BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Tulisan
ini berisi bacaan mengenai sebuah teknologi yang mungkin sudah tidak asing lagi
bagi semua orang. Karena teknologi ini semakin berkembang seiring dengan
perkembangan jama. Bahkan penggunaannyapun tidak terlalu sulit untuk
menggunakannya. Akan tetapi akan lebih baik apabila kita mengetahui dan
mengerti asal mula munculnya perangkat televisi ini, dan juga kekurangannya
dalam tulisan ini telah dijelaskan perkembangan tekhnologi yang mendasari
terciptanya perangkat selular televisi. Dan berbagai materi yang singkat tetapi
kaya akan informasi yang akan lebih baik apabila dibaca sendiri oleh para
pembaca. Sekiranya tulisan ini dapat menjadi bahan penambah wawasan bagi para
pembacanya. Supaya memanfaatkan tekhnologi sekarang dengan sebaik-baiknya,
menghindari hal yang negatif.
1.2.Rumusan
masalah
1.2.1.
Sejarah
perkembangan televisi ?
1.2.2.
Dampak positif
dan negatif dari televisi ?
1.2.3.
Fungsi dan
komponen pada televisi ?
1.2.4.
Mengetahui Tata
cara untuk membuat televisi ?
1.3.Tujuan
1.3.1.
Mengetahui
tentang sejarah perkembangan televisi
1.3.2.
Menjelaskan dampak
positif dan negatif dari televisi
1.3.3.
Mengetahui fungsi
dan komponennya
1.3.4.
Menganalisa
tentang tata cara pembuatan televisi
BAB II
PEMBAHASAN
Pembahasan / Gambaran awal tentang
alat-alat elektronika
Pengertian
Ilmu Elektronika
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi. Definisi lain, elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam :
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi. Definisi lain, elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam :
- Ruang hampa. Contoh: pada radio-radio kuno, CRT (cathode-ray tube) atau tabung sinar katode yang banyak dijumpai pada pesawat televisi, dan osiloskop (CRO: cathode-ray oscilloscope).
- Gas. Contoh: tabung-tabung foto jenis gas (gas-type phototubes) yang digunakan dalam industri per-film-an sebagai sound-on-film sensors. afs
- Bahan semikonduktor. Contoh: diode, transistor, dan IC.
Komponen
Elektronika
Komponen Pasif: Komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya.
Komponen Pasif: Komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya.
- Resistor
Resistor atau penghambat adalah suatu komponen elektronik yang dibuat untuk mempunyai hambatan listrik yang tidak dipengaruhi oleh arus listrik yang melewatinya. Biasanya resistor juga dibuat untuk tidak dipengaruhi oleh temperatur atau faktor lainnya. Resistor bisa mempunyai hambatan yang tetap atau berubah-ubah (variabel). Resistor variabel juga disebut potensiometer atau reostat. Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi membatasi/menghambat arus listrik. Karena tidak dapat menguatkan sinyal maka resistor termasuk komponen pasif. - Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang berfungsi menyimpan medan listrik, dapat berfungsi memblokir arus DC dan meneruskan arus AC. Kapassitor tidak dapat menguatkan, menyearahkan dan mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. - Induktor
Merupakan komponen yang dapat menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat dari arus listrik yang mengalir melaluinya. Induktor tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal maupun mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Pada arus DC, induktor bersifat mengalirkannya tetapi pada arus AC induktor bersifat menghambat.
Komponen
Aktif: komponen
yang bila bekerja membutuhkan sumber daya listrik. Bahan yang paling sering
digunakan untuk pembuatan komponen aktif elektronika adalah semi konduktor.
Komponen ini menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi
dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
- Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika dengan 3 elektrode. Jika menjadi komponen dalam rangkaian penguat maka transistor dapat menguatkan sinyal listrik. - Diode
Merupakan komponen elektronika yang dapat mengalirkan arus listrik satu arah, alat ini juga bisa digunakan untuk membatasi arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Didalam diode terdapat dua elektrode yang dapat digunakan untuk menyearahkan sinyal listrik AC menjadi DC. - LED (light emitting diode)
Diode yang memancarkan cahaya apabila dialiri oleh aliran listrik. Segment ini dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat display, warna yang dihasilkan oleh LED ini adalah warna merah.
2.1. Sejarah Perkembangan Televisi
Sejarah awal
Pada masa awal
perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam,
menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada akhir 1920-an, sistem
pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah
dikembangkan, dimana semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini.
Walaupun sistem mekanik akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang didapat
dari pengembangan sistem elektromekanis sangatlah penting dalam pengembangan
sistem televisi elektronik penuh.
Gambar pertama
yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik
sederhana, (seperti pantelegraf) yang dikembangkan
pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak yang menggunakan daya
elektrik pertama kali diuraikan pada 1878 sebagai "teleponoskop"
(konsep gabungan telepon dan gambar bergerak), tidak lama setelah penemuan telepon. Pada saat
itu, para penulis fiksi
ilmiah telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan
dapat dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara.
Ide untuk
menggunakan sistem pemindaian gambar untuk mengirim gambar pertama kali
dipraktikkan pada 1881 menggunakan pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme
pemindaian pendulum. Semenjak itu, berbagai teknik pemindaian gambar telah
digunakan di hampir setiap teknologi pengiriman gambar, termasuk televisi.
Inilah konsep yang bernama "perasteran", yaitu
proses merubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik.
1880-an: Cakram Nipkow
Pada tahun 1884, Paul
Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem
televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow, sebuah cakram
berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakaram
yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram diposisikan dengan
selisih sudut yang
sama agar dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya
melalui setiap lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya
yang menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang
difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris"
horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar
dapat dipraktekkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabung penguat. Namun, alat
tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone" —
dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui
kabel telegraf atau telepon.
Rancangan
selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai
perekam gambar dan tabung
sinar katode (CRT) sebagai perangkat tampilan. Pada 1907, seorang
ilmuwan Rusia, Boris
Rosing, menjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam
perangkat penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai
"mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT.[4] Namun, untuk
merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor selenium yang rendah.
1920-an: Penemuan John Logie Baird
TV 405 hitam
putih Murphy dari Ukrania, 1951.
Penemu asal Skotlandia, John Logie Baird berhasil
menunjukan cara pemancaran gambar-bayangan bergerak di London pada tahun
1925,[5] diikuti gambar
bergerak monokrom pada tahun 1926.
Cakram pemindai Baird dapat menghasilkan gambar beresolusi 30 baris (cukup
untuk memperlihatkan wajah manusia) dari lensa dengan spiral
ganda.[6] Demonstrasi
oleh Baird ini telah disetujui secara umum oleh dunia sebagai demonstrasi
televisi pertama, sekalipun televisi mekanik tidak lagi digunakan. Pada tahun
1927, Baird juga menemukan sistem rekaman video pertama di
dunia, yaitu "Phonovision", yaitu dengan memodulasi sinyal output
kamera TV-nya ke dalam kisaran jangkauan audio, dia dapat merekam sinyal
tersebut pada cakram audio 10 inci (25 cm) dengan menggunakan
teknologi rekaman audio biasa. Hanya sedikit rekaman "Phonovision"
Baird yang masih ada dan rekaman-rekaman yang masih bertahan tersebut kemudian
diterjemahkan dan diproses menjadi gambar yang dapat dilihat pada 1990-an menggunakan
teknologi pemrosesan-sinyal digital.[7]
Pada 1926,
seorang insinyur Hungaria, Kálmán
Tihanyi, merancang sistem televisi dengan perangkat pemindaian
dan tampilan yang sepenuhnya elektronik, dan menggunakan prinsip
"penyimpanan isi" di dalam tabung pemindai (atau "kamera").[8][9][10][11]
Pada 1927,
seorang penemu Rusia, Léon Theremin, mengembangkan
sistem televisi dengan mirror-drum yang menggunakan sistem "video terjalin" untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris.
Pada tahun yang
sama, Herbert
E. Ives dari Bell Labs berhasil
mengirimkan gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang
menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga
melalui gelombang radio dari Whippany,
New Jersey.[12] Ives
menggunakan layar penayang sebesar 24 x 30 inci (60 x 75 cm). Subjek rekamannya
termasuk salah satunya Sekretaris Perdagangan Amerika saat itu, Herbert Hoover.
