BUDIDAYA TANAMAN KACANG HIJAU
Pola tanam kacang hijau di lahan sawah penanaman
dilakukan di awal musim kemarau dan pertengahan musim kemarau.
Di lahan kering umumnya penanaman dilakukan di awal musim hujan dimana kebutuhan air kacang hijau semata-mata bergantung pada curah hujan, pada bulan pertama diperlukan curah hujan 100-150 mm/bulan sedang pada bulan kedua antara 50-100 mm/bulan
Di lahan kering umumnya penanaman dilakukan di awal musim hujan dimana kebutuhan air kacang hijau semata-mata bergantung pada curah hujan, pada bulan pertama diperlukan curah hujan 100-150 mm/bulan sedang pada bulan kedua antara 50-100 mm/bulan
VARIETAS
Varietas produksi tinggi seperti Camar, Kutilang, Merpati, dan Sampoeng.
Varietas produksi rendah seperti Parkit, Sriti, Kenari
PENYIAPAN LAHAN
Pada lahan bekas padi, Tanpa Olah Tanah.
Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya.
Pada lahan kering/tegalan tanah dibajak sedalam 15-20 cm, lalu digaru, dan diratakan, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan selebar 3-5 meter.
Antar bedengan dibuat saluran drainase dalam + 30 cm dan lebar 30 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase pada musim hujan dan saluran irigasi pada saat kering.
Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya.
Pada lahan kering/tegalan tanah dibajak sedalam 15-20 cm, lalu digaru, dan diratakan, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan selebar 3-5 meter.
Antar bedengan dibuat saluran drainase dalam + 30 cm dan lebar 30 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase pada musim hujan dan saluran irigasi pada saat kering.
Pada lahan bekas padi, Tanpa Olah Tanah.
Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya.
Pada lahan kering/tegalan tanah dibajak sedalam 15-20 cm, lalu digaru, dan diratakan, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan selebar 3-5 meter.
Antar bedengan dibuat saluran drainase dalam + 30 cm dan lebar 30 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase pada musim hujan dan saluran irigasi pada saat kering.
Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya.
Pada lahan kering/tegalan tanah dibajak sedalam 15-20 cm, lalu digaru, dan diratakan, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan selebar 3-5 meter.
Antar bedengan dibuat saluran drainase dalam + 30 cm dan lebar 30 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase pada musim hujan dan saluran irigasi pada saat kering.
PENANAMAN
Penanaman di lahan sawah mengikuti jarak tanam padi di tunggul jerami yaitu 20 x 20 cm.
Penanaman di lahan kering dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 40 x 10 cm,
Jumlah benih dua biji per lubang sehingga populasi tanaman sekitar 400.000-500.000 tanaman.
Penanaman dengan cara ditugal, kedalaman lubang tanam 3-5 cm. Lubang tanam ditutup dengan tanah atau jerami yang telah dipotong dijadikan mulsa segera setelah tanam.
Penanaman kacang hijau pada bekas tanaman padi tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah panen padi.
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari.
Penanaman di lahan sawah mengikuti jarak tanam padi di tunggul jerami yaitu 20 x 20 cm.
Penanaman di lahan kering dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 40 x 10 cm,
Jumlah benih dua biji per lubang sehingga populasi tanaman sekitar 400.000-500.000 tanaman.
Penanaman dengan cara ditugal, kedalaman lubang tanam 3-5 cm. Lubang tanam ditutup dengan tanah atau jerami yang telah dipotong dijadikan mulsa segera setelah tanam.
Penanaman kacang hijau pada bekas tanaman padi tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah panen padi.
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari.
PEMUPUKAN
Pemupukan dilakukan dengan pemupukan berimbang
Dosis pupuk per hektar secara umum dapat diberikan 50 kg Urea, 50 Kg NPK, pupuk organik. Atau dosis disesuaikan dengan rekomendasi setempat.
Waktu Pemberian pupuk dasar, satu hari sebelum atau saat tanam sebesar 25 kg Urea, NPK pupuk susulan dengan dosis 25 kg Urea diberikan pada umur 16-20 hari.
Di lahan sawah bekas padi yang subur, tanaman kacang hijau tidak perlu dipupuk anorganik, namun pemberian pupuk organik masih diperlukan.
Jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan rekomendasi setempat.
Pemupukan dilakukan dengan pemupukan berimbang
Dosis pupuk per hektar secara umum dapat diberikan 50 kg Urea, 50 Kg NPK, pupuk organik. Atau dosis disesuaikan dengan rekomendasi setempat.
