satu anak tiap pasangan". Setiap pasangan dicina hanya diperbolehkan memiliki satu anak. Jika pasangan memiliki lebih dari satu anak, tanpa, ijin dari pemerintah, dianggap ilegal.
Pendidikan Tentang Keluarga Berencana
Di beberapa negara pasangan suami-istri diajari beberapa cara untuk mengendalikan jumlah anak. Sebagian contoh, dibangladesh lebih dari 24.000 wanita setiap tahunnya dikirim ke daerah perkotaan untuk diajak dan diberikan penyuluhan tentang keluarga berencana. dengan penyuluhan ini diharapkan mereka bisa mengatur jumlah anak.
Bagaiman di Indonesia ? Di Indonesia, pengendalian laju pertumbuhan penduduk juga dilakukan dengan kampanye program keluarga berencana. program ini mengajarkan kepada pasangan suami istri untuk memiliki hanya dua anak saja. laki-laki atau perempuan sama saja.
Bagai pegawai negeri, pemerintah menerapkan program insetif, yakni tunjangan anak. Sejalan dengan kampanye keluarga berencana, tunjanagan anak bagi pegawai negeri hanya diberikan sampai anak kedua saja. Hal itu diberlakukan dengan tujuan agar pasangan suami istri membatasi jumlah anak.
0 komentar:
Posting Komentar