Pada tahun yang
sama pula, Philo
Farnsworth berhasil membuat sistem televisi pertama di dunia dengan
pemindai elektronik pada kedua perangkat tampilan dan pickup,[13] dimana
temuannya ini pertama kali ia demonstrasikan di depan media pers pada 1 September 1928.[13][14]
1930-an: Penyebaran dan penerimaan masyarakat
Braun HF 1,
Jerman, 1959
Pada tahun
1936, untuk pertama kalinya olimpiade
Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig di
mana masyarakat umum dapat menyaksikan setiap perlombaan langsung.[15]
Pada masa awal
televisi, kotak televisi elektromekanik mulai secara komersial dijual dari
tahun 1928 hingga 1934 di Inggris,[16] Amerika
Serikat, dan Rusia.[17] Televisi
komersial pertama dijual oleh Baird di Britania Raya pada tahun 1928 dalam
bentuk penerima radio ditambah dengan komponen-komponen seperti tabung neon di belakang cakram Nipkow yang
menghasilkan gambar kemerahan berukuran sebesar perangko pos yang dapat
diperbesarkan lagi menggunakan lensa pembesar. "Televisor" ciptaan
Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio. Televisor yang dijual pada tahun
1930–1933 merupakan pemasaran televisi masal yang pertama. Kira-kira 1,000 unit
Televisor berhasil dijual.[18]
Kotak televisi
elektronik komersial pertama dengan tabung
sinar katode diproduksi oleh Telefunken di Jerman pada 1934,[19][20] diikuti oleh
produsen elektronik yang lain di Perancis (1936),[21] Britania Raya (1936),[22] dan Amerika Serikat (1938).[23][24]
Pada tahun
1936, Kálmán
Tihanyi menerangkan prinsip televisi plasma, yaitu sistem
panel datar yang pertama.[25] [26]
Pada tahun 1938
di Amerika, televisi berukuran 3 inci (7.6 cm) dijual seharga 125 USD (setara dengan
1.863 USD pada tahun 2007.) Model termurah televisi berukuran 12 inci
(30 cm) adalah seharga $445 (setara dengan $6.633 per 2007).[27]
Kira-kira
sebanyak 19.000 unit televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600
unit di Jerman, dan 8.000 unit di Amerika,[28] sebelum
akhirnya War
Production Board terpaksa menghentikan produksi TV pada April 1942 karena
pecahnya Perang
Dunia II.
Penggunaan TV
di Amerika Serikat meningkat kembali pasca Perang Dunia II setelah produksi TV
diizinkan kembali pada Agustus 1945. Pasca perang,
jumlah pemilik TV di Amerika meningkat sekitar 0,5% pada tahun 1946, lalu naik
55,7% pada tahun 1954, dan naik sampai 90% pada tahun 1962.[29] Di Britania,
jumlah pemilik TV meningkat dari 15.000 pada tahun 1947, lalu 1,4 juta pada tahun
1952, hingga 15,1 juta pada tahun 1968.
2.2. DAMPAK POSITIF & NEGATIF Televisi
DiZaman yang penuh modern ini, hampir di setiap rumah
memiliki televisi. Akan tetapi tanpa kita sadari kita menjadi objek atau pangsa
pasar oleh produksi televise, baik iklan maupun acara-acara tayangan televise
tersebut. Bagaimana kita menyikapinya hal ini tentunya kita harus cerdas dalam
menonton televisi, bisa memilih acara-acara yang benar-benar mendidik. Proses
dalam mencerdaskan dalam menonton, Masyarakat Peduli Media melakukan
pendampingan terhadap masyarakat di wilayah Yogyakarta agar paham dalam
menonton televise,yaitu di kecamatan wirobrajan dan kecamatan Gadingsari.
Televisi tak lepas dari mata kita, setiap hari berapa juta
orang mata menonton televise baik acara sinetron,olahraga, berita ataupun
lainnya. Program televise kita hanya sekedar menari ratting atau nilai berapa
banyak yang menonton acara tersebut. Sehingga acara yang ditayangkan hanya
untuk mendapatkan keuntungan belaka, tidak melihat kebutuhan masyarakat. Setiap
acara program televise memiliki dampak posive dan negative, terutama dampak
terhadap anak-anak dalam menonton televise. Adapun dampak positive dan negative
yaitu :
Dampak positif dan Ngative menonton Televisi
Pertama, acara
TV punya dampak pornografi. Ini saya dapat dari kelompok usia kelas 4-6 tahun.
Kelompok ini mencatat pemeran dalam acara Superhero Kocak punya
baju yang terlalu seksi. Anak tak pantas melihatnya.
Kedua, konsumtif.
Tayangan iklan merangsang anak-anak meminta/ membeli barang yang tidak
dibutuhkan. Dampak konsumtif karena iklan ini muncul di setiap kelompok
diskusi. Anak TK hingga kelas 6 SD rata-rata meminta mainan, makanan, sampai
atribut-atribut yang dipakai aktor dan aktris. Sedangkan usia SMA meminta motor
dan aksesoris mirip yang digunakan artis. Tidak hanya iklan, sinetron dan
acara musik di TV turut membentuk keinginan anak meniru atribut yang dipakai
aktor/ aktrisnya.
