PENYAKIT YANG
DIAKIBATKAN KEPADATAN PENDUDUK
1.
Diare
Diare (atau dalam bahasa
kasar disebut menceret) (BM =
diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit
di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar
yang terus-menerus dan tinja
atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3,
diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh
lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
2.
Demam berdarah
Demam berdarah (DB) adalah penyakit
demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.[1]
Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat
menyebabkan demam berdarah.[2]
Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.[3]
Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai
belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap.[2]
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100
juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.[4]
3.
Disentri
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus),
yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur
darah [1]. Gejala-gejala disentri antara lain adalah:
Buang air besar dengan tinja
berdarah
Diare encer dengan volume sedikit
Buang air besar dengan tinja
bercampur lender(mucus)
Nyeri saat buang air besar
(tenesmus)
4.
Hepatitis A
Penyakit
Hepatitis A disebabkan oleh
virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan
(fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A
paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B
dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya
dibanding Hepatitis A.
5.
Kolera
Penyakit taun atau kolera (juga disebut Asiatic cholera) adalah penyakit
menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakterium
Vibrio cholerae. Bakteri ini biasanya
masuk ke dalam tubuh melalui air
minum yang terkontaminasi oleh sanitasi
yang tidak benar atau dengan memakan ikan yang tidak dimasak benar, terutama kerang.
Gejalanya termasuk diare,
perut keram, mual, muntah,
dan dehidrasi.
Kematian biasanya disebabkan oleh dehidrasi. Kalau dibiarkan tak terawat, maka
penderita berisiko kematian tinggi. Perawatan dapat dilakukan dengan rehidrasi
agresif "regimen", biasanya diantar secara intravenous
secara berkelanjutan sampai diare berhenti.
6.
Tiphus
Penyakit tipes adalah
satu penyakit yang sudah tak asing lagi di masyarakat. Penderita penyakit tipes
biasanya mengalami demam tetapi tidak disertai batuk dan pilek. Penyakit
tipes (Thypus Abdominalis) merupakan penyakit infeksi bakteri pada
usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman
Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga
menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang
usus).
7.
Cacingan
Kecacingan, atau cacingan dalam istilah sehari-hari,
adalah kumpulan gejala gangguan kesehatan akibat adanya cacing parasit
di dalam tubuh.
Penyebab
kecacingan yang populer adalah cacing pita,
cacing kremi,
dan cacing tambang. Biasanya cacing bisa
dengan mudah menular.
Pantat
gatal, merupakan salah satu gejala untuk jenis cacing Enterobius
vermicularis. Pada spesies cacing ini, indung cacing keluar dari lubang
anus, biasanya di malam hari ketika kita tidur, dan meletakkan telurnya di
daerah peri-anal (sekeliling anus). Dengan menggunakan selotip, contoh
telur-telur dapat diambil dan dapat dilihat dengan bantuan mikroskop
untuk diagnosa.
8.
Malaria
Malaria adalah penyakit yang
disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium.[1]
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit
tersebut.[2]
Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati
kemudian menginfeksi sel darah merah.[1]
Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai
penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang
berujung pada kematian. [2]
Penyakit
ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium
dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles.[3]
Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan
tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi
0 komentar:
Posting Komentar