Alfa Computer : Jl Raya Watudandang Prambon Nganjuk (1/3an SMPN 1 Prambon)

Minggu, 10 Juni 2012

Makalah UPAYA PENANGGULANGAN MUSIBAH BANJIR


UPAYA PENANGGULANGAN MUSIBAH BANJIR

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Semester 2


Disusun Oleh :
1.   Lailatul Fajriyah  (15)
2.   Desti Wita Arsari (06)

Kelas : XI – IPS 2



UPTD SMAN 1 NGRONGGOT
TAHUN PELAJARAN 2011/2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Kami  dapat menyelesaikan Tugas Bahasa Indonesia yang bertemakan : Upaya penanggulangan Musibah Banjir. Tugas ini kami buat secara ringkas agar mudah dipahami.
Kami berterima kasih kepada semua pihak khususnya guru pembimbing Bu Dewi Quraisin, S.Pd yang telah membimbing dalam penyusunan tugas ini. Dan tak lupa juga kami berterima kasih kepada rekan rekan yang telah banyak membantu dan mensupport kami
Penyusunan menyadari tentu dalam tugas ini ada kesalahan dan kekurangan oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran kepada para guru, dan teman. Sebagai pertimbangan untuk menyempurnakan tugas berikutnya.
Akhir kata kami berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat kepada para siswa dalam pembelajaran.

Penulis


PERSEMBAHAN

Kami selaku pembuat makalah ini mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Ø  Drs.. Dewi Qurotsin, S.Pd, yang telah membimbing serta mengajar kami
Ø  Bapak Nuryadi, Selaku wali kelas kami yang telah memberikan motivasi kami supaya kedepannya lebih baik.
Ø  Kedua orang tua kami yang telah membiayai kami dan serta memberi nasihat baik kepada kami
Ø  Teman – teman kami yang telah membantu dan mengarahkan kami dan selalu ada untuk membantu kami.

Motto :
Ø  Hargailah selalu karya orang lain, kalau karya kamu ingin dihargai oleh semua orang
Ø  Selalu berusaha untuk menjadi lebih maju untuk mendapatkan hasil yang maksimal


PENGESAHAN
TUGAS BAHASA INDONESIA

ATAS NAMA :
1.      LAILATUL FAJRIYAH            (15)
2.     DESTI WITA ARSARI (06)

KELAS :
XI – IPS 2

DENGAN JUDUL :
“UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH BANJIR”

Telah disetujui oleh guru pembimbing mata pelajaran
Bahasa indonesia untuk diajukan sebagai tugas bidang study Bahasa Indonesia Semester 2

SMA NEGERI 1 NGRONGGOT
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Tanggal, 22 Mei 2012

    Wali Kelas                                                                   Guru Pembimbing



NURYADI, S.Pd                                                      Drs. DEWI QUROISIN, S.Pd
                                                                                    NIP. 19640521 1 200701 2 007
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
PERSEMBAHAN ................................................................................ iii
PENGESAHAN .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2.         Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3.         Tujuan ................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1.  Cara Menanggulangi Banjir ................................................... 2
2.2.  Faktor – Faktor Penyebab Banjir ........................................... 2
2.3.  Ada 2 Faktor Perubahan Kenapa Banjir Terjadi .................... 3
2.4.  Yang Bertanggung Jawab Atas Terjadinya Banjir ................ 5
2.5.  Cara Membuang Sampah Yang Benar ................................... 5
BAB III. PENUTUP
3.1.   Kesimpulan............................................................................ 6
3.2.   Saran ...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Banjir memang sering terjadi di kalangan pemukiman warga, karena banyak hutan gundul dan pohon – pohon yang ditebangi secara tidak teratur .
Dan karena warga sering membuang sampah sembarangan dan akhirnya sungai – sungai tersumbat dan air tidak dapat mengalir dengan lancar. Berhubungan dengan musibah itu pemerintah  juga kurang membenahi irigasi, dikarenakan warga masyarakatnya kurang peduli dengan lingkungan tersebut.
Dan oleh karena itu musibah banjir selelu terjadi dan ada beberapa faktor akibat banjir dikarenakan hujan yang cukup deras akibatnya berapa rumah mengalami kerusakan, akibat banjir tersebut.

1.2.       Rumusan Masalah
2.1.        Bagaimana cara menanggulangi masalah banjir
2.2.        Apakah penyebab terjadinya banjir
2.3.        Siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya banjir
2.4.        Bagaimana cara membuang sampah yang benar.


1.3.       Tujuan
Supaya banjir tidak terjadi lagi maka warga harus melakukan reboisasi, seperti menanam pohon – pohon, tidak membuang sampah sembarangan dan tidak menebang pohon – pohon secara berlebihan.
Agar banjir tidak terjadi lagi masyarakatnya harus peduli dengan lingkungan sekitarnya. Dan tidak membuang sampah sembarangan
Supaya banjir tidak terjadi lagi warga masyarakat harus selalu memperdulikan lingkungan sekitarnya.

2.       
BAB II
PEMBAHASAN


2.1.  Cara Menanggulangi Banjir
Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan merupakan tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.
Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan tetapi malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu lama atau untuk menetap.
Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi phon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba.

2.2.  Faktor-Faktor Penyebab Banjir
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi).
Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir, mengapa bisa alami??? Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan derah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah2 yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan2 sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yg subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.
Itu faktor penyebab banjir yang alami…. sekarang kita tengok yg tidak alami atau akibat dari perubahan

2.3.   Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi
Pertama itu perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri
Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjadi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini saluran2 yg ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran permukaan dan tanah2 cepat mengalami penjenuhan.
Berdasarkan penelitian Diarniti (2007) jumlah vegetasi di denpasar pada tahun 1994 adalah 45.31% dan pada tahun 2003 itu 17.86%, klo gitu dah berkurang 27,45% dari tahun 1994 sampai 2003.
Akibat global warming / pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah. Berdasarkan analisis statistik data curah hujan dari tahun 1900 sampai tahun 1989 terhadap variansi hujan dengan menggunakan uji F dihasilkan bahwa telah terjadi perubahan intensitas hujan untuk lokasi Ambon, Branti, Kotaraja, Padang, Maros, Kupang, Palembang, dan Pontianak (Slamet dan Berliana, 2006). Berdasarkan kajian LAPAN (2006) banjir yang terjadi di Jakarta Januari tahun 2002, Juni 2004 dan Februari 2007 bertepatan dengan fenomena La Nina dan MJO (Madden-Julian oscillation), kedua fenomena ini menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan diatas normal. Memang, berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan terjadinya banjir, tp juga di sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan penyempitan saluran drainase (sungai).
Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan ~penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dll sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah. Menurut Castro (1959) tingkat aliran permukaan pada hutan adalah 2.5%, tanaman kopi 3%, rumput 18% sedangkan tanah kosong sekitar 60%. Sedangkan berdasarkan penelitian Onrizal (2005) di DAS Ciwulan, penebangan hutan menyebabkan terjadinya kenaikan aliran permukaan sebesar 624 mm/th. Itu baru perhitungan yg di lakukan pada daerah hutan yg ditebang dimana masih ada tanah yang bisa meresapkan air
Kembali lagi kita ke hutan yang digunakan sebagai sampel apabila ga ada vegetasi dan pengaruhnya terhadap aliran permukaan dan debit sungai. Onrizal (2005) juga mengungkapkan bahwa penebangan hutan menyebabkan berkurangnya air tanah rata-rata sebesar 53.2 mm/bln. Sedangkan kemampuan peresapan air pada DAS berhutan lebih besar 34.9 mm/bln di bandingkan dengan DAS tidak berhutan. Selain itu hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa apabila tanaman di bawah pohon hutan ~tanaman2 yg kecil2 tuh~ itu hilang akan menyebabkan peningkatan aliran permukaan yang mencapai 6.7 m3/ha/blan.
Hasil penelitian Bruijnzeel (1982) dalam Onrizal (2005) yang di lakukan pada areal DAS Kali Mondoh pada tanaman hutan memperlihatkan bahwa debit sungai pada bulan mei, juli, agustus dan september lebih tinggi dari curah hujan yang terjadi pada saat bulan2 tersebut, ini membuktikan bahwa vegetasi sebagai pengatur tata air dimana pada saat hujan tanaman membatu proses infiltrasi sehinggaa air disimpan sebagai air bawah tanah dan dikeluarkan saat musim kemarau. Menurut Suroso dan Santoso (2006) dalam WWF-Indonesia (2007) perubahan penggunaan lahan sangat berpengaruh terhadap peningkatan debit sungai.
Hasil penelitian Fakhrudin (2003) dalam Yuwono (2005) menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan di DAS Ciliwung tahun 1990-1996 akan meningkatkan debit puncak dari 280 m3/det menjadi 383 m3/det, dan juga meningkatkan persentase hujan menjadi direct run-off dari 53 % menjadi 63 %. Dalam makalah yang sama Yuwono (2005) juga mengungkapkan pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan menaikkan puncak banjir berturut-turut 12,7%, 58,7% dan 90,4%.
Menurut Yuwono (2005) pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan meningkatkan laju erosi sebesar 10%, 60% dan 90%. Akibat dari erosi ini tanah menjadi padat, proses infiltrasi terganggu, banyak lapisan atas tanah yang hilang dan terangkut ke tempat-tempat yang lebih rendah, tanah yang hilang dan terangkut inilah yang menjadi sedimentasi yang dapat mendangkalkan waduk2, bendungan2 dan sungai2. setelah terjadi seperti itu, kapasitas daya tampung dari saluran irigasi tersebut menjadi lebih kecil yang akhirnya dapat menyebabkan banjir walaupun dalam kondisi curah hujan normal. Menurut Priatna (2001) kerusakan tanah akibat terjadinya erosi dapat menyebabkan bahaya banjir pada musim hujan, pendangkalan sungai atau waduk2 serta makin meluasnya lahan-lahan kritis

2.4.   Yang Bertanggung Jawab Atas Terjadinya Banjir
Penyelesaian masalah banjir, tidak bisa dibebankan hanya kepada Pemprov saja, tapi merupakan tanggung jawab semua pihak. Selain itu, juga perlu peran serta masyarakat dan pemerintah pusat.

2.5.  Cara Membuang Sampah Yang Benar
1.      sampah basah dan sisa makanan dalam tempat terpisah
2.      barang2 yang bisa di recycle di bersihkan sebelum di buang dan dimasukkan ketempat sampah khusus
3.       sampah an organik dipisahkan juga untuk anak- anak istilah an organik baru pengenalan lebih kepada jenis sampah misalnya sampah plastik, botol, sisa makanan, kertas
4.      Jangan buang sampah di selokan
Membuang sampah di selokan selain dapat menyebabkan banjir karena tersumbatnya aliran air, juga dapat mengganggu keindahan pemandangan selokan Anda. Di samping itu, selokan bukanlah tempat sampah melainkan tempat mengalirnya air dan kehidupan beberapa ekosistem air.



BAB III
PENUTUP


3.1.  Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa bencana banjir dapat dapat pada saat musim penghujan telah tiba. Mendekati musim hujan, yang mulai turun beberapa hari belakangan. Banjir yang seolah-olah sudah menjadi langganan saat hujan turun, memang benar-benar merepotkan.
Banjir pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru manusia yang mendatangi banjir.
Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Kegagalan manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan manusia membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh ini bisa kita lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-lembah sungai.
Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga pilihan, yaitu: jangan mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan membuat rumah panggung berkaki tinggi, atau membuat pengendali banjir berupa tanggul, kanal, atau mengalihkan aliran air.



3.2.  Saran
Sebaiknya membuang sampah pada tempatnya agar drainase tidak buntu kemudian akan terjadi banjir, membuat kolam penampungan air hujan (got), membuat lubang resapan Biopori di daerah genangan air hujan. Dan banyak lagi lainnya yang bisa kita lakukan untuk mencegah datangnya banjir.


DAFTAR PUSTAKA



0 komentar:

Silahkan Beri Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com