Ketiga, menunda-tunda
dan malas(perilaku). Malas belajar karena demen bahkan candu
dengan acara TV favorit. Ujung-ujungnya, anak sering menunda mengerjakan
pekerjaan rumah. Pada kelompok usia TK, anak bisa melanggar adab membaca
doa karena menonton Islam KTP. Acara Amel Cemal Cemil bikin
anak rakus, punya tata cara makan kurang baik.
Keempat,
kemampuan berbahasa (membentak,mengumpat). Saya mencatat ada anak usia kelas
1-3 SD suka berkata kasar dan kurang sopan pada yang lebih tua. Anak-anak
usia ini sudah mengenal kata-kata seperti ‘kurang ajar’. Kartun Sinchan punya
peran besar dalam kasus ini. Anak usia ini juga mudah melawan perintah orang
tua, membentak. Semua kelompok sepakat bahwa acara musik, sinetron, iklan, dan
kartun sinchan bikin anak mereka tidak berbahasa Indonesia
dengan baik, banyak bahasa gaul yang dikenal. Acara Islam KTP jadi sorotan
juga. Makian-makian seperti ‘ente bahlul’, ‘kurang ajar’, ‘busuk’ jadi
dibiasakan pada anak. Anak jadi berbicara dengan bahasa yang biasa
Demikian televise juga ada dampak positifnya yaitu acara TV
dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Seperti acara bolang, laptop si
unyil, koki cilik, asal-usul, dunia ikan, Hand Made. George.Acara tersebut
membuat anak mengenal daerah geografis dunia, mengenal negara, mengetahui
proses pembuatan barang-barang, tahu permainan tradisional, dan adat
istiadat. Ibu-ibu berpendapat acara TV yang memberikan dampak positif
perlu dilestarikan.
Selain itu, anak diajak untuk kreatif. Acara macam Hand
Made, Koki Cilik, dan Panji Si petualangmerangsang anak
kreatif membuat mainan dengan barang bekas, daur ulang, kreasi memasak. Dampak
ketiga, acara TV juga dapat membuat perilaku anak paham agama, menghormati
orang lain, punya empati, menolong orang lemah, dan menepati janji. Acara TV
yang menginspirasi perilaku tersebut seperti Panji Si petualang,
upin-ipin, Islam KTP, krisna, tolong.
Islam KTP saya
catat jadi acara yang punya dua sisi muka. Buruk untuk kemampuan berbahasa
anak, namun baik karena memberikan pemahaman agama pada anak.Saya juga mencatat
bahwa tayangan TV bisa diakali oleh ibu-ibu. Ada pengakuan salah satu warga
bahwa ia menerapkan peraturan. Sehingga kita sebagai orang tua tentunya perlu
mendampingi anak-anaknya dalam menonton televisi.
2.3. Fungsi dan Komponen kotak televisi
Secara umum cara kerja kotak TV berawal dari antena yang menerima
input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur
oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan
dipisahkan antara gambar dan suara, sementara gambar diolah oleh tabung katode
dan diteruskan ke layar, sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo,
untuk kemudian diumpan ke penguat akhir dan speaker.
Perangkat
output gambar televisi saat ini menggunakan berbagai teknologi penampil seperti
CRT, LCD, Plasma, DLP, maupun OLED. Sedangkan
untuk terminal input tambahan bagi piranti keras lain, unit televisi juga
dilengkapi dangan terminal input untuk DVD player, konsol permainan video dan alat
pendengar personal. Terminal input lain yang juga kerap dijumpai termasuk RCA, mini-DIN, HDMI, SCART, dan D-terminal. Ada juga yang
dilengkapi input untuk perekaman suara dan gambar dari acara TV. Sebagian unit
TV mewah dilengkapi dengan port Ethernet untuk menerima
data dari Internet, seperti nilai saham, cuaca, ataupun berita. Seluruh unit TV
yang diproduksi sejak awal 1980-an juga
dilengkapi dengan remote control inframerah untuk mengontrol saluran
siaran, suara, kecerahan, kontras, warna, dll.
Komponen-komponen utama dari sebuah
televisi LCD ukuran 19 inci
2.4. Mengetahui CARA MERAKIT TV
Dalam
memprbaiki TV kadang saya menemui jalan buntu (terlalu rumit untuk di deteksi
komponen yang rusak, komponen untuk pengggantinya sudah tidak tersedia di
pasaran karena pesawat yang sudah lama, atau karena harga komponen yang sangat
mahal. Jika sudah demikian maka saya segera memberikan solusi terbaik buat
pelanggan saya, dengan mengganti mesin. Jika pelanggan setuju dan cocok
biayanya maka segera lakukan penggantian mesin TV. Bagaimana cara merakit atau
mengganti mesin TV? ikuti langkah - langkah yang saya berikan berikut ini.
1. Pemasangan kabel defleksi yoke:
a. Pastikan resistansi yoke horizontal anda antara 1 ohm - 22 ohm dan vertikal antara 5 ohm - 25 ohm, jika tidak maka rubahlah penggambungan yoke tersebut
(paralel atau seri). Jika belum memenuhi persyaratan maka gantilh yoke nya.
b. Hubungkan kabel vertikal ke yoke vertikal dan kabel horizontal ke yoke. horizontal.Pemasangan yang terbalik akan merusak IC vertikal dan R bagian vertikal
c. Pasang konektor defleksi yoke pada konektor yang sudah tersedia di PCB.
2. Hubungkan kabel ground dari tabung ke pin yang terletak di PCB socket CRT.
Pastikan kabel ground tersambung dengan benar ! Jika tidak, maka bisa menyebabkan
kerusakan IC Program.
3. hubungkan kop Flyback ke tabung CRT dengan benar dan hati - hati.
4. Hubungkan kabel antena, panel tombol, sensor remote, dan panel AV pada tempatnya.
5. Hubungkan power switch ke PCB Chasis TV.
6. Nyalakan TV
7. Setelahk TV menyala perhatikan layar TV (vertikal dan horizontalnya) apakah sudah pas lebar nya kanan kiri dan atas bawah. Jika belum lakukan langkah - langkah sebagai berikut:
a. Jika layar kanan kiri (horizontal) kurang lebar. Pindah kabel horizontal pada pin lainnya yang tersedia di PCB, pilih pin mana yang paling lebar tampilan layarnya,setelah didapat tapi masi kuran lebar sedikit ata kelebaran sediki maka lakukanlan pengetriman pada trimpot dibagian regulator switching untuk mentesuaikan tegangan horizontal sehingga di dapat kelebaran horizontal yang cukup.
b. Jika layar bagian kanan kiri kuranga seimbang atau ada warna blank putih maka masuklah ke mode factori dan setting lah bagian horizontalnya (cara masuk ke mode factory lihat pada posting saya KODE MENU service
c.Jika layar TV atas bawah
(vertikal) kerang lebar, maka masuklah ke mode factori dan setting lah bagian
vertikalnya (cara masuk ke mode factory lihat pada posting KODE MENU SERVICE )
8. Setelah pensettingan bagian horizontal dan bagian vertikal selesai maka dilanjutkan dengan pensettingan logo. Cara setting nya dapat anda baaca pada posting SETTING LOGO
9. Setelah setting logo selesai maka tutuplah box TV dan nyalakan.
10. Selesai ....
8. Setelah pensettingan bagian horizontal dan bagian vertikal selesai maka dilanjutkan dengan pensettingan logo. Cara setting nya dapat anda baaca pada posting SETTING LOGO
9. Setelah setting logo selesai maka tutuplah box TV dan nyalakan.
10. Selesai ....
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik
arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau
partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan
elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya
Pada masa awal perkembangannya,
televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam,
menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada akhir 1920-an
Secara umum cara kerja kotak TV berawal
dari antena yang menerima
input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur
oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan
dipisahkan antara gambar dan suara
3.2.Saran
Makalah ini
ditujukan untuk semua orang dan para pembaca. Agar mengerti perkembangan
televisi dan semua peralatan pada elektronika di era sekarang terutama pada
bidang televisi serta mengetahui betul tentang dampak-dampak poditif dan
negatifnya dari televisi, agar semua siswa bisa membedakan baik dan buruknya
dari sebuah televisi. Serta dapat mengetahui cara-cara pembuatan pada televisi,
agar dikemudian hari para pelajar bisa mempraktekkannya untuk membuat rancangan
sendiri dalam pembuatan televisi.
Kritik
Kritik : saya merasa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dari para pembaca sangat saya
harapkan, demi penyempurnaan makalah ini untuk membuat makalah yang
selanjutnya. Tentunya pada guru mata pelajaran elektro ini.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar