Alfa Computer : Jl Raya Watudandang Prambon Nganjuk (1/3an SMPN 1 Prambon)

Minggu, 10 Juni 2012

Makalah Perkembangan Televisi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tulisan ini berisi bacaan mengenai sebuah teknologi yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi semua orang. Karena teknologi ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan jama. Bahkan penggunaannyapun tidak terlalu sulit untuk menggunakannya. Akan tetapi akan lebih baik apabila kita mengetahui dan mengerti asal mula munculnya perangkat televisi ini, dan juga kekurangannya dalam tulisan ini telah dijelaskan perkembangan tekhnologi yang mendasari terciptanya perangkat selular televisi. Dan berbagai materi yang singkat tetapi kaya akan informasi yang akan lebih baik apabila dibaca sendiri oleh para pembaca. Sekiranya tulisan ini dapat menjadi bahan penambah wawasan bagi para pembacanya. Supaya memanfaatkan tekhnologi sekarang dengan sebaik-baiknya, menghindari hal yang negatif.

1.2.Rumusan masalah
1.2.1.      Sejarah perkembangan televisi ?  
1.2.2.      Dampak positif dan negatif dari televisi ?            
1.2.3.      Fungsi dan komponen pada televisi ?       
1.2.4.      Mengetahui Tata cara untuk membuat televisi ?

1.3.Tujuan
1.3.1.      Mengetahui tentang sejarah perkembangan televisi        
1.3.2.      Menjelaskan dampak positif dan negatif dari televisi    
1.3.3.      Mengetahui fungsi dan komponennya
1.3.4.      Menganalisa tentang tata cara pembuatan televisi



BAB II
PEMBAHASAN

Pembahasan / Gambaran awal tentang alat-alat elektronika
Pengertian Ilmu Elektronika
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi. Definisi lain, elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam :
  • Ruang hampa. Contoh: pada radio-radio kuno, CRT (cathode-ray tube) atau tabung sinar katode yang banyak dijumpai pada pesawat televisi, dan osiloskop (CRO: cathode-ray oscilloscope).
  • Gas. Contoh: tabung-tabung foto jenis gas (gas-type phototubes) yang digunakan dalam industri per-film-an sebagai sound-on-film sensors. afs
  • Bahan semikonduktor. Contoh: diode, transistor, dan IC. 
Komponen Elektronika
Komponen Pasif: Komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya.
  • Resistor
    Resistor atau penghambat adalah suatu komponen elektronik yang dibuat untuk mempunyai hambatan listrik yang tidak dipengaruhi oleh arus listrik yang melewatinya. Biasanya resistor juga dibuat untuk tidak dipengaruhi oleh temperatur atau faktor lainnya. Resistor bisa mempunyai hambatan yang tetap atau berubah-ubah (variabel). Resistor variabel juga disebut potensiometer atau reostat. Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi membatasi/menghambat arus listrik. Karena tidak dapat menguatkan sinyal maka resistor termasuk komponen pasif.
  • Kapasitor
    Kapasitor merupakan komponen elektronika yang berfungsi menyimpan medan listrik, dapat berfungsi memblokir arus DC dan meneruskan arus AC. Kapassitor tidak dapat menguatkan, menyearahkan dan mengubah suatu energi ke bentuk lainnya.
  • Induktor
    Merupakan komponen yang dapat menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat dari arus listrik yang mengalir melaluinya. Induktor tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal maupun mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Pada arus DC, induktor bersifat mengalirkannya tetapi pada arus AC induktor bersifat menghambat.
Komponen Aktif: komponen yang bila bekerja membutuhkan sumber daya listrik. Bahan yang paling sering digunakan untuk pembuatan komponen aktif elektronika adalah semi konduktor. Komponen ini menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
  • Transistor
    Transistor merupakan komponen elektronika dengan 3 elektrode. Jika menjadi komponen dalam rangkaian penguat maka transistor dapat menguatkan sinyal listrik.
  • Diode
    Merupakan komponen elektronika yang dapat mengalirkan arus listrik satu arah, alat ini juga bisa digunakan untuk membatasi arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Didalam diode terdapat dua elektrode yang dapat digunakan untuk menyearahkan sinyal listrik AC menjadi DC.
  • LED (light emitting diode)
    Diode yang memancarkan cahaya apabila dialiri oleh aliran listrik. Segment ini dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat display, warna yang dihasilkan oleh LED ini adalah warna merah.


2.1. Sejarah Perkembangan Televisi
Sejarah awal
Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada akhir 1920-an, sistem pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan, dimana semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini. Walaupun sistem mekanik akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang didapat dari pengembangan sistem elektromekanis sangatlah penting dalam pengembangan sistem televisi elektronik penuh.
Gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, (seperti pantelegraf) yang dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak yang menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1878 sebagai "teleponoskop" (konsep gabungan telepon dan gambar bergerak), tidak lama setelah penemuan telepon. Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara.
Ide untuk menggunakan sistem pemindaian gambar untuk mengirim gambar pertama kali dipraktikkan pada 1881 menggunakan pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme pemindaian pendulum. Semenjak itu, berbagai teknik pemindaian gambar telah digunakan di hampir setiap teknologi pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama "perasteran", yaitu proses merubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik.
1880-an: Cakram Nipkow
Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow, sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram diposisikan dengan selisih sudut yang sama agar dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya melalui setiap lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya yang menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktekkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabung penguat. Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone" — dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui kabel telegraf atau telepon.
Rancangan selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai perekam gambar dan tabung sinar katode (CRT) sebagai perangkat tampilan. Pada 1907, seorang ilmuwan Rusia, Boris Rosing, menjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai "mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT.[4] Namun, untuk merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor selenium yang rendah.
1920-an: Penemuan John Logie Baird
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e4/Murphy_TV_1951.JPG/200px-Murphy_TV_1951.JPG
TV 405 hitam putih Murphy dari Ukrania, 1951.
Penemu asal Skotlandia, John Logie Baird berhasil menunjukan cara pemancaran gambar-bayangan bergerak di London pada tahun 1925,[5] diikuti gambar bergerak monokrom pada tahun 1926. Cakram pemindai Baird dapat menghasilkan gambar beresolusi 30 baris (cukup untuk memperlihatkan wajah manusia) dari lensa dengan spiral ganda.[6] Demonstrasi oleh Baird ini telah disetujui secara umum oleh dunia sebagai demonstrasi televisi pertama, sekalipun televisi mekanik tidak lagi digunakan. Pada tahun 1927, Baird juga menemukan sistem rekaman video pertama di dunia, yaitu "Phonovision", yaitu dengan memodulasi sinyal output kamera TV-nya ke dalam kisaran jangkauan audio, dia dapat merekam sinyal tersebut pada cakram audio 10 inci (25 cm) dengan menggunakan teknologi rekaman audio biasa. Hanya sedikit rekaman "Phonovision" Baird yang masih ada dan rekaman-rekaman yang masih bertahan tersebut kemudian diterjemahkan dan diproses menjadi gambar yang dapat dilihat pada 1990-an menggunakan teknologi pemrosesan-sinyal digital.[7]
Pada 1926, seorang insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi, merancang sistem televisi dengan perangkat pemindaian dan tampilan yang sepenuhnya elektronik, dan menggunakan prinsip "penyimpanan isi" di dalam tabung pemindai (atau "kamera").[8][9][10][11]
Pada 1927, seorang penemu Rusia, Léon Theremin, mengembangkan sistem televisi dengan mirror-drum yang menggunakan sistem "video terjalin" untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris.
Pada tahun yang sama, Herbert E. Ives dari Bell Labs berhasil mengirimkan gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga melalui gelombang radio dari Whippany, New Jersey.[12] Ives menggunakan layar penayang sebesar 24 x 30 inci (60 x 75 cm). Subjek rekamannya termasuk salah satunya Sekretaris Perdagangan Amerika saat itu, Herbert Hoover.
Pada tahun yang sama pula, Philo Farnsworth berhasil membuat sistem televisi pertama di dunia dengan pemindai elektronik pada kedua perangkat tampilan dan pickup,[13] dimana temuannya ini pertama kali ia demonstrasikan di depan media pers pada 1 September 1928.[13][14]
1930-an: Penyebaran dan penerimaan masyarakat
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ee/Braun_HF_1.jpg/200px-Braun_HF_1.jpg
Braun HF 1, Jerman, 1959
Pada tahun 1936, untuk pertama kalinya olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig di mana masyarakat umum dapat menyaksikan setiap perlombaan langsung.[15]
Pada masa awal televisi, kotak televisi elektromekanik mulai secara komersial dijual dari tahun 1928 hingga 1934 di Inggris,[16] Amerika Serikat, dan Rusia.[17] Televisi komersial pertama dijual oleh Baird di Britania Raya pada tahun 1928 dalam bentuk penerima radio ditambah dengan komponen-komponen seperti tabung neon di belakang cakram Nipkow yang menghasilkan gambar kemerahan berukuran sebesar perangko pos yang dapat diperbesarkan lagi menggunakan lensa pembesar. "Televisor" ciptaan Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio. Televisor yang dijual pada tahun 1930–1933 merupakan pemasaran televisi masal yang pertama. Kira-kira 1,000 unit Televisor berhasil dijual.[18]
Kotak televisi elektronik komersial pertama dengan tabung sinar katode diproduksi oleh Telefunken di Jerman pada 1934,[19][20] diikuti oleh produsen elektronik yang lain di Perancis (1936),[21] Britania Raya (1936),[22] dan Amerika Serikat (1938).[23][24]
Pada tahun 1936, Kálmán Tihanyi menerangkan prinsip televisi plasma, yaitu sistem panel datar yang pertama.[25] [26]
Pada tahun 1938 di Amerika, televisi berukuran 3 inci (7.6 cm) dijual seharga 125 USD (setara dengan 1.863 USD pada tahun 2007.) Model termurah televisi berukuran 12 inci (30 cm) adalah seharga $445 (setara dengan $6.633 per 2007).[27]
Kira-kira sebanyak 19.000 unit televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di Jerman, dan 8.000 unit di Amerika,[28] sebelum akhirnya War Production Board terpaksa menghentikan produksi TV pada April 1942 karena pecahnya Perang Dunia II.
Penggunaan TV di Amerika Serikat meningkat kembali pasca Perang Dunia II setelah produksi TV diizinkan kembali pada Agustus 1945. Pasca perang, jumlah pemilik TV di Amerika meningkat sekitar 0,5% pada tahun 1946, lalu naik 55,7% pada tahun 1954, dan naik sampai 90% pada tahun 1962.[29] Di Britania, jumlah pemilik TV meningkat dari 15.000 pada tahun 1947, lalu 1,4 juta pada tahun 1952, hingga 15,1 juta pada tahun 1968.

2.2. DAMPAK POSITIF & NEGATIF Televisi

DiZaman yang penuh modern ini, hampir di setiap rumah memiliki televisi. Akan tetapi tanpa kita sadari kita menjadi objek atau pangsa pasar oleh produksi televise, baik iklan maupun acara-acara tayangan televise tersebut. Bagaimana kita menyikapinya hal ini tentunya kita harus cerdas dalam menonton televisi, bisa memilih acara-acara yang benar-benar mendidik. Proses dalam mencerdaskan dalam menonton, Masyarakat Peduli Media melakukan pendampingan terhadap masyarakat di wilayah Yogyakarta agar paham dalam menonton televise,yaitu di kecamatan wirobrajan dan kecamatan Gadingsari.
Televisi tak lepas dari mata kita, setiap hari berapa juta orang mata menonton televise baik acara sinetron,olahraga, berita ataupun lainnya. Program televise kita hanya sekedar menari ratting atau nilai berapa banyak yang menonton acara tersebut. Sehingga acara yang ditayangkan hanya untuk mendapatkan keuntungan belaka, tidak melihat kebutuhan masyarakat. Setiap acara program televise memiliki dampak posive dan negative, terutama dampak terhadap anak-anak dalam menonton televise. Adapun dampak positive dan negative yaitu :
Dampak positif dan Ngative menonton Televisi
Pertama, acara TV punya dampak pornografi. Ini saya dapat dari kelompok usia kelas 4-6 tahun. Kelompok ini mencatat pemeran dalam acara Superhero Kocak punya baju yang terlalu seksi. Anak tak pantas melihatnya.
Kedua, konsumtif. Tayangan iklan merangsang anak-anak meminta/ membeli barang yang tidak dibutuhkan. Dampak konsumtif karena iklan ini muncul di setiap kelompok diskusi. Anak TK hingga kelas 6 SD rata-rata meminta mainan, makanan, sampai atribut-atribut yang dipakai aktor dan aktris. Sedangkan usia SMA meminta motor dan aksesoris mirip yang digunakan artis.  Tidak hanya iklan, sinetron dan acara musik di TV turut membentuk keinginan anak meniru atribut yang dipakai aktor/ aktrisnya.
Ketiga, menunda-tunda dan malas(perilaku). Malas belajar karena demen bahkan candu dengan acara TV favorit. Ujung-ujungnya, anak sering menunda mengerjakan pekerjaan rumah.  Pada kelompok usia TK, anak bisa melanggar adab membaca doa karena menonton Islam KTP. Acara Amel Cemal Cemil bikin anak rakus, punya tata cara makan kurang baik.
Keempat, kemampuan berbahasa (membentak,mengumpat). Saya mencatat ada anak usia kelas 1-3 SD suka berkata kasar dan kurang sopan pada yang lebih tua.  Anak-anak usia ini sudah mengenal kata-kata seperti ‘kurang ajar’. Kartun Sinchan punya peran besar dalam kasus ini. Anak usia ini juga mudah melawan perintah orang tua, membentak. Semua kelompok sepakat bahwa acara musik, sinetron, iklan, dan kartun sinchan bikin anak mereka tidak berbahasa Indonesia dengan baik, banyak bahasa gaul yang dikenal. Acara Islam KTP jadi sorotan juga. Makian-makian seperti ‘ente bahlul’, ‘kurang ajar’, ‘busuk’ jadi dibiasakan pada anak. Anak jadi berbicara dengan bahasa yang biasa
Demikian televise juga ada dampak positifnya yaitu acara TV dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Seperti acara bolang, laptop si unyil, koki cilik, asal-usul, dunia ikan, Hand Made. George.Acara tersebut membuat anak mengenal daerah geografis dunia, mengenal negara, mengetahui proses pembuatan barang-barang, tahu permainan tradisional, dan adat istiadat.  Ibu-ibu berpendapat acara TV yang memberikan dampak positif perlu dilestarikan.
Selain itu, anak diajak untuk kreatif. Acara macam Hand Made, Koki Cilik, dan Panji Si petualangmerangsang anak kreatif membuat mainan dengan barang bekas, daur ulang, kreasi memasak. Dampak ketiga, acara TV juga dapat membuat perilaku anak paham agama, menghormati orang lain, punya empati, menolong orang lemah, dan menepati janji. Acara TV yang menginspirasi perilaku tersebut seperti Panji Si petualang, upin-ipin, Islam KTP, krisna, tolong.
Islam KTP saya catat jadi acara yang punya dua sisi muka. Buruk untuk kemampuan berbahasa anak, namun baik karena memberikan pemahaman agama pada anak.Saya juga mencatat bahwa tayangan TV bisa diakali oleh ibu-ibu. Ada pengakuan salah satu warga bahwa ia menerapkan peraturan. Sehingga kita sebagai orang tua tentunya perlu mendampingi anak-anaknya dalam menonton televisi.

2.3. Fungsi dan Komponen kotak televisi

Secara umum cara kerja kotak TV berawal dari antena yang menerima input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan dipisahkan antara gambar dan suara, sementara gambar diolah oleh tabung katode dan diteruskan ke layar, sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo, untuk kemudian diumpan ke penguat akhir dan speaker.
Perangkat output gambar televisi saat ini menggunakan berbagai teknologi penampil seperti CRT, LCD, Plasma, DLP, maupun OLED. Sedangkan untuk terminal input tambahan bagi piranti keras lain, unit televisi juga dilengkapi dangan terminal input untuk DVD player, konsol permainan video dan alat pendengar personal. Terminal input lain yang juga kerap dijumpai termasuk RCA, mini-DIN, HDMI, SCART, dan D-terminal. Ada juga yang dilengkapi input untuk perekaman suara dan gambar dari acara TV. Sebagian unit TV mewah dilengkapi dengan port Ethernet untuk menerima data dari Internet, seperti nilai saham, cuaca, ataupun berita. Seluruh unit TV yang diproduksi sejak awal 1980-an juga dilengkapi dengan remote control inframerah untuk mengontrol saluran siaran, suara, kecerahan, kontras, warna, dll.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/b/b2/Sirkuit.jpg/250px-Sirkuit.jpg
Komponen-komponen utama dari sebuah televisi LCD ukuran 19 inci




2.4.  Mengetahui CARA MERAKIT TV
Dalam memprbaiki TV kadang saya menemui jalan buntu (terlalu rumit untuk di deteksi komponen yang rusak, komponen untuk pengggantinya sudah tidak tersedia di pasaran karena pesawat yang sudah lama, atau karena harga komponen yang sangat mahal. Jika sudah demikian maka saya segera memberikan solusi terbaik buat pelanggan saya, dengan mengganti mesin. Jika pelanggan setuju dan cocok biayanya maka segera lakukan penggantian mesin TV. Bagaimana cara merakit atau mengganti mesin TV? ikuti langkah - langkah yang saya berikan berikut ini.

1. Pemasangan kabel defleksi yoke:
a. Pastikan resistansi yoke horizontal anda antara 1 ohm - 22 ohm dan vertikal antara 5 ohm - 25 ohm, jika tidak maka rubahlah penggambungan yoke tersebut
(paralel atau seri). Jika belum memenuhi persyaratan maka gantilh yoke nya.
b. Hubungkan kabel vertikal ke yoke vertikal dan kabel horizontal ke yoke. horizontal.Pemasangan yang terbalik akan merusak IC vertikal dan R bagian vertikal
c. Pasang konektor defleksi yoke pada konektor yang sudah tersedia di PCB.
2. Hubungkan kabel ground dari tabung ke pin yang terletak di PCB socket CRT.
Pastikan kabel ground tersambung dengan benar ! Jika tidak, maka bisa menyebabkan
kerusakan IC Program.
3. hubungkan kop Flyback ke tabung CRT dengan benar dan hati - hati.
4. Hubungkan kabel antena, panel tombol, sensor remote, dan panel AV pada tempatnya.
5. Hubungkan power switch ke PCB Chasis TV.
6. Nyalakan TV
7. Setelahk TV menyala perhatikan layar TV (vertikal dan horizontalnya) apakah sudah pas lebar nya kanan kiri dan atas bawah. Jika belum lakukan langkah - langkah sebagai berikut:
a. Jika layar kanan kiri (horizontal) kurang lebar. Pindah kabel horizontal pada pin lainnya yang tersedia di PCB, pilih pin mana yang paling lebar tampilan layarnya,setelah didapat tapi masi kuran lebar sedikit ata kelebaran sediki maka lakukanlan pengetriman pada trimpot dibagian regulator switching untuk mentesuaikan tegangan horizontal sehingga di dapat kelebaran horizontal yang cukup.
b. Jika layar bagian kanan kiri kuranga seimbang atau ada warna blank putih maka masuklah ke mode factori dan setting lah bagian horizontalnya (cara masuk ke mode factory lihat pada posting saya KODE MENU service
c.Jika layar TV atas bawah (vertikal) kerang lebar, maka masuklah ke mode factori dan setting lah bagian vertikalnya (cara masuk ke mode factory lihat pada posting KODE MENU SERVICE )
8. Setelah pensettingan bagian horizontal dan bagian vertikal selesai maka dilanjutkan dengan pensettingan logo. Cara setting nya dapat anda baaca pada posting SETTING LOGO
9. Setelah setting logo selesai maka tutuplah box TV dan nyalakan.
10. Selesai ....


BAB III
PENUTUP


3.1.Kesimpulan
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya
Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada akhir 1920-an
Secara umum cara kerja kotak TV berawal dari antena yang menerima input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan dipisahkan antara gambar dan suara



3.2.Saran
Makalah ini ditujukan untuk semua orang dan para pembaca. Agar mengerti perkembangan televisi dan semua peralatan pada elektronika di era sekarang terutama pada bidang televisi serta mengetahui betul tentang dampak-dampak poditif dan negatifnya dari televisi, agar semua siswa bisa membedakan baik dan buruknya dari sebuah televisi. Serta dapat mengetahui cara-cara pembuatan pada televisi, agar dikemudian hari para pelajar bisa mempraktekkannya untuk membuat rancangan sendiri dalam pembuatan televisi.



Kritik

Kritik : saya merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dari para pembaca sangat saya harapkan, demi penyempurnaan makalah ini untuk membuat makalah yang selanjutnya. Tentunya pada guru mata pelajaran elektro ini.


DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Silahkan Beri Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com