UPAYA
PENANGGULANGAN MUSIBAH BANJIR
Makalah
Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Semester 2
Disusun
Oleh :
1.
Lailatul Fajriyah (15)
2.
Desti Wita Arsari (06)
Kelas : XI
– IPS 2
UPTD SMAN
1 NGRONGGOT
TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, sehingga Kami dapat
menyelesaikan Tugas Bahasa Indonesia
yang bertemakan : Upaya penanggulangan Musibah Banjir. Tugas ini kami buat secara
ringkas agar mudah dipahami.
Kami berterima kasih kepada semua pihak
khususnya guru pembimbing Bu Dewi Quraisin, S.Pd yang telah membimbing dalam
penyusunan tugas ini. Dan tak lupa juga kami berterima kasih kepada rekan rekan
yang telah banyak membantu dan mensupport kami
Penyusunan menyadari tentu dalam tugas ini
ada kesalahan dan kekurangan oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran kepada para guru, dan teman. Sebagai pertimbangan untuk
menyempurnakan tugas berikutnya.
Akhir kata kami berharap semoga tugas ini
dapat memberikan manfaat kepada para siswa dalam pembelajaran.
Penulis
PERSEMBAHAN
Kami
selaku pembuat makalah ini mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Ø Drs.. Dewi Qurotsin, S.Pd, yang telah membimbing serta mengajar kami
Ø Bapak Nuryadi, Selaku wali kelas kami yang telah memberikan motivasi kami
supaya kedepannya lebih baik.
Ø Kedua orang tua kami yang telah membiayai kami dan serta memberi nasihat
baik kepada kami
Ø Teman – teman kami yang telah membantu dan mengarahkan kami dan selalu
ada untuk membantu kami.
Motto :
Ø Hargailah selalu karya orang lain, kalau karya kamu ingin dihargai oleh
semua orang
Ø Selalu berusaha untuk menjadi lebih maju untuk mendapatkan hasil yang maksimal
PENGESAHAN
TUGAS BAHASA INDONESIA
ATAS NAMA :
1.
LAILATUL FAJRIYAH (15)
2.
DESTI WITA ARSARI (06)
KELAS :
XI – IPS 2
DENGAN JUDUL :
“UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
BANJIR”
Telah disetujui oleh guru
pembimbing mata pelajaran
Bahasa indonesia untuk diajukan
sebagai tugas bidang study Bahasa Indonesia Semester 2
SMA NEGERI 1 NGRONGGOT
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Tanggal, 22 Mei 2012
Wali Kelas
Guru Pembimbing
NURYADI,
S.Pd Drs.
DEWI QUROISIN, S.Pd
NIP.
19640521 1 200701 2 007
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
PERSEMBAHAN ................................................................................ iii
PENGESAHAN .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3.
Tujuan ................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Cara Menanggulangi Banjir ................................................... 2
2.2. Faktor – Faktor Penyebab
Banjir ........................................... 2
2.3. Ada 2 Faktor Perubahan Kenapa
Banjir Terjadi .................... 3
2.4. Yang Bertanggung Jawab Atas
Terjadinya Banjir ................ 5
2.5. Cara Membuang Sampah Yang
Benar ................................... 5
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................ 6
3.2. Saran ...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Banjir
memang sering terjadi di kalangan pemukiman warga, karena banyak hutan gundul
dan pohon – pohon yang ditebangi secara tidak teratur .
Dan karena
warga sering membuang sampah sembarangan dan akhirnya sungai – sungai tersumbat
dan air tidak dapat mengalir dengan lancar. Berhubungan dengan musibah itu
pemerintah juga kurang membenahi
irigasi, dikarenakan warga masyarakatnya kurang peduli dengan lingkungan
tersebut.
Dan oleh
karena itu musibah banjir selelu terjadi dan ada beberapa faktor akibat banjir
dikarenakan hujan yang cukup deras akibatnya berapa rumah mengalami kerusakan,
akibat banjir tersebut.
1.2.
Rumusan Masalah
2.1.
Bagaimana cara menanggulangi masalah banjir
2.2.
Apakah penyebab terjadinya banjir
2.3.
Siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya banjir
2.4.
Bagaimana cara membuang sampah yang benar.
1.3.
Tujuan
Supaya
banjir tidak terjadi lagi maka warga harus melakukan reboisasi, seperti menanam
pohon – pohon, tidak membuang sampah sembarangan dan tidak menebang pohon –
pohon secara berlebihan.
Agar
banjir tidak terjadi lagi masyarakatnya harus peduli dengan lingkungan
sekitarnya. Dan tidak membuang sampah sembarangan
Supaya
banjir tidak terjadi lagi warga masyarakat harus selalu memperdulikan
lingkungan sekitarnya.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Cara Menanggulangi Banjir
Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena
sungai dan selokan merupakan tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah
menjadi tempat sampah.
Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang
mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang yang yang datang ke kota
besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu
peningkatan perekonomian, akan tetapi malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu
sebabnya pemerintah harus tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan
melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu
lama atau untuk menetap.
Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi
lagi. Karena pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa.
Banyangkan, bila sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan
terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari,
sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada
lagi phon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba.
2.2. Faktor-Faktor Penyebab Banjir
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air
yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang
tinggi maupun tempat yg rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam
bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih
rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off)
sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi
akan menguap keudara (evapotranspirasi).
Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah
dataran banjir, mengapa bisa alami??? Karena dataran banjir terbentuk akibat
dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan derah yang terbentuk akibat
dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air
yang di bawa tapi juga tanah2 yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran
banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan2 sungai. Akibat dari peristiwa
sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yg subur bagi pertanian,
mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan
perkotaan.
Itu faktor penyebab banjir yang alami…. sekarang kita tengok
yg tidak alami atau akibat dari perubahan
2.3. Ada dua faktor perubahan kenapa banjir
terjadi
Pertama itu perubahan lingkungan dimana didalamnya ada
perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata
ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri
Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan
iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjadi
mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini
saluran2 yg ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran permukaan dan tanah2
cepat mengalami penjenuhan.
Berdasarkan
penelitian Diarniti (2007) jumlah vegetasi di denpasar pada tahun 1994 adalah
45.31% dan pada tahun 2003 itu 17.86%, klo gitu dah berkurang 27,45% dari tahun
1994 sampai 2003.
Akibat global warming / pemanasan global menyebabkan
terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan,
makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya
dan kadang sangat rendah. Berdasarkan analisis statistik data curah hujan dari
tahun 1900 sampai tahun 1989 terhadap variansi hujan dengan menggunakan uji F
dihasilkan bahwa telah terjadi perubahan intensitas hujan untuk lokasi Ambon,
Branti, Kotaraja, Padang, Maros, Kupang, Palembang, dan Pontianak (Slamet dan
Berliana, 2006). Berdasarkan kajian LAPAN (2006) banjir yang terjadi di Jakarta
Januari tahun 2002, Juni 2004 dan Februari 2007 bertepatan dengan fenomena La
Nina dan MJO (Madden-Julian oscillation), kedua fenomena ini menyebabkan
terjadinya peningkatan curah hujan diatas normal. Memang, berdasarkan
kesimpulan penelitian tersebut bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan
terjadinya banjir, tp juga di sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan
penyempitan saluran drainase (sungai).
Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi
perubahan tutupan lahan ~penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan,
ladang dll sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan
bumi menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi
apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah. Menurut Castro
(1959) tingkat aliran permukaan pada hutan adalah 2.5%, tanaman kopi 3%, rumput
18% sedangkan tanah kosong sekitar 60%. Sedangkan berdasarkan penelitian
Onrizal (2005) di DAS Ciwulan, penebangan hutan menyebabkan terjadinya kenaikan
aliran permukaan sebesar 624 mm/th. Itu baru perhitungan yg di lakukan pada
daerah hutan yg ditebang dimana masih ada tanah yang bisa meresapkan air
Kembali lagi kita ke hutan yang digunakan sebagai sampel
apabila ga ada vegetasi dan pengaruhnya terhadap aliran permukaan dan debit
sungai. Onrizal (2005) juga mengungkapkan bahwa penebangan hutan menyebabkan
berkurangnya air tanah rata-rata sebesar 53.2 mm/bln. Sedangkan kemampuan
peresapan air pada DAS berhutan lebih besar 34.9 mm/bln di bandingkan dengan
DAS tidak berhutan. Selain itu hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa
apabila tanaman di bawah pohon hutan ~tanaman2 yg kecil2 tuh~ itu hilang akan
menyebabkan peningkatan aliran permukaan yang mencapai 6.7 m3/ha/blan.
Hasil penelitian Bruijnzeel (1982) dalam Onrizal (2005) yang
di lakukan pada areal DAS Kali Mondoh pada tanaman hutan memperlihatkan bahwa
debit sungai pada bulan mei, juli, agustus dan september lebih tinggi dari
curah hujan yang terjadi pada saat bulan2 tersebut, ini membuktikan bahwa
vegetasi sebagai pengatur tata air dimana pada saat hujan tanaman membatu
proses infiltrasi sehinggaa air disimpan sebagai air bawah tanah dan
dikeluarkan saat musim kemarau. Menurut Suroso dan Santoso (2006) dalam
WWF-Indonesia (2007) perubahan penggunaan lahan sangat berpengaruh terhadap
peningkatan debit sungai.
Hasil penelitian Fakhrudin (2003) dalam Yuwono (2005)
menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan di DAS Ciliwung tahun 1990-1996
akan meningkatkan debit puncak dari 280 m3/det menjadi 383 m3/det, dan juga
meningkatkan persentase hujan menjadi direct run-off dari 53 % menjadi 63 %.
Dalam makalah yang sama Yuwono (2005) juga mengungkapkan pengurangan luas hutan
dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan menaikkan puncak banjir berturut-turut
12,7%, 58,7% dan 90,4%.
Menurut Yuwono (2005) pengurangan luas hutan dari 36%
menjadi 25%, 15% dan 0% akan meningkatkan laju erosi sebesar 10%, 60% dan 90%.
Akibat dari erosi ini tanah menjadi padat, proses infiltrasi terganggu, banyak
lapisan atas tanah yang hilang dan terangkut ke tempat-tempat yang lebih
rendah, tanah yang hilang dan terangkut inilah yang menjadi sedimentasi yang
dapat mendangkalkan waduk2, bendungan2 dan sungai2. setelah terjadi seperti
itu, kapasitas daya tampung dari saluran irigasi tersebut menjadi lebih kecil
yang akhirnya dapat menyebabkan banjir walaupun dalam kondisi curah hujan
normal. Menurut Priatna (2001) kerusakan tanah akibat terjadinya erosi dapat
menyebabkan bahaya banjir pada musim hujan, pendangkalan sungai atau waduk2
serta makin meluasnya lahan-lahan kritis
2.4. Yang Bertanggung Jawab Atas Terjadinya
Banjir
Penyelesaian masalah
banjir, tidak bisa dibebankan hanya kepada Pemprov saja, tapi merupakan
tanggung jawab semua pihak. Selain itu, juga perlu peran serta masyarakat dan
pemerintah pusat.
2.5. Cara Membuang Sampah Yang Benar
1.
sampah basah dan sisa makanan dalam
tempat terpisah
2.
barang2 yang bisa di recycle di
bersihkan sebelum di buang dan dimasukkan ketempat sampah khusus
3.
sampah an organik dipisahkan juga untuk anak-
anak istilah an organik baru pengenalan lebih kepada jenis sampah misalnya
sampah plastik, botol, sisa makanan, kertas
4.
Jangan buang
sampah di selokan
Membuang sampah
di selokan selain dapat menyebabkan banjir karena tersumbatnya aliran air, juga
dapat mengganggu keindahan pemandangan selokan Anda. Di samping itu, selokan
bukanlah tempat sampah melainkan tempat mengalirnya air dan kehidupan beberapa
ekosistem air.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa bencana banjir dapat
dapat pada saat musim penghujan telah tiba. Mendekati musim hujan, yang mulai
turun beberapa hari belakangan. Banjir yang seolah-olah sudah menjadi langganan
saat hujan turun, memang benar-benar merepotkan.
Banjir pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana
bagi manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa
maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir
akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan
dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru manusia yang mendatangi
banjir.
Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir
yang dialami manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam
membaca karakter alam. Kegagalan manusia membaca apakah suatu daerah aman atau
tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan manusia membaca karakter suatu daerah
sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan daerah banjir. Atau, sudah
mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh ini bisa
kita lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di
lembah-lembah sungai.
Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga
pilihan, yaitu: jangan mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan
membuat rumah panggung berkaki tinggi, atau membuat pengendali banjir berupa
tanggul, kanal, atau mengalihkan aliran air.
3.2. Saran
Sebaiknya membuang
sampah pada tempatnya agar drainase tidak buntu kemudian akan terjadi banjir,
membuat kolam penampungan air hujan (got), membuat lubang resapan Biopori di
daerah genangan air hujan. Dan banyak lagi lainnya yang bisa kita lakukan untuk
mencegah datangnya banjir.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar