KARYA TULIS
WISATA ALAM
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji
Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad, taufig
dan hidayah-Nya sehingga kami telah menyelesaikan karya tulis mata pelajaran Geografi yang
membahas tentang studi lingkungan yang dilakukan di kawasan Lumpur Lapindo
Sidorjo, Kebun Raya Purwodadi, dan Coban Rondo malang Jatim.
Dalam
penyusunan karya tulis ini kami merasa tidak begitu kesulitan, namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan karya tulis ini berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan dari berbagai ihak, sehingga kendala – kendala yang
dihadapi dapat kami atasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
sebesar – besarnya kepada :
1. Bpk.
Drs. Ahmad Muhaimin M. Pdi sekalu kepala Madrasah Aliyah negeri Prambon
2. Ibu
Dra. Kunani, S.Pd, M.i sekalu guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan saran dalam proses penyusunan karya tulis ini.
3. Bpk.
Badrul Munir, M.Pdi selaku Wali Kelas yang selalu tulus memberikan semangan dan
dorongan dalam menyelesaikan karya tulis ini.
4. Seluruh
dewan guru pengajar dan staf karyawan di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri
Prambon
5. Seluruh
anggota kelompok yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kami
menyedari bahwa penyusunan karya tulis inimasih terdapat banyak lalai, batasan
dan kekurangan sebagai karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya
tulis ini.
Akhir
kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembuat dan penulis dan bagi
kita semuanya. Amiinn...
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Nganjuk.
April 2012
Penulis
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
PT Lapindo Brantas merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang pengeboran gas dan minyak. Pada bulan Februari 2006 PT
Lapindo brantas Inc melakukan pengeboran dengan kedalaman 12.000 Ft/4000 m
diwilayah Renokenongo, kec. Porong. Pada tanggal 29 mei 2006 masyarakat
dikejutkan oleh semburan Lumpur yang diikuti bau gas yang disebabkan karena
kecerobohan PT Lapindo Brantas yang sangat fatal. karena pengeboran ini
melanggar peraturan pengeboran Dunia. Oleh karena itu tempat ini kami jadikan
sebagai tempat penelitian pertama sebagai objek penelitian yang tepat. Karena
kami ingin mengetahui lebih luas tentang terjadinya Lumpur Lapindo Brantas.
Air terjun coban rondo merupakan objek wisata yang
dimiliki kabupaten Malang terletak kurang lebih 12 Km dari Kota batu. Tepatnya
di desa Panda Sari, Kecamatan Pujon. Kawasan ini mudah ditempuh karena jalan
masuk objek wisata tersebut sudah beraspal. Oleh karena itu tempat penelitian
selanjutnya kami pilih adalah Air terjun Coban Rondo tersebut. Air terjun Coban
Rondo memiliki ketinggian 84 M berada pada ketinggian 1135 M dari permukaan air
laut. Air yang mengalir berasal dari mata air Cemoro Dudo, Objek wisata ini
pertama kali didirikan pada tahun 1980 dan merupakan bagian dar wilayah
kesatuan pemangkuan hutan (KPH) perum perhutani Malang. Wana wisata coban rondo
ini juga sering dijadikan sebagai tempat Berkemah.
Selanjutnya objek penelitian kami adalah kebun Raya
Purwodadi, Kebun rayaPurwodadi ini merupakan lembaga pemerintah non departemen
di bawah naungan LPIH yang melakukan upaya pelestarian dan observasi lingkungan
hidup. Tempat ini didirikan oleh Dr. LGM Ba’as Becking pada tanggal 30 Januari
1914di desa Purwodadi, kecamatan Purwodadi. Sekarang ini koleksi yang dimiliki
Kebun raya purwodadi ini sebanyak 174 Familia Tumbuhan, 898 marga tumbuhan,
18700 spesies dan 11.472 pepohonan.
B. Rumusan
Masalah
1. Dimanakah
letak terjadinya Lumpur Lapindo?
2. Apa
saja penyebab terjadinya semburan lumpur lapindo?
3. Bagaimana
upaya penanggulangan lumpur lapindo?
4. Apa
saja dampak terjadinya semburan lumpur lapindo?
5. Bagaimanakah
sejarah terbentukya Kebun Raya Purwodadi?
6. Apa
saja tugas dan manfaat dibentuknya kebun raya Purwodadi?
7. Koleksi
pohon dan tumbuhan apa saja yanga ada di kebun raya Purwodadi?
8. Bagaimana
upaya yang dilakukan untuk melakukan pelestarian kebun raya Purwodadi?
9. Dimanakan
Letak air terjun Coban Rondo?
10. Bagaimanakah
asal – usul terjadinya Air terjun Coban Rondo?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui bagaimana letak terjadinya Lumpur lapindo
2. Untuk
mengetahui apa saja penyebab terjadinya semburan Lumpur Lapindo
3. Untuk
mengetahui upaya penanggulangan Lumpur Lapindo
4. Untuk
mengetahui dampak terjadinya semburan Lumpur Lapindo
5. Bagaimanakah
sejarah terbentuknya kebun raya Purwodadi.
6. Apa
saja tugas dan manfaat dibentuknya Kebun Raya Purwodadi.
7. Apa
saja koleksi pohon dan tumbuhan yang ada di Kebun Raya Purwodadi.
8. Bagaimana
upaya yang dilakukan untuk melakukan / melestarikan Kebun Raya Purwodadi.
9. Dimanakah
letak Air Terjun Coban Rondo?
10. Bagaimanakah
asal-usul terjadinya Air Terjun Coban Rondo?
D. Manfaat
Ø Bagi
siswa
1. Kami
dapat mengetahui tentang lumpur Lapindo, kebun Raya Purwodadi, Air terjun Coban
Rondo lebih luas
2. Dapat
menambah wawasan kita
3. Kami
dapat menambah keakraban dengan kelompok dengan diadakannya penelitian ini.
4. Kami
dapat membuat makalah sesuai dengan aturan yang lebih baik dari makalah yang
kita buat sebelumnya.
Ø Bagi
masyarakat
1. Masyarakat
bisa lebih mengetahui tentang Lumpur Lapindo, kebun raya Purwodadi, Air Terjun
Coban Rondo tanpa melihat langsung ke Lokasinya.
2. Dalam
menambah ilmu pengetahuan
3. Agar
masyarakat berminat untuk berkunjung ketempat tersebut.
Ø Bagi
sekolah
1. Bisa
menambah koleksi makalah di perpustakaan
2. Dengan
diadakannya study lapangan seperti ini pihak sekolah dapat sekaligus menjadikan
sebagai ajang promosi agar Man Prambon lebih dikenal oleh Masyarakat luas.
LOKASI TERJADINYA LUMPUR LAPINDO
Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau lebih dikenal sebagai bencana Lumpur
Lapindo, adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini
menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di
tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
Lokasi semburan lumpur ini berada di
Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota
Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.
Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150
meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas
milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Oleh
karena itu, hingga saat ini, semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan
aktivitas pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas di sumur tersebut. Pihak
Lapindo Brantas sendiri punya dua teori soal asal semburan. Pertama, semburan
lumpur berhubungan dengan kesalahan prosedur dalam kegiatan pengeboran. Kedua,
semburan lumpur kebetulan terjadi bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu
yang belum diketahui. Namun bahan tulisan lebih banyak yang condong kejadian
itu adalah akibat pemboran.
Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan
kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama
di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan
Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api
lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi,Indonesia
PERKIRAAN PENYEBAB KEJADIAN
Lokasi
semburan lumpur
Ada yang
mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat
lokasi itu.
Lapindo
Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan
menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak
itu diperoleh Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006,
setelah menang tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta.
Pada
awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8500 kaki (2590 meter)
untuk mencapai formasi Kujung (batu
gamping). Sumur
tersebut akan dipasang selubung
bor (casing ) yang ukurannya
bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation
loss (hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida
formasi tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.
Sesuai
dengan desain awalnya, Lapindo “sudah” memasang casing 30 inchi pada
kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki, casing (liner)
16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 kaki (Lapindo
Press Rilis ke wartawan, 15 Juni 2006). Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi
dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing
9-5/8 inchi yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara
formasi Kalibeng Bawah dengan Formasi Kujung (8500 kaki).
Diperkirakan
bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka
membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran mereka di zona Rembang
dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona
Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil, mereka merencanakan
memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi
Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-casing
lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure
(bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out)
tetapi dapat di atasi dengan pompa lumpurnya Lapindo (Medici).
