Alfa Computer : Jl Raya Watudandang Prambon Nganjuk (1/3an SMPN 1 Prambon)

Jumat, 15 Juni 2012

ALI BIN ABI THALIB


ALI BIN ABI THALIB
A) Latar Belakang Kehidupan Ali Bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib adalah anak dari paman Nabi saw, Abu Thalib. Sebagaimana Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib berasal dari  Bani Hasyim salah satu kabilah dari suku Quraisy. Sejak kecil Ali Bin Abi Thalib berada di bawah pengasuhan langsung Rasulullah saw, sehingga sejak kecil pula ia tidak pernah bersujud pada patung-patung berhala dan berrnain-main seperti anak yang lainnya. Ia belajar berakhlaq mulia dan jauh dari kernusyrikan berguru pada anak pamannya langsung, Rasulullah saw.

Sesaat setelah Muhammad saw menerima wahyu pertama dan diangkat menjadi Rasul, Ali ditawari oleh Rasulullah saw untuk masuk Islam. Saat itu usianya baru enam tahun. Ali 1angsung menerima tawaran itu, meski demikian Rasulullah memerintahkan Ali untuk meminta ijin kepada ayahnya terlebih dahulu. Akan tetapi, Ali justru menjawab, "Apakah Allah telah meminta ijin terlebih dahulu  kepada ayahku saat Dia akan menciptakan aku?" Sejak saat itu Ali mengikuti setiap gerakan dan langkah yang dilakukan oleh Rasulullah saw seperti layaknya seekor unta kecil yang selalu mengikuti induknya dan tidak mau berpisah sedikit pun.

B) Masa Kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib
Pada akhir masa kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan, terjadi fitnah besar di kalangan kaum muslimin di beberapa daerah, terutama di Basrah, Mesir, dan Kufah. Fitnah-fitnah tersebut sengaja disebarkan oleh kaum munafik yang dipimpin Abdullah bin Saba'. Fitnah tersebut berhasil menghasut beberapa pihak untuk memberontak dan menuntut mundurnya Khalifah Usman bin Affan.

Dalam masa kritis tersebut, beliau tetap tidak mau menggunakan pengawalan khusus yang ditawarkan para sahabatnya. Suatu ketika, para pernberontak berhasil menyerbu rumah Khalifah Utsman bin Affan dan membunuhnya, Saat kejadian itu, Khalifah Utsrnan bin Affan sedang menjalani puasa sunah dan membaca Al Qur'an. Malam hari sebelum terbunuh, beliau bernumpi bertemu dengan Rasulullah saw.     Dalam rnimpinya, Rasulullah saw meminta beliau untuk berpuasa dan besoknya akan berbuka dengan Rasulullah saw. Mimpi itu akhirnya menjadi kenyataan.

Sepeninggal Khalifah Utsman bin Affan dan dalarn kondisi yang masih kacau, kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib untuk menjadi khalifah. Akan tetapi, ada beberapa tokoh yang menolak usulan tersebut, diantaranya Mu'awiyyah bin Abu Sofyan. Mereka yang menolak Ali bin Abi Thalib pada urnumnya adalah gubernur atau pejabat yang berasal dari keluarga besar Khalifah Utsman bin Affan. Mereka menuntut pembunuh Khalifah Utsman bin Affan ditangkap terlebih dahulu. Setelah itu, barulah masalah pergantian pemimpin dibicarakan. Sebaliknya pihak Ali bin Abi Thalib berpendapat bahwa masalah kepemimpinan sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu. Setelah itu, barulah pembunuh Khalifah Utsman bin Affan dicari bersama- sama. Perbedaan pendapat tersebut menjadi awal pecahnya persatuan kaum muslim saat itu. Akhirnya, Ali bin Abi Thalib tetap diangkat sebagai khalifah meskipun ada beberapa kalangan yang tidak bersedia mengakuinya.

C) Usaha-Usaha Yang Dilakukan Khalifah Ali Bin Abi Thalib

-          Mengganti Pejabat Yang Kurang Cakap
Khalifah Ali bin Abi Thalib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, beliau kemudian mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja. Akan tetapi pejabat. pejabat tersebut ternyata banyak yang berasal dan keluarga Khalifah Utsman bin Affan yang berasal dari bani Umayyah. Akibatnya, makin banyak kalangan dari bani Umayyah yang tidak menyukai Khalifah Ali bin Abi Thalib.

-          Membenahi Keuangan Negara (Baitul Mal)        
Setelah mengganti para pejabat yang kurang cakap, Khalifah Ali bin Abi Thalib kemudian menyita harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara tidak bena. Harta tersebut kemudian di simpan di Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.


-          Memajukan Bidang Ilmu Bahasa
Pada saat Khalifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan, wilayah Islam sudah mencapai India. Pada saat itu, penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, dammah dan syaddah. Hal itu menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks Al Qur'an dan hadits di daerah-daerah yang jauh dari Jazirah Arab, hal ini sangat wajar mengingat bahasa ibu mereka bukanlah bahasa Arab.

Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan A1 Qur'an dan hadits, Khalifah Ali bin AbiThalib memerintahkan Abu Aswad ad-Dzuali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajari tata bahasa Arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan dapat'membantu orang-orang non-Arab dalam mempelajari sumber utama ajaran Islam, yaitu Al Qur'an dan hadits.

-          Bidang Pembangunan
Salah satu pembangunan yang mendapat perhatian khusus dari Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah pembangunan Kota Kufah. Pada awalnya, Kota Kufah disiapkan sebagai pusat pertahanan oleh Mu'awiyah bin Abu Sofyan. Akan tetapi kota Kufah kemudian berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu, dan ilmu pengetahuan lainnya. Pada waktu itu, perselisihan antara pendukung Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Mu'awiyah bin Abu Sofyan makin membesar. Perselisihan itulah yang menjadi awal berakhirnya pemerintahan Islam di bawah Khulafaur Rasidin. Meskipun memiliki kelemahan-kelemahan, para ahli sejarah menyatakan bahwa pemerintahan Islam pada masa Khulafaur Rasidin merupakan masa pemerintahan Islam yang paling mendekati masa pemerintahan Rasulullah saw.

D) Berakhirnya Masa Kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib

Dalam situasi yang buruk, Ali memegang tampuk kekhalifahan dan menjadi khalifah ke ernpat dalam khulafaur rasyidin. Pada mulanya Ali menolak untuk menerima jabatan itu hingga akhirnya orang-orang pun memaksanya untuk menerima jabatan itu. Setelah diangkat sebagai khalifah, tidak beberapa lama kemudian teriadi pecah peperangan antara pengikut Ali bin Abi Thalib dan pengikut Mu'awiyah bin Abu Sofyan.

Dalam peperangan itu terjadi dua kali peperangan besar, yaitu perang Jamal'dan perang Siffin. Setelah terjadi perjanjian damai antara kedua belah pihak, muncul kelompok yang merasa tidak puas dengan perjanjian darnai tersebut, yaitu kelompok Khawarij. Mereka berpendapat bahwa, baik Ali bin Abi Thalib maupun Mu'awiyah bin Abu Sofyan telah keluar dari jalur Islam sehingga keduanya tidak lagi pantas menduduki jabatan. Bahkan mereka berencana untuk membunuh Ali bin Abi Thalib.

Sehingga pada suatu hari, saat khalifah Ali bin Abi Thalib berangkat salat subuh menuju masjid beliau, ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam. Seorang dari kelompok Khawarij. Khalifah Aii bin Abi Thalib meninggal setelah menjabat sebagai khalifah selama hampir tiga tahun.

GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN

Ibrah atau pelajaran yang dapat diarnbil dari kepernirnpinan Khulafaur Rasidin, adalah meneladani prestasi-prestasi yang dicapai. Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq merupakan salah satu sosok pemimpin yang tegas dan teguh memegang kebenaran. Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq segera memberantas suatu gerakan yang dinilai menyalahi Islam, tanpa memberi kesempatan gerakan tersebut berkembang.

Khalifah Umar bin Khattab merupakan salah satu pernimpin yang meletakkan dasar-dasar demokrasi dalam Islam. Beliau benar-benar memerhatikan dan mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam pemerintahan beliau memilih pejabat yang benar-benar dapat dipercaya. Khalifah Urnar bin Khattab juga selalu membuka diri untuk menerima suara langsung dari rakyatnya.

Khalifah Utsman bin Affan merupakan salah satu pernirnpin yang lemah lembut dan sangat- memerhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka mengadakan pendekatan persuasif jika terjadi gejolak.

Adapun Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas, dan keras dalam membela kebenaran. Dalam kondisi tertentu, Khalifah Ali bin Abi Thalib lebih mengutamakan kebenaran yang diyakininya daripada persatuan. Khalifah Ali bin Abi Thalib juga sangat menjunjung tinggi keputusan yang sudah menjadi kesepakatan mayoritas.

IBRAH GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASIDIN

Khulafaur  Rasyidin yang terdiri atas empat sahabat Nabi Muhammad saw. mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq mempunyai karakter lembut dan tegas. Dalam Suasana negara yang kepemimpin yang berkarakter seperti Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq sangat diperlukan. Dengan kelembutannya, KhalifahAbu Bakar ash Siddiq dapat menginsafkan orang-orang yang terbujuk berbuat makar. Sementara itu, orang-orang yang bersikap merongrong dihadapi secara tegas oleh Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq.

Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, situasi negara lebih aman. Dalam kondisi itu, perlu pemimpin yang mempunyai karakter seperti Umar bin Khattab, yaitu cerdas, tegas, dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasan Umar bin Khattab sangat diperlukan untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang Islami.

Situasi negara pada masa Khalifah Utsman bin Af'fan benar-benar sudah arnan. Kemakmuran sudah tercapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi seperti itu karakter pemimpin yang saleh, penyantukan dan sabar sangat diperlukan. Dengan karakter seperti Khalifah Utsman bin Affan tersebut, kemakmuran rakyat dapat tercapai, baik jasmani maupun rohani.

Pada masa peralihan kekuasaan dari Khalifah Utsman bin Affan kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib, kekacauan kembali terjadi. Dalam kondisi negara itu, karakter pemimpin yang tegas dan mengutamakan kebenaran sangat diperlukan. Khalifah Ali bin Abi Thalib mempunyai karakter yang tepat. Ketegasan Khalifah Ali bin AbiThalib dalam membela kebenaran mirip dengan Khalifah Umar bin Khattab.
DAFTAR ISI

Sampul .............................................................................................................  
Kata Pengantar ................................................................................................  
Daftar Isi .........................................................................................................  
Bab I Pembahasan
-          Latar Belakang ..............................................................................  
-          Tujuan ............................................................................................  
Bab II Isi
-          Abu Bakar Ash Shiddiq ................................................................  
-          Umar Bin Khattab .........................................................................  
-          Utsman Bin Affan .........................................................................  
-          Ali Bin Abi Thalib .........................................................................  
Bab III Penutup
-          Kesimpulan ....................................................................................  
-          Saran ..............................................................................................
Daftar Pustaka .................................................................................................  

0 komentar:

Silahkan Beri Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com