Alfa Computer : Jl Raya Watudandang Prambon Nganjuk (1/3an SMPN 1 Prambon)

Sabtu, 20 Juni 2009

DRAMA = KESOMBONGAN PASTI MENDAPAT BALASAN

KESOMBONGAN PASTI MENDAPAT BALASAN

Pada suatu hari di Universitas Nasional kedatangan mahasiswa baru. Dimana kedatangan mahasiswa tersebut disambut dengan baik oleh mahasiswa lain. Namun ada mahasiswa yang iri dan tidak meyukai dengan kedatangannya.
Pada waktu pagi Kanthi, Diana dan Reni bertabrakan-
Kanthi : “Aduh! Maaf mbak saya tidak sengaja, saya g’ lihat.”
Diana : “Nggak lihat! Makanya kalau jalan pakek mata dong.”
Reni : “Iya nih! Perasaan gue nggak pernah lihat loe deh, siapa sih loe?”
Kanthi : “Oh iya! Perkenalkan nama saya Kinanthi Sulastri Kusuma Ningsih,
saya dari Jogja.”
(Diana dan Reni tertawa)
Diana : “Nggak kurang panjang nama loe?”
Kanthi : “Nggak mbak! Cukup terimakasih.”
Reni : “Lihat deh! Penampilannya kampungan banget.”
Kanthi : “Kok mbak bisa tahu! Saya ini memang dari kampong kok mbak.”
Diana : “Ayo cepet! Males banget ngladeni anak kaya dia.”
(Diana dan Reni pergi)
Kanthi : “Lho mbak! Aduh saya kan mau Tanya ruang kantornya dimana?”
(Berjalan mencari)
Hari ini tampak menyebalkan bagi Diana dan Reni karena kedatangan Kanthi.
Winda : “Selamat pagi!”
D.E.R : “pagi….”
Erna : “Tumben telat!”
Winda : “Tadi gue dipanggil Bu Susan dulu! Hari ini kita bakal punya temen
baru lho!”
Reni : “Siapa Win?”
Diana : “Iya Win! Cowok apa cewek? Apa dia pinter banget, kok anak baru
bisa langsung masuk sini. Yang masuk sini kan hanya ank-anak jenius
gitu lho!
Winda : “Kamu jangan sombong dulu, lebih baik kamu lihat aja sendiri! Ayo
masuklah !
(Pada saat Kanthi masuk Diana dan Reni terkejut)
Winda : “Perkenalkan nama kamu.”
Kanthi : “Terima kasih! Perkenalkan nama saya Kinanthi Sulastri Kusuma
Ningsih akrab dipanggil Kanthi, saya dari Jogja.”
Diana : “Tunggu dulu deh Win! Apa nggak salah dia masuk sini. Lihat aja
deh penampilannya aja nggak level sama kita.”
Erna : “Sombong sih loe Diana!”
Winda : “Iya! Jangan begitu Diana, Kanthi panggil aja aku Winda OK!”
Kanthi : “Iya Winda!”
Winda : “Duduklah! Ini ada tugas dari Bu Susan, kumpulkan secepatnya.”
(beberapa menit kemudian)
Winda : “Ayo mana cepet kumpulkan tugasnya!”
(Setelah semua mengumpulkan)
Winda : “Entar ya! Gue mau ngumpulin, semua sudah kan?”
D.K.E.R : “Sudah!”
(Winda pergi)
Reni : “An! Baju loe kok kotor?”
Diana : “Iya nih, gara-gara anak baru init tuh!” (sambil menghampiri Kanthi)
Kanthi : “Tapi mbak!”
Diana : “Mbak! Emang gue mbak loe, panggil gue Diana!”
Kanthi : “Iya Diana, maafkan saya. Saya benar-benar nggak sengaja!”
Reni : “Itu sengaja atau nggaknya! Tapi loe yang jalannya nggak pakek
mata.”
Erna : “Ih! Kamu ngomong apa sih, pake’ mata-mata segala.”
Diana : “Terus gimana? Lihat dong baju gue kotor nih!”
Kanthi : “Kalau Diana nggak terima, gimana kalau bajunya saya yang cuciin.”
Diana : “Cuci pake’ apa loe? Pake’ tangan?”
Kanthi : “Iya dong pake’ tangan, An! Tapi dijamin bersih dan wangi kok!”
Diana : “Pake’ tangan! Aduh kuno banget sih loe, hari gini tuh ya namanya
nyuci ya pake’ mesin cuci!”
Erna : “Udah-udah! Diana, Reni mending kalian pergi aja deh! Datang Cuma
ganggu aja!”
Reni : “Ayo cabut!”


(Winda datang)
Winda : “Ini hasilnya! Kalian ambil.”
Diana : “Mana punyaku?”
Winda : “Nilai kamu bagus juga!”
Diana : “Pastinya dong Diana!”
Winda : “Kanthi, ini punya kamu!”
Kanthi : “Sebentar.”
Winda : “Waw! Baru kali ini gue lihat nilai A+ dari Bu Susan! Pdahal kamu
mahasiswa baru di sini!”
Diana : “Apa! A+, nggak Mungkin Win!ini pasti salah”
Reni : “Emang nilai kamu berapa sih An?
Diana : “Nilaiku A! itu aja nggak ada yang bisa ngalahin aku disini apalagi
nilai dari Bu Susan!”
Erna : “kamu harus ngakuin kekalahan dong! mungkin saat ini kamu
merasakan persaingan yang sesungguhnya”
Winda : “Kamu kalo mau Coment jangan ke aku, lebih baik kamu coment
langsung aja ke Bu Susan! Ini udah waktunya pulang, gue pulang
dulu ya.” (pergi)
(Diana dan Reni menghampiri Kanthi dan Erna)
Diana : “Hai Kanthi! Tunggu dong”
Kanthi : “Ada apa Diana! Kamu mau pulang bareng sama saya dan Erna?”
Reni : “Bareng! Apa nggak salah denger!”
Diana : “Iya Nih! Perasaan sok banget deh loe”, (sambil mendorong Kanthi)
Erna : “Apaan sih Nih! Oh…. Jadi kamu nggak terima An, kalo kamu
sekarang ada saingan disini”
Diana : “Gue Nggak ada urusan deh sama loe! Kenapa sih loe nggak pernah
memihak gue, maunya disini nyindirin Gue aja”
Kanthi : “Sudah jangan bertengkar! Erna ayo kita pulang!”
Reni : “Nggak tau sopan santun banget deh! Diajak ngomong malah pergi”
Diana : “Gara-gara anak itu, gue jadi ngerasa terlecehin nih! Mending kita
pulang dulu yuk”
Reni : “Yuk!”

Keesokan harinya, pada pagi hari Diana berada di taman, dia sambil membuka-buka buku dan datanglah Kanthi.
Kanthi : “Selamat pagi Diana!”
Diana : “Pagi!!” (sewot)
Kanthi : “Kamu rajin ya! Kamu bisa manfaatin waktu denga baik, pantas nilai
kamu baik!”
Diana : “Loe nyindir gue!”
Kanthi : “Saya g’ ntindir kamu, malah saya muji kamu Diana!”
Diana : “Sebenarnya mau loe apa sih ! Eh…. Tau g’ sih loe, hari-hari gue itu
tampak menyebalkan banget gara-gara datangnya loe tau!!”
(Datanglah Reni dan Erna)
Reni : “Waduh! Loe pagi-pagi bikin masalah nih.”
Erna : “Ssst….. diem”
(Datanglah Winda)
Winda : “Ada apa nih! Kok rebut-ribut, oh… Diana kamu masih belum
terima!”
Diana : “Iya dong Win! Mengukir sejarah dong kalo gini!”
Winda : “Bagaimana kalo gue adain buat loe berdua! Dimana yang kalah
harus menerima kekalahannya dan tidak saling mengganggu!
Gimana?”
Reni : “Setuju tuh!”
Diana : “Kok loe bilang setuju duluan ren! Kan bukan loe…”
Reni : “Sorry”
Kanthi : “Saya setuju”
Diana : “Oke gue setuju! Tapi masak bonusnya gitu doing?”
Erna : “Trus apa?”
Reni : “Hari ini kan libur nih! Gimana yang kalah nanti dalam satu hari ini
mbayarin yang menang sampe’ puas.”
Diana : “wah baru setuju tu! Win emang pertanyaannya apa sih?”
Winda : “Tenang gue Cuma punya satu pertanyaan!”
Kanthi : “Apa itu?”
Winda : “Gini gue kan suka pedes nih kira-kira kalau loe bikin sambel buat
gue, yang pedesnya baru sembuh 2 sampai 3 hari gitu loe kasih cabe
berapa sih?”
Diana : “Aduh! Masalah makanan mudah tu, kalau gue bikin sambel buat loe
gue bakal kasih cabe 1 kg. dijamin pedass….”
Winda : “Hi…! Kalau kamu Kanthi?”
Erna : “1 truk aja Kanthi!”
Kanthi : “Tidak! Saya bakal kasih 1 cabe aja buat Winda, dimana 1 cabe itu
akan selalu terasa pedas di hati Winda dan sulit disembuhkan.”
Diana : “1 cabe mana pedas!!”
Winda : “Kamu salah Diana! Kanthi yang benar cukup 1 cabe saja, tidak perlu
1 sampai 2 kg.”
Reni : “G mungkin! Alias mustahil”
Winda : “Gini! Coba saja kamu difitnah sekali saja, pasti hatimu akan selalu
pedes melihatnya! Bagaimana 1 sampai 2 kg cabe berarti masalah
selalu bertubi-tubi, kalau Cuma 1 kan bisa diatasi!”
Erna : “Kamu harus ngakuin kalah don An!”
Diana : “Oke! Gue memang kalah, gue selalu gegabah dan sombong dalam
menghadapi masalah. Lihat masalah sepele gitu aja gue nggak bisa
menghayatinya, gue terlalu sombong! Kanthi, Maafkan aku ya!”
Kanthi : “Sebelum kamu minta maaf, saya sudah maafin kamu kok!”
Reni : “Kanthi, maafin aku juga ya?”
Kanthi : “Iya! Sekarang kita bersahabat saja agar kita tidak saling bertengkar
lagi!”
Winda : “Ide bagus tu!sekarang kita berjanji ya!”
Semua : “ Oke!”

Akhirnya mereka berlima ini menjadi sahabat sejati. Sampai mereka menjadi sarjana mereka tidak pernah bertenggkar dan membedakan satu sama lain. Dalam suka maupun duka mereka selalu bersama.

Sekian.

0 komentar:

Silahkan Beri Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com