Underground
Blowout (semburan liar bawah tanah)
Setelah
kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira
target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi
Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (bolong-bolong).
Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang
(masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss
sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat
dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos
ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit
sehingga dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan,
perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera
dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan
mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan
tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole
dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman
tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil & kemungkinan
banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke
permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui
lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi
akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami
tadi & berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai
tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.
Perlu
diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pemboran MIGAS di Indonesia
setiap tindakan harus seijin BP MIGAS, semua dokumen terutama tentang
pemasangan casing sudah disetujui oleh BP MIGAS.
Dalam AAPG
2008 International Conference & Exhibition dilaksanakan di Cape Town
International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29 Oktober 2008,
merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh American Association of
Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia,
menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung GEMPA YOGYA
sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan PEMBORAN sebagai
penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan KOMBINASI Gempa dan Pemboran
sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara) ahli menyatakan belum bisa
mengambil opini. Laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan tertanggal 29 Mei 2007
juga menemukan kesalahan-kesalahan teknis dalam proses pemboran.
UPAYA PENANGGULANGAN LUMPUR LAPINDO
Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi
luapan lumpur, diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area
genangan lumpur. Namun demikian, lumpur terus menyembur setiap harinya,
sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur
pada permukiman di dekat tanggul. Jika dalam tiga bulan bencana tidak
tertangani, adalah membuat waduk dengan beton pada lahan seluas 342 hektar,
dengan mengungsikan 12.000 warga. Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan,
untuk menampung lumpur sampai Desember 2006, mereka menyiapkan 150 hektare
waduk baru. Juga ada cadangan 342 hektare lagi yang sanggup memenuhi kebutuhan
hingga Juni 2007. Akhir Oktober, diperkirakan volume lumpur sudah mencapai 7
juta m3.Namun rencana itu batal tanpa sebab yang jelas.
Badan Meteorologi dan Geofisika meramal musim hujan
bakal datang dua bulanan lagi. Jika perkira-an itu tepat, waduk terancam
kelebihan daya tampung. Lumpur pun meluap ke segala arah, mengotori sekitarnya.
Institut Teknologi 10 Nopember
Surabaya (ITS) memperkirakan, musim hujan bisa membuat tanggul jebol,
waduk-waduk lumpur meluber, jalan tol terendam, dan lumpur diperkirakan mulai
melibas rel kereta. Ini adalah bahaya yang bakal terjadi dalam hitungan jangka
pendek.
Sudah ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk
memadamkan lumpur berikut menanggulangi dampaknya. Mereka bekerja secara paralel.
Tiap tim terdiri dari perwakilan Lapindo, pemerintah, dan sejumlah ahli dari
beberapa universitas terkemuka. Di antaranya, para pakar dari ITS, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Tim Satu, yang
menangani penanggulangan lumpur, berkutat dengan skenario pemadaman. Tujuan
jangka pendeknya adalah memadamkan lumpur dan mencari penyelesaian cepat untuk
jutaan kubik lumpur yang telah terhampar di atas tanah.
DAMPAK
Peta
Semburan
Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi
masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei
2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik
untuk mengganti tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun.
- Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulan Agustus 2006, luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur.
- Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
- Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
- Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja.
- Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)
- Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.
- Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan
- Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, Gene-ral Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat penanggulangan lumpur.
- Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air milik PDAM Surabaya patah [2].
- Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam [3].
- Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong.
- Tak kurang 600 hektar lahan terendam.
- Sebuah SUTET milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya Porong tak dapat difungsikan.
Penutupan
ruas jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya jalur transportasi
Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain di bagian timur
pulau Jawa. Ini berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama
di Jawa Timur.
KEBUN RAYA PURWODADI
Jalan Utama Kebun Raya Purwodadi
Kebun Raya Purwodadi adalah sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Purwodadi,
Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. Luasnya mencapai 85 hektar dan memiliki sekitar
10.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.
SEJARAH
Kebun raya Purwodadi didirikan pada
tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. Lourens Gerhard Marinus Baas Becking atas prakarsa Dr. Dirk
Fok van Slooten pada
tanggal 30 Januari 1941 sebagai pemekaran dari Stasiun Percobaan 's Lands
Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Kebun ini merupakan salah satu dari tiga cabang
Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang masing-masing memiliki tugas dan
fungsi spesifik. Kedua cabang lainnya adalah Kebun
Raya Cibodas dan Kebun
Raya Eka Karya Bali.
Pengelolaan seluruh Kebun Raya ini berada di bawah tanggung jawab Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Mula-mula kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman
perkebunan. Kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar
perkebunrayaan yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi.
Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang
menganut klasifikasi sistem Engler dan Pranti. Dalam perkembangannya diharapkan
Cabang Balai Kebun Raya Purwodadi akan menjadi pusat konservasi dan penelitihan
tumbuhan iklim kering di daerah tropis.
Kebun ini merupakan salah satu dari 3 cabang Kebun
Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi
spesifik. Kedua cabang lainnya adalab Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Eka
Karya Bali.
Cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor). Kebun Raya Indonesia merupakan Unit Pelaksana ( Kebun Raya Bogor ), Kebun Raya Indonesia merupakan Unit Pelaksana Teknis yang bernaung dibawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Ketua LIPI Bidang IPA. Yang pembinan sehari-hari dilakukan oleh Kepala Pusaat Penelitian dan Pengembangan ( Pulitbang Biologi ). Pengelolahan seluruh Kebun Raya ini berada dibawah tanggung jawab LIPI ( Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia )
Cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor). Kebun Raya Indonesia merupakan Unit Pelaksana ( Kebun Raya Bogor ), Kebun Raya Indonesia merupakan Unit Pelaksana Teknis yang bernaung dibawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Ketua LIPI Bidang IPA. Yang pembinan sehari-hari dilakukan oleh Kepala Pusaat Penelitian dan Pengembangan ( Pulitbang Biologi ). Pengelolahan seluruh Kebun Raya ini berada dibawah tanggung jawab LIPI ( Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia )
Lokasi Kebun Raya ini terletak di Desa Purwodadi,
Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan Lokasi ini terletak di tepi jalan besar
yang menghubungkan 3 kota, yaitu Malang, Surabaya, dan Pasuruan.
Jarak dari kota Malang adalah 24 km ke arah utara, dan dari kota Pasuruan 30 km ke arah barat daya dan dari kota Surabaya 65 km ke arah selatan.
Luas Kebun Raya Purwodadi sakitar 85 ha, pada ketinggian 300m dpl dengan topografi datar sampai bergelombang.
Curah hujan rata--rata per tahun 2366 mm dengan bulan basah antara bulan November dan Maret dengan suhu berkisar antara 22 - 32 C,
Jarak dari kota Malang adalah 24 km ke arah utara, dan dari kota Pasuruan 30 km ke arah barat daya dan dari kota Surabaya 65 km ke arah selatan.
Luas Kebun Raya Purwodadi sakitar 85 ha, pada ketinggian 300m dpl dengan topografi datar sampai bergelombang.
Curah hujan rata--rata per tahun 2366 mm dengan bulan basah antara bulan November dan Maret dengan suhu berkisar antara 22 - 32 C,
TUGAS DAN FUNGSI
Tugas utama adalah melakukan
inventarisasi, eksplorasi dun konservasi tumbuh-tumbuhan dataran rendah kering
yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan dan ekonomi.
Fungsi Kebun Raya Purwodadi :
1. Melakukan inventarisasi, eksplorasi dan konservasi tumbuh-tumbuhan yang
mernpunyai nilai ilmu pengetahuan dan ekonomi, langka dan endemik. Terutama untuk flora Indonesia dari dataran rendah kering.
2. Menyediakan fasilitas penelitian, pendidikan dan pemanduan, khususnya di bidang botani.
3. Menyediakan fasilitas rekreasi di alam terbuka.
Fungsi Kebun Raya Purwodadi :
1. Melakukan inventarisasi, eksplorasi dan konservasi tumbuh-tumbuhan yang
mernpunyai nilai ilmu pengetahuan dan ekonomi, langka dan endemik. Terutama untuk flora Indonesia dari dataran rendah kering.
2. Menyediakan fasilitas penelitian, pendidikan dan pemanduan, khususnya di bidang botani.
3. Menyediakan fasilitas rekreasi di alam terbuka.
4. melaksanakan inventarisasi, eksplorasi,
konservasi dan reintroduksi jenis tumbuhan dataran rendah kering khususnya
Kawasan Timur Indonesia yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan dan memiliki
potensi ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk kebun botani serta melakukan
pendataan, pendokumentasian, pelayanan jasa dan informasi, pemasyarakatan, ilmu
pengetahuan dibidang konservasi ex-situ, introduksi dan reintroduksi tumbuhan.
Koleksi Pohon dan Tumbuhan.
Pohon Janglot di musim kemarau
Pohon Janglot di musim Hujan
Polong-polongan
Digolongkan menjadi 3 suku yaitu Mimosaceae, Caesalpiniaceae, dan Papilionaceae. Ada 157 jenis dari 70 marga yang termasuk dalam
suku-suku tersebut. Berbagai jenis polong-polongan dimanfaatkan sebagai tanaman
hias seperti jenis-jenis dari marga Amherstia, Brownea, Cassia,
Senna, dan Saraca. Selain itu, beberapa jenis dimanfaatkan juga
kayunya untuk bangunan seperti sonokeling (Dalbergia latifolia) dan wangkal (Albizia
procera), tanaman penghijauan dan tepi jalan seperti Angsana (Pterocarpus indicus), Akasia (Acacia auriculiformis) dan Soga (Peltophorum pterocarpum). Ada pula yang dimanfaatkan sebagai
tanaman obat seperti Johar (Senna siamea), Kedawung (Parkia timoriana), Dadap srep (Erythrina
subumbrans), dan Dadap ayam (Erythrina orientalis).
Anggrek
Ditempatkan di rumah kaca yang kondisinya disesuaikan dengan habitat
alaminya. Ada sekitar 2.344 spesimen anggrek alam yang terdiri atas 319 jenis,
69 marga, dan 277 masih sp.. Sekitar 7 jenis merupakan anggrek endemik Jawa
Timur seperti Appendicula imbricata, Dendrobium arcuatum, Paphiopedilum
glaucophyllum (Anggrek Selop), dan lain-lain. Sedangkan yang terancam
keberadaannya di alam antara lain Ascocentrum miniatum, Phalaenopsis
amabilis (anggrek bulan), Coelogyne pandurata (anggrek hitam) asal Kalimantan dan lain-lainnya.
Palem
Palem termasuk dalam famili Arecaceae dan merupakan jenis-jenis tertua yang telah
dijumpai sejak zaman Cretaceus, kurang lebih 120 juta tahun yang lalu.
Arecaceae sangat menarik dari segi botani, keindahan bentuknya, keanekaragaman
jenis dan kegunaannya. Famili Arecaceae di dunia diperkirakan 200-300 genus dan
sekitar 2000-3000 jenis tersebar di daerah tropis dan sub tropis. Indonesia
merupakan pusat keanekaragaman palem dunia, dari jumlah palem yang terdapat di
dunia 46 genus di antaranya (576 jenis) terdapat di Indonesia dan 29 genus
merupakan palem endemik. (LBN-LIPI, 1978; Witono, 1998; Sharma, 2002; Chin,
2003).
Sebagai salah
satu lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, Kebun Raya Purwodadi mempunyai tugas
melaksanakan inventarisasi, eksplorasi, penanaman koleksi dan pemeliharaan
tumbuhan dataran rendah kering yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan
berpotensi untuk dikoleksi (dikonservasi). Kebun Raya Purwodadi seluas 845.148
m2 memiliki 174 famili, 904 marga dan 1.896 jenis dengan koleksi Arecaceae
sejumlah 60 marga 117 jenis dan 435 individu berdasarkan katalog 2006 (Suprapto
et al., 2006).
Bambu
Sekitar
30 jenis bambu telah dikoleksi Kebun Raya Purwodadi, 16 jenis berasal dari Jawa, 2 jenis dari Maluku, 2 jenis dari Sulawesi, dan 10 jenis dari beberapa negara Asia (Cina, Jepang, Thailand, India, dan Birma). Gigantochloa manggong (Bambu Manggong) merupakan bambu endemik Jawa
Timur , Gigantochloa apus (pring apus) sering dipergunakan untuk mebel,
kerajinan atau atap rumah, Dendrocalamus asper (pring petung) rebungnya
untuk dimakan, dan Schizostachyum silicatum (bambu wuluh) untuk
seruling.
Paku
Koleksi tumbuhan paku ditata di bawah pepohonan besar dan rindang,
karena kelompok tumbuhan ini menyukai tempat rindang dan lembap. Koleksinya
mencapai 60 jenis dari 36 marga dan 21 suku. Di antaranya paku
sarang burung (Asplenium
nidus), suplir (Adiantum spp.), hata (Lygodium circinnatum), dan paku tanduk rusa/simbar menjangan (Platycerium coronarium).
Ada beberapa koleksi tumbuhan paku bermanfaat lainnya, seperti paku sayur (Athyrium esculentum) yang dapat dimakan
tunasnya, Asplenium sp. dan Adiantum sp. sebagai tanaman hias, paku ekor kuda Equisetum debile sebagai bahan pengobatan, Cyathea contaminans sebagai bahan
media tumbuh anggrek, dan hata Lygodium circinnatum sebagai bahan
kerajinan.
Obat
Terletak di petak XIV G dan V A, ditata sedemikian rupa hingga berfungsi
sebagai taman yang menarik untuk dinikmati. Di antara koleksinya adalah Pace (Morinda
citrifolia), buahnya untuk obat batuk dan tekanan darah tinggi, daun ungu (Graptophyllum
pictum), daunnya untuk obat wasir, Widoro upas (Merremia mammosa), umbinya untuk obat kencing manis, Sembung (Blumea balsamifera) daunnya
untuk obat asma, sakit jantung, Wudani (Quisqualis
indica) daunnya untuk obat cacing dan lain-lainnya.
Upaya Pelestarian
Keanekaragaman Hayati di Indonesia-Tekanan berbagai kepentingan
pemanfaatan hayati di banyak kawasan, mengancam kekayaan margasatwa Indonesia.
Kepulauan Indonesia berupa alam sangat luas dan penting baik secara nasional,
maupun internasional. Indonesia mempunyai tanggung jawab dunia dan nasional
untuk memerhatikan secara sungguh-sungguh mengenai perlindungan. Kini lebih dari
350 daerah di Indonesia ditetapkan untuk konservasi, meliputi upaya pelestarian
ekosistem dan melindungi tanah dan air. Selain itu, Indonesia juga harus
memperhatikan hal-hal yang mengkhawatirkan, seperti: 1) bagian terkaya daerah
pelestarian telah hilang di daerah hutan penebangan; 2) petani mencari
keuntungan lebih untuk nafkah hidup; 3) pembangunan jalan melintasi batas hutan
dan menembus taman nasional; 4) pencarian dan penambangan mineral di banyak
taman nasional dan kawasan lindung, sehingga mengganggu hutan dan margasatwa,
juga pencemaran yang tinggi; 5) kelambanan penanganan pelestarian akan
mempercepat hilangnya hayat, hilangnya banyak daerah dan jenis khas yang tak
tergantikan
Banyak kegiatan yang dapat kita
lakukan untuk menjaga dan memelihara keanekaragaman hayati.
Contohnya, ikut berpartisipasi ketika ada kegiatan penghijauan di daerah dekat
rumahmu. Penghijauan dapat dilakukan dengan mudah, seperti menanam pohon di
ruang terbuka di sekitar rumah Anda atau di taman perumahan Anda. Dengan
menanam tanaman di tempat-tempat tersebut, Anda telah ikut melestarikan
jenis-jenis tanaman yang Anda tanam itu. Mungkin saja tanaman yang Anda tanam
tersebut mulai jarang ditemui di masa yang akan datang.
Pemerintah kita juga telah
mengeluarkan undang-undang tentang usaha perlindungan dan pengawetan alam atau
konservasi untuk sumber daya hayati yang jumlahnya semakin menyusut.
Perlindungan alam itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi perlindungan
alam umum dan perlindungan alam khusus. Perlindungan
alam umum berguna untuk menjaga alam sebagai satu kesatuan flora, fauna, dan
tanahnya. Perlindungan alam umum terbagi menjadi perlindungan alam ketat dan
perlindungan alam terbimbing.
Perlindungan alam ketat adalah
perlindungan alam yang tidak memperbolehkan campur tangan manusia dalam usaha
perlindungannya. Misalnya, di Taman Nasional Ujung Kulon. Sementara itu,
perlindungan alam terbimbing adalah perlindungan alam di bawah bimbingan para
ahli, misalnya di kebun raya dan taman nasional. Taman nasional memiliki area
yang lebih besar dibandingkan kebun raya. Di daerah ini tidak diperbolehkan
adanya bangunan rumah tinggal maupun industri.