Waktu Pemberian pupuk dasar, satu hari sebelum atau saat tanam sebesar 25 kg Urea, NPK pupuk susulan dengan dosis 25 kg Urea diberikan pada umur 16-20 hari.
Di lahan sawah bekas padi yang subur, tanaman kacang hijau tidak perlu dipupuk anorganik, namun pemberian pupuk organik masih diperlukan.
Jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan rekomendasi setempat.
PENYIANGAN
Penyiangan gulma dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari
setelah tanam (HST), sebelum berbunga atau tergantung populasi gulma. Penyiangan kedua dilakukan pada umur 26-30 hari setelah tanam (HST).
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama.
Penyiangan gulma dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari
setelah tanam (HST), sebelum berbunga atau tergantung populasi gulma. Penyiangan kedua dilakukan pada umur 26-30 hari setelah tanam (HST).
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama.
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
Hama utama kacang hijau antara lain lalat kacang hijau Agromyza phaseoli, ulat jengkal Plusia chalcites, kepik hijau Nezara viridula, kepik coklat Riptortus linearis, pengerek polong Maruca testutalis, dan Etiella zinckenella
Penyakit utama kacang hijau antara lain adalah bercak daun (Cercospora canescens), embun tepung (Erysiphe polygoni), dan penyakit puru (Elsinoe glycines). Pengendalian hama dan penyakit dilakukan melalui prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dimana penggunaan pestisida dilakukan apabila komponen PHT yang lain tidak berhasil
Hama utama kacang hijau antara lain lalat kacang hijau Agromyza phaseoli, ulat jengkal Plusia chalcites, kepik hijau Nezara viridula, kepik coklat Riptortus linearis, pengerek polong Maruca testutalis, dan Etiella zinckenella
Penyakit utama kacang hijau antara lain adalah bercak daun (Cercospora canescens), embun tepung (Erysiphe polygoni), dan penyakit puru (Elsinoe glycines). Pengendalian hama dan penyakit dilakukan melalui prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dimana penggunaan pestisida dilakukan apabila komponen PHT yang lain tidak berhasil
PENGAIRAN
Periode kritis tanaman terhadap air adalah pada saat tanam dan pada saat berbunga (umur 25 hari), pembentukan dan pengisian polong (umur 45 hari). Pada masa lainnya jumlah air yang dibutuhkan relatif sedikit.
Pengairan dilakukan melalui selokan antar bedengan.
Periode kritis tanaman terhadap air adalah pada saat tanam dan pada saat berbunga (umur 25 hari), pembentukan dan pengisian polong (umur 45 hari). Pada masa lainnya jumlah air yang dibutuhkan relatif sedikit.
Pengairan dilakukan melalui selokan antar bedengan.
PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dapat dilakukan apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat
Panen dilakukan dengan cara dipetik dan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari pada saat udaranya masih lembab
Untuk varietas No. 129, Merak, Merpati dan Kenari dapat dipanen 1-2 kali panen, sedangkan varietas lainnya lebih dari 2 kali.
Jarak panen pertama dengan kedua dan ketiga waktunya bervariasi berkisar 3-5 hari.
Pengeringan polong dapat dilakukan dengan sinar matahari dengan menjemur di atas terpal/plastik
Pembijian dilakukan dengan memasukkan polong ke dalam plastik dan dipukul-pukul dengan bambu hingga polong pecah.
Pembersihan biji dari kotoran dan kulit dengan menggunakan nyiru (tampah) dan biji dikeringkan lagi sampai kering simpan yaitu kadar air mencapai 8-10 %.
Panen dapat dilakukan apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat
Panen dilakukan dengan cara dipetik dan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari pada saat udaranya masih lembab
Untuk varietas No. 129, Merak, Merpati dan Kenari dapat dipanen 1-2 kali panen, sedangkan varietas lainnya lebih dari 2 kali.
Jarak panen pertama dengan kedua dan ketiga waktunya bervariasi berkisar 3-5 hari.
Pengeringan polong dapat dilakukan dengan sinar matahari dengan menjemur di atas terpal/plastik
Pembijian dilakukan dengan memasukkan polong ke dalam plastik dan dipukul-pukul dengan bambu hingga polong pecah.
Pembersihan biji dari kotoran dan kulit dengan menggunakan nyiru (tampah) dan biji dikeringkan lagi sampai kering simpan yaitu kadar air mencapai 8-10 %.
0 komentar:
Posting Komentar