Kebun raya maupun taman nasional
selain sebagai tempat pelestarian juga dimanfaatkan untuk penelitian,
pendidikan, atau tempat wisata. Contoh kebun raya adalah Kebun Raya Bogor.
Adapun contoh taman nasional (Gambar 4.13) antara lain Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango (+ 15.000 ha), Taman Nasional Kerinci Seblat (+
1,5 juta ha), dan Taman Nasional Meru Betiri (+ 50.000 ha).
Air terjun Coban Rondo adalah air terjun yang cantik di
lereng Gunung Panderman yang berjarak kurang lebih sekitar 32 km ke arah barat
dari kota Malang, sangat menarik untuk dilihat dan dikunjungi.dengan
melewati rute kota Malang-Pujon.sesampainya di pujon akan ada Gapura Selamat Datang
Di Kawasan Wisata Air Terjun Coban Rondo
Ketinggian air terjun Coban Rondo ini sekitar 60 meter. Pengunjung dapat menemukan dan menikmati panorama yang indah dan kesan damai di sekitar air terjun.
Fasilitas: ground camp, jogging track, memancing atau bermain dengan gajah dari Gajah 'Sekolah Waykambas Lampung - Sumatra.
air terjun ini terletak di desa Pandesari, Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur (sekitar 32 km ke Barat dari Kota Malang).
Ketinggian air terjun Coban Rondo ini sekitar 60 meter. Pengunjung dapat menemukan dan menikmati panorama yang indah dan kesan damai di sekitar air terjun.
Fasilitas: ground camp, jogging track, memancing atau bermain dengan gajah dari Gajah 'Sekolah Waykambas Lampung - Sumatra.
air terjun ini terletak di desa Pandesari, Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur (sekitar 32 km ke Barat dari Kota Malang).
LEGENDA COBAN RONDO
Kisah dibalik Air Terjun Coban Rondo, bermula dari sepasang pengantin
yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati
dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari
Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau
disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung
ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan asal dari suami. Namun orang tua Anjarwati
melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36
hari atau disebut selapan. Namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi
dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.
Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan
dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko
Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya.
Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak
terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang
menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi
Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjun.
Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan
mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam
bahasa jawa disebut Rondo. Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat
bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan COBAN RONDO. Konon batu besar di
bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.
PEMBAHASAN
1. Metode Penulisan
a. OBSERVASI
Pengamatan(Observasi) adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas,terhadap
suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudianmemahami
pengetahuan dari sebuahfenomena berdasarkanpengetahuandan gagasanyang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasiyang dibutuhkan untuk melanjutkan
suatu penelitian.
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang dilakukan.
Melalui observasi penganalisis dapat memperoleh pandanganpandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan, melihat langsung keterkaitan diantara para pembuat keputusan di dalam organisasi, memahami pengaruh latar belakang fisik terhadap para pembuat keputusan, menafsirkan pesan-pesan yang dikirim oleh pembuat
keputusan lewat tata letak kantor, serta memahami pengaruh para pembuat keputusan terhadap pembuat keputusan lainnya.
Melalui observasi penganalisis dapat memperoleh pandanganpandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan, melihat langsung keterkaitan diantara para pembuat keputusan di dalam organisasi, memahami pengaruh latar belakang fisik terhadap para pembuat keputusan, menafsirkan pesan-pesan yang dikirim oleh pembuat
keputusan lewat tata letak kantor, serta memahami pengaruh para pembuat keputusan terhadap pembuat keputusan lainnya.
Kesimpulan
,observasi adalah suatu kegiatan pengamatan langsung ketempat pengamatan lokasi
yang akan di amati supaya kita lebih mengetahui apa yang terjadi di tempat
tersebut sehingga kita lebih memahami tentang obyek yang kita buat untuk
penelitian
b. KEPUSTAKAAN
informasi yang kami dapatkan berasal
dari Internet, Melihat, VCD, kemudian
Informasi – informasi langsung dari kejadian serta melihat langsung
lokasi yang kami teliti.
Tinjauan Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya_Purwodadi
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/upaya-pelestarian-keanekaragaman-hayati-di-indonesia/
http://www.wisatanesia.com/20
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya_Purwodadi
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/upaya-pelestarian-keanekaragaman-hayati-di-indonesia/
http://www.wisatanesia.com/20
0 komentar:
Posting